Epilog

3.9K 367 30
                                    

Mata emas itu terbuka perlahan, menyapu pandangannya kesegala arah. Menyadari dia sudah kembali ke kamarnya di kapal yang dia naiki sebelumnya. Helaan nafas terdengar keras di ruangan yang sunyi dan Baam menyandarkan dirinya sendiri ke dinding di belakangnya.

Pada akhirnya walau dia entah bagaimana secara kebetulan menemukan celah untuk memasuki kereta di neraka saat menaiki kapal ini, dan yang terbaik dia malah datang ke masa lalu dimana dia bisa mengubah apa yang mungkin terjadi di masa depan. Baam tidak mengubah apa-apa bahkan walau dia mendapat kesempatan.

Peringatan HwaRyuun di kereta terlalu jelas untuk diabaikan dan Baam memang merasa berat. Jadi dia hanya bisa memberi sedikit perubahan pada dirinya sendiri di masa lalu. Membuat dirinya di masa lalu menjadi lebih dekat dengan Khun.

Baam sendiri tidak pernah mengharapkan Endorsi bisa mengubah masa depan. Karena dia tahu bahwa gadis itu tidak akan pernah bisa menghentikan apa yang terjadi pada Khun. Bagaimanapun apa yang menimpa Khun dulu Endorsi juga ada disana. Jadi Baam sama sekali tidak berharap terlalu banyak bahwa Endorsi bisa mengubahnya.

Tidak, karena dia tahu Endorsi tidak bisa mengubahnya lah Baam berani memberikan petunjuk pada Putri Zahard itu.

Piip piip

Pocket kelas A miliknya menampakkan diri, memperlihat nama orang yang memanggilnya. "Tuan Shibisu, bagaimana kabar mu?"

"Baam! Berita besar!" suara teriakan Shibisu terdengar antusias yang Baam tidak terlalu pedulikan. Observer yang hobi memakai pakaian jersey itu memang selalu bersemangat saat menelpon Baam, dia selalu mencoba ceria dalam setiap panggilan mereka. Mengalihkan perhatian Baam dari apa yang menimpa Khun yang saat ini dibawa oleh Shibisu dan Tim nya.

"Kau terdengar antusias sekali, Tuan Shibisu."

"Tentu saja, ini sangat penting dan aku harus memberitahukannya padamu sekarang." ujar Shibisu.

Baam menuju konter, menyiapkan kopi untuk dirinya sendiri. Menunggu Shibisu mengatakan berita besar yang dimaksud.

"Khun bangun! Kau dengar? Khun Aguero Agnes udah bangun!!" seru Shibisu keras dan bersemangat sementara Baam menjatuhkan cangkirnya ke lantai.

"Khun bangun?!" Baam mencoba memastikan bahwa telinganya tidak salah karena efek perjalanan waktu. "Ya Baam, Khun sudah bangun. Dia berhasil kami bangunkan sejak beberapa jam yang lalu, aku baru sekarang mendapat waktu untuk menghubungimu." Ujar Shibisu terlalu bersemangat sehingga dia tidak memperhatikan suara cangkir yang jatuh dari sisi Baam.

"Lalu, kenapa tidak Khun sendiri saja yang menghubungi ku langsung? Apa masih ada yang salah?"

"Tidak apa Baam, suhu tubuhnya hanya sedikit lebih dingin dari biasanya tapi selain dari itu dia masih tampak baik." Ujar Shibisu menjelaskan, di latar belakang Baam bisa mendengar suara teriakan Rak dan samar-samar suara Khun yang tengah berdebat. "Aku sudah menyarankan dia untuk memanggilmu, tapi saat dia tahu kau sedang dalam misi dia enggan. Dia tidak ingin menganggu misi pentingmu setelah membuatmu repot selama tahun-tahun ini katanya."

Baam hanya berguman sebagai jawaban. Dia tidak senang dengan alasan itu bahkan walau dia tahu kalau Khun mencoba untuk menjadi pengertian tapi tetap saja, bagaimana mungkin si Biru itu tidak mengambil inisiatif untuk memanggilnya.

Seperti tahu apa yang dipikirkan oleh Baam, Shibisu berkata dengan sedikit senyum di suaranya. "Kau tahu, saat dia terbangun dia langsung bertanya ; 'Dimana Baam?'. Dia benar-benar mengabaikan perjuangan ayahnya ini untuk membangunkannya."

Baam tertawa, hatinya terasa lebih terangkat mendengar itu.

Itu bagus.

***

Penerbangan yang cukup menempuh waktu yang lama itu membuat Baam benar-benar merasa lelah. Dia juga sesekali harus membagi perhatiannya untuk Deng deng dan temannya yang lain. Dia benar-benar berharap Karaka cukup manusiawi untuk membiarkan dia istirahat dan berharap sang Slayer itu dengan perhatian sudah menyiapkan kamar untuknya.

Dia benar-benar ingin bertemu dengan Khun segera, walau Baam tahu tidak akan ada banyak perubahan dalam sikap Khun padanya nanti. Baam masih ingin bertemu dengan si Biru. Ingin segera memulai mengambil tindakan untuk mengubah arti hubungan mereka hingga hati Baam sendiri bisa menjadi lebih tenang dan nyaman. Dia tidak yakin sampai kapan dia bisa bertahan dengan status pertemanan mereka sekarang ini.

Terlebih karena Baam sudah memeluk Khun saat dia masih di masa lalu, Baam menjadi semakin tidak puas dengan hubungan mereka sekarang. Dia semakin menginginkan lebih dari kehadiran si Biru itu. Hanya saja masalah sekarang ini terlalu rumit dan lebih diprioritaskan, membuat Baam dengan enggan menunda rencananya.

Turun dari geladak kapal, dia disambut oleh teriakan akrab.

"KURA-KURA HITAM!"

Mata emas Baam langsung mencari sumber suara itu, tatapannya langsung terkunci pada sosok biru di samping Rak. Pemuda biru itu tampak sama seperti sebelumnya. Dia bersinar dengan cahaya nya sendiri. Kulit putih yang seakan disirami sinar bulan itu bahkan nampak jauh berkilau dari yang diingat oleh Baam. Rambut biru sedingin es yang terpotong rapi dan sekilas Baam tahu kalau Khun pasti sudah memotongnya sedikit. Senyum penuh percaya diri dan mata kobalt yang bersinar dengan penuh kecerdasan itu menyapa Baam dengan cahaya hangat.

"Baam." Seru Khun memanggil nama sang Irregular, membuka kedua tangannya menyambut.

"Khun!"

Yah, sepertinya dia tidak perlu menunggu terlalu lama. Lagipula ada orang yang bilang bahwa bertempur di medan perang yang sama adalah tempat paling efektif untuk mempererat dan menyatukan sebuah hubungan.

Dan kali ini Baam berjanji, dia akan benar-benar melindungi Khun.

~END~

26 Maret 2020

Sudah kukatakan sebelum nya, Fic ini memang pendek. Karena awalnya emang ini Oneshot hanya saja kebetulan jeblos ngetiknya sampai 41halaman di word jadi dibagi-bagi dalam beberapa chapter deh. 😂😂😂

Harap kalian menyukai Fic pendek ku satu ini.

//Btw ini Fic pertama buatan ku yang tamat//

[BL] 25th Baams ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang