Chp 18: Pagi belum sempurna tetapi kita akan saling menjaga.

9.7K 557 124
                                    

Hai, here we are...

WARNING!

Beberapa part mengandung konten dewasa yang eksplisit jika itu "not your kind of thing"  tanda X (close) ada di pojok kanan. Silahkan. 



***

Gabe Adalard Rury, sosok mungil itu hadir untuk menggerus beberapa keegoisan. Meski tidak sempurna tapi kehadirannya menyembuhkan beberapa luka lama. Malam ini, bayi mungil itu bersikeras untuk tidak memejamkan mata meski malam telah larut. Ru masih mengoceh dengan bahasanya, menendang-nendang kakinya ke udara, lalu sesekali terhenti saat Nu menepuk pelan perutnya. Bayi itu mengikuti jejak ayahnya −Bru− yang sedikit keras kepala.

"Belum tidur juga?" Bru menengok dari balik punggung Nu. Melihat pasangannya terkantuk-katuk tapi masih dengan setia menemani bayi kecil mereka. Bru berinisiatif bangkit dari samping Nu dan merebahkan diri di sisi Ru. Bru memberi kode agar Nu tidur lebih dahulu, ia akan mengambil alih untuk menemani Ru malam ini.

Rury masih semangat, terlebih saat ayahnya mengelus pelan perutnya, kaki bayi mungil itu semakin aktif, Rury menyambut bahagia pertukaran dinas malam kedua orang tuanya.

Bru gemas dengan tingkah bayi mereka, "kau curang, Ru," ucap Bru seraya mencubit kecil hidung Rury. "Kau tidak mengijinkan ayah tidur, kan." Bayi itu tersenyum, seolah mengiyakan tuduhan Bru.

Kemudian Bru menghujani Rury dengan ciuman, "ini hukuman untuk anak ayah yang nakal." Rury kecil meronta kegirangan. Bayi itu mungkin belum tahu apa-apa, tapi takdir telah mengikat ketiganya.

Bru terlena pada sumber kebahagiaan yang dimilikinya. Rury mengalihkan perasaan bersalah yang kerap menghampiri Bru. Rasa bersalah atas keputusan yang ia ambil 3 bulan yang lalu. Rasa bersalah atas keberpihakannya pada pengkhianatan semesta terhadap Simon Karo, kakaknya.



***

Nu terperangah menyaksikan pemandangan pagi kali ini. Bukan hal baru jika pagi mereka selalu mengalami kekacauan, tapi kali ini Bru dengan rambut acak-acakannya, sedang memandikan si kecil Rury yang terus meronta. Sepertinya si mungil Rury akan memiliki dendam yang panjang dengan air dipagi hari.

"Kenapa tidak membangunkan ku, Bru?"

Bru tak acuh, bukan karena tidak menghargai kekasihnya tapi karena kelimpungan meredakan keanarkisan Rury. Si kecil itu, membuat baju Bru basah kuyup. Nu akhirnya turun tangan, mengambil alih kekacauan pagi dua orang pria yang dicintainya.

"Kalau begini kau pasti terlambat dinas."

Bru merengut, ia juga ingin mengambil bagian dalam rutinitas pagi mereka. "Aku bisa melakukannya, Nu." Protes Bru, dokter itu jadi begitu mudah merajuk sekarang. Sungguh, ini perubahan yang aneh.

Nu tak menanggapi aksi kekasihnya, ia sibuk memandikan Rury. Bayi kecil mereka itu berhasil mengalihkan dunia kedua orang tuanya. Si kecil Rury telah menjadi medan magnet baru untuk pasangan kekasih itu. Dan pagi mereka, telah berubah begitu saja.




***

"Jadi, apa masalahnya kali ini, hah?" Ahmad ingin protes karena Bru mengambil ketenangan liburnya dengan curhatan panjang lebar yang tak tahu juntrungan itu. Ahmad bahkan berkali-kali mengoreksi, bahwa layanan konseling pribadi ini tidak masuk dalam anggaran timnya. Ah, intinya Ahmad muak dengan drama alay keluarga kecil Bru.

POSITIF - NEGATIF [MPreg]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang