Home Sweet Home, 20 September.
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Suara ayam jantan berkokok terdengar cukup keras. Udara dingin masuk melalui pintu dan jendela membuat Nathalia merasa sejuk. Kini ia tengah berada di dapur menyiapkan sarapan special untuk kedua orang tuanya yang hendak pergi ke luar kota. Tak lupa juga menyiapkan bekal untuk makan siang Razka selama perjalanan. Karena pagi-pagi sekali Razka sudah sampai di depan rumahnya dan merengek minta dibuatkan bekal.
"Bekal buat gue udah jadi?" tanya Razka mengambil buah apel di meja dapur.
"Sabar. Gue juga lagi bikin sarapan." jawab Nathalia menekankan kata sabar.
"Mau gue bantu gak?" tanya Razka menawarkan diri. Ia mendekati Nathalia yang sibuk memasak.
"Ya udah bantuin gue. Potongin tuh wortelnya." ucap Nathalia menunjuk wortel dengan dagunya.
"Siap bosku!"
Sekitar 15 menit berlalu dan semuanya sudah siap. Nathalia memanggil kedua orang tuanya untuk sarapan. Bagaskara dan Alexandra terkejut melihat Razka yang sudah duduk manis menunggu kedatangan mereka.
"Loh? Razka kapan datengnya nak?" tanya Alexandra.
"Barusan bun. Pengen makan masakannya Natha." jawab Razka dengan senyuman terlebarnya.
"Perasaan juga tiap hari gue masak. Kek gak pernah ngerasain masakan gue aja." ucap Nathalia ketus.
"Yee kan gue juga mau ke luar kota kayak orang tua lo." ucap Razka.
"Lo kan kalo lagi begini pasti masakannya lebih enak dari biasanya, ya gak Bun? Yah?" lanjutnya yang dibalas tawa dari Bagaskara dan Alexandra.
"Sudah sudah, ayo makan." ucap Bagaskara tersenyum melihat tingkah laku Nathalia dan Razka.
Karena sudah lama bersama sudah tidak asing lagi di dengar jika Razka memanggil orang tua Nathalia dengan sebutan yang sama. Nathalia pun juga memanggil orang tua Razka dengan sebutan Bunda dan Ayah.
Selesai makan, Nathalia mengantarkan kedua orang tuanya sekaligus Razka ke bandara menggunakan mobil milik Razka. Karena rumah Razka sering tidak ada orang dan pemiliknya akan ke luar kota, mobilnya ia titipkan di rumah Nathalia.
"Jaga diri ya sayang." ucap Alexandra mengecup kening Nathalia.
"Bunda dan Ayah juga." ujar Nathalia lalu memeluk kedua orang tuanya.
Nathalia melambaikan tangan kepada kedua orang tuanya yang akan pergi luar kota selama sebulan. Saat kedua punggung orang tuanya sudah tak terlihat lagi, Nathalia mengantarkan Razka ke gerbang masuk penerbangannya. Nathalia hanya diam karena ia masih memiliki sedikit rasa marah kepada Razka.
"Gue gak dipeluk juga nih?" tanya Razka tersenyum. Tangannya sudah direntangkan lebar lebar.
"Gak, lo bau."
Razka mencium bau badannya lalu menatapnya datar, "Ya udah pulang sana. Gue pamit." ucapnya pergi meninggalkan Nathalia.
Razka tahu jika Nathalia masih marah dengannya walaupun tidak separah kemarin. Namun ia juga tahu jika temannya sejak kecil itu tidak pernah bisa benar-benar marah. Nathalia berlari menyusul Razka dan memeluknya erat dari belakang. Razka tersenyum lalu membalikkan badannya dan membalas pelukannya.
"Lo jahat!" ucap Nathalia semakin erat memeluk Razka.
"Gue gak lama-lama disana. Ntar juga lo nyusul."
"Ha? Apa?" ucap Nathalia bingung.
Razka merenggangkan pelukannya, "Gapapa bagus deh kalo gak denger. Baik-baik ya lo disini. Jangan bikin masalah pas gue gak ada." ucapnya mencubit kedua pipi Nathalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEET UP [HIATUS]
Teen FictionApa makna keluarga bagimu? -------------------------- Semakin hari segala permainan itu membuat mereka semakin dekat. Keluarga yang terpecah belah kini menjadi utuh kembali. Namun ada hal aneh yang mengusik hati. Satu persatu orang mulai menghilang...