00

553 73 7
                                    

"Bun, itu bukanya anak mas Wooseok depan rumah ya?"

"Iya Sel! Aduh itu kamu tangkep keburu diculik orang!"

Bunda mukul-mukul punggung gue, nyuruh gue nangkep anaknya tetangga gue depan rumah. Dia jalan sendiri keluar arah keluar perumahan. Anak kecil baru bisa jalan loh itu, orangtuanya kemana?

Anaknya nangis kejer di jalan, langsung gue gendong gue bawa ke depan rumah. Di puk-puk sama gue sama bunda.

"Nggak mikir kalik ya orangtuanya punya anak kecil gini. Kalo ini anak kamu Sel, udah bunda usir kamu nggak boleh nyentuh cucu bunda," kata bunda berapi-api.

"Untung juga bukan anak Sela," bales gue sambil nyengir, dan ditabok bunda lagi.

"Cup cup sayang, anak ganteng anak baik udah ya nangisnya?" Kata gue sambil gue ayun-ayun.

"Leo! Leo kamu dimana sayang? Leo!"

Nggak lama suara manggil-manggil itu berubah jadi,

"Leo! Anak papa kenapa bisa sampe sini?"

Iya bener itu mas Wooseok, lari ke arah rumah gue.

"Aduh buk, mbak, makasih ya. Kalau nggak ada kalian nggak tau lagi Leo gimana," kata Mas Wooseok sambil ngambil alih anaknya dari gendongan gue. Bilang gitu sambil nunduk.

Oh jadi nama anaknya Leo? Lah gue mana ngerti.

"Iya nggakpapa, lain kali kamu hati-hati ya?" Kata bunda sambil senyum-senyum.

"Bun!" Bisik gue ke bunda. Tadi bilangnya mau dimarahin, udah ketemu orangnya malah beda gini.

"Iya buk, sekali lagi terimakasih ya?"

"Santai aja nak Wooseok, panggil bunda aja nggakpapa. Anaknya umur berapa?"

"Ah iya bunda, jalan sebelas bulan bun baru bisa jalan." Mas Wooseok senyum gaenak.

"Kok bisa sampai keluar memang ibunya kemana? Untung tadi ketemu anak saya."

Gue melotot ke bunda. Udah kek yaampun bunda kepo banget.

"Itu...kami sudah cerai, Leo saya yang urus."

"Loh? Yaampun kasian itu anak kamu. Ya sabar ya nak?"

"Bunda!"

Mas Wooseok senyum canggung.

"Aduh maaf ya mas bunda emang suka gitu. Mas Wooseok kalau mau pulang silahkan," kata gue.

Terus doi kayak ngeluarin sesuatu dari kantongnya.

"Ini bun, buat tanda terimakasih saya buat bunda." Mas Wooseok ngasih beberapa lembar uang ratusan.

"Nggak usah, kamu kayak ke siapa aja. Udah nggakpapa. Lain kali kalau kamu sibuk, Leo dititipkan ke bunda aja gapapa ada Sela juga kok."

"Iya bun makasih tapi nggak usah. Insyaallah saya bisa sendiri. Kalau gitu saya pamit ya bun, mbak?"

"Iya mari!"

Terus Mas Wooseok beneran pulang sama anaknya.

"Bunda nih apa-apaan sih? Nanya-nanya gitu segala? Mas Wooseoknya tuh kaya gaenak ditanyain bunda terus!"

"Kan bener, kamu mangkanya sering-sering keluar biar nggak jadi omongan tetangga. Lagian anak belum setahun udah cerai aja. Mana nggakpernah keluar nyapa lagi."

Bunda, biang gosip ibu-ibu komplek.

🐗🐗🐗

"Sela! Bangun kamu!"

Single Dad | Kim WooseokTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang