Saat ayah dan ibu Lily pergi, Lily pun memulai pembicaraan.
“Aira kalau Lily udah nggak ada, gimana perasaan Aira?” Tanya Lily dengan suara serak.
“Lily kamu gak boleh ngomong macem-macem. Sudahlah jangan membicarakan hal ini dulu.” Jawab Aira
“Aira, aku hanya meminta jawabanmu. Kalau aku nggak ada nanti, kamu harus janji untuk terus menggapai cita-citamu. Jangan terus bersedih kalau aku nggak ada nanti.” Ujar Lily serius
“Baiklah Lily. Pembicaraanmu sedikit melantur. Kalau kamu gak ada nanti pasti aku akan sedih, aku juga merasa turut bersalah karena aku tidak mengetahui atau mencari tahu tentang penyakitmu dari dulu. Aku merasa bahwa aku bukan sahabat yang baik untukmu. Dan pasti, aku tidak akan melanggar janjiku, aku akan terus mencapai cita-citaku.” Jawab Aira.
Mereka meneruskan bercakap tentang hal lain. Sampai akhirnya Lily tertidur. Aira memutuskan untuk tidur juga.Lily terbangun dari tidurnya, dari tadi ia merasa bahwa waktunya tidak lama lagi. Ia pun menulis surat singkat untuk sahabatnya dan ayah ibunya.
‘Ayah, Ibu, Aira. Maaf selama ini Lily merepotkan kalian. Rasanya bahagia bisa bersama kalian. Aku pergi dulu ya. Semoga kita bertemu di surga nanti. Aku mencintai kalian.’
LilySaat Aira terbangun monitor berbunyi nyaring. Tanda Lily telah tiada. Aira berteriak memanggil dokter serta menelepon ayah dan ibu Lily. Aira menangis. Lily sudah tidak dapat ditolong lagi. Sahabat baiknya selama ini telah pergi untuk selamanya. ‘Semoga Lily bahagia di atas sana.’ Batin Aira.
Sadar dari lamunannya Aira beranjak pergi untuk meminjam buku mekanika tersebut. Ia harus membuat skripsi untuk S1 nya. Ia harus menggapai cita-citanya. Aira berjalan menjauhi perpustakaan dan ia berusaha untuk memeluk masa lalunya. Bukan bersedih terus karenanya. Aira berjalan menuju suatu kompleks pemakaman. Tiba-tiba saja ia ingin mengunjungi makam Lily. “Lily, semoga kamu bahagia di surga sana. Aku selalu mendoakanmu di sini. Hari ini aku ingat kisah kita dulu. Tapi aku tidak ingin terus-terusan bersedih. Aku akan menepati janjiku Lily.” Aira bangkit lalu berjalan meninggalkan makam Lily seraya tersenyum. ‘Aku janji Lily, aku janji’ Batin Aira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Lama
Historia CortaSeorang gadis dengan longdress cokelat tuanya berdiri menghadap barisan rak buku perpustakaan bertema IPTEK. Tangannya lincah mencari buku tentang mekanika, dari satu rak ke rak lainnya. Tanpa disadari tangannya menyenggol sebuah buku yang terselip...