3. Kenyataan Pahit

646 65 3
                                    

*****

"Memangnya eomma kenapa? Apa eomma ada masalah?." Tanya Shinhye bingung.

"Ceritakan padaku eomma! mungkin aku bisa membantumu eomma." Lanjut Shinhye.

"Eomma sedang terlilit hutang 100 juta won pada madam Janne". Kata sang ibu lirih.

Shinhye yang mendengarnya pun langsung menganga tak percaya.
"Mwoo? Hutang?." Tanya Shinhye memastikan.

"Iya Shinhye. Dua bulan yang lalu eomma sempat meminjam uang pada madam Janne." Jawab sang ibu.

"Jadi eomma...” Shinhye menggeleng, ia sungguh masih tidak percaya dengan tindakan gegabah ibunya.

“Untuk apa eoomma meminjam uang pada madam Janne?." Lirih Shinhye.
"...Jika eomma butuh uang, eomma minta padaku saja." Shinhye berkata sambil memegang pundak sang ibu.

"Eomma butuh uang itu untuk bersenang-senang Shinhye." Kata sang ibu. "...Kau tau, harta peninggalan appa-mu  saja sudah habis..."

Shinhye pun menarik nafas kasar, "Lalu eomma, apa yang bisa aku lakukan untuk membantumu?."

Shinhye mengusap kasar wajahnya, dan berkata,"...Uang tabunganku saja hanya tinggal 2 juta won."

"Kau tenang saja Shinhye, kau tidak perlu mencicil atau melunasi hutang eomma." Tutur sang ibu.

Dahi Shinhye mengernyit bingung, "Maksud eomma?."

"Karena madam Janne memintamu sebagai gantinya untuk melunasi hutang eomma." Tutur sang ibu kembali.

"Mwoo....?" Kaget Shinhye.

"Madam Janne menginginkanmu untuk menjadi penghibur bagi para tamu-tamunya." Sang ibu menjelaskan maksud madam Jannne pada Shinhye.

Mata Shinhye berkabut dan menitikkan air mata mendengar penjelasan dari ibu tirinya tersebut. "Andwaee... Tidak eomma.... aku tidak mau..." tolak Shinhye.

"Kau tidak bisa menolaknya Shinhye, karena ini sudah perjanjian eomma dengan madam Janne." Bentak sang ibu.

"Lagi pula kau sudah berjanji bukan, bahwa kau akan membantu eomma untuk membayar hutang eomma pada madam Janne." Lanjut sang ibu.

"Tapi tidak dengan mengorbankan KEHORMATANKU sebagai seorang wanita eomma." Tutur Shinhye penuh dengan penekanan.

Ibu tiri Shinhye hanya tersenyum remeh. "Terserah kau saja Shinhye. Kau mau atau tidak, aku akan tetap menyerahkanmu pada madam Janne."

Air mata Shinhye sudah tidak dapat terbendung lagi.

"Sudahlah anak manis, kau jangan menangis lagi eoh. Hari ini eomma akan pergi menemui madam Janne." Kata sang ibu berlalu meninggalkan Shinhye.

Shinhye pun hanya menangis sesenggukan. Saat ini dia hanya bisa meratapi nasibnya, entah kepada siapa dia akan mengadu. Kedua orangtuanya telah tiada, dan sekarang dia sudah dijual oleh ibu tirinya.

Wedding ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang