VIII

7.2K 633 126
                                    

Paginya di ruang tamu (seusai sarapan)

"Nanti malam kalian pilih tema dekorasinya" Ibu James memulai pembicaraan.

"Nanti mom?"

"Iya, jam tujuh"

"Oke siap"

. . .

Di kamar Javin...

"JAMEEESSS!!!" teriak Davin dari dalam kamar mandi

"Apaaa?!" James berlari

Davin membuka sedikit pintunya dalam keadaan telanjang. "Ambilkan handuk"

James menggoda Davin. "Ambil saja sendiri~"

"Ayolah, celanaku basah. Aku berendam tadi"

"Tidak usah pakai celana~" James terkekeh.

"Jameesssss"

"Apa??"

"Ambilkan handuk!"

"Tidak mau~"

"Yasudah sana berbalik badan! Aku akan mengambilnya sendiri" Davin mengamuk. "Oh ya, tutup matamu juga"

"Kenapa? Kan aku ingin melihat calon istriku"

Davin tidak ada pilihan lain. Ia menggunakan kaos basahnya untuk menutupi bagian bawahnya.

"AH!" Davin terpeleset. Untungnya James bertindak cepat

James sedikit terlambat. Ia ikut terjatuh bersama Davin. Davin jatuh di atas tubuhnya, sehingga bayi di dalam Davin sedikit terlindungi.

Karena terdengar suara gaduh, seseorang yang mendengarnya dari luar langsung mengecek keadaan.

'brak'
David membuka pintu dengan paksa.

"Ada ap-" David terdiam. Ia terkejut melihat Davin yang telanjang di atas James.

"H-hyung" Davin meraih kaosnya kembali untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.

David memberikan Davin sebuah handuk. "Tutup dengan ini"

"T-terimakasih hyung". Davin tersadar, ia menoleh mengecek keadaan James.

James pingsan.

"JAMES!!" Teriak Davin sembari meletakkan kepala James di pahanya. "H-hyung tolong panggilkan orang orang"

David mengangguk. "MAA, PAA"

Davin terus berusaha membangunkan James. "James kumohon bangunlah"

"..."

"ADA APA?!" Ibu James berteriak, semua orang mengikutinya dari belakang.

"K-kita jatuh" Davin terisak.

Ayah Davin sudah menelepon dokter, ia masih di lantai satu.

Kakak James dan Devan membantu memindahkan James ke atas kasur

"David! Itu bantu!" Seru ibunya.

"I-iya ma"

. . .

Saat dokter memeriksa James, Davin memilih menangis di sofa.

"Tidak apa apa, jangan menangis" David duduk di sebelah Davin

"I-ini salahku"

David memeluk tubuh Davin. "Bukan salahmu, itu sebuah kecelakaan"

Davin tidak membalas pelukan David, tetapi tenaganya tidak cukup untuk menghindar dari pelukan kakaknya itu. Ia diam dan menangis di dada David.

GUY ON GAY (SxS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang