13. Menikah

813 70 3
                                    

*****

Hari spesial yang ditunggu-tunggu oleh keluarga Kim telah tiba. Hari dimana Tn. Kim beserta istrinya menyaksikan putra semata wayangnya menikahi gadis yang menjadi pilihan putranya sendiri sebagai calon pengantinnya. Tak henti-hentinya raut bahagia menghiasi wajah wanita paruh baya itu dan juga suaminya. Mereka berdua sungguh tidak sabar ingin segera melihat putranya menikah, dan memiliki seorang anak. Ahh rasanya akan sangat menyenangkan membayangkan jika mereka akan segera menimang cucu.

Di tempat lain, seorang yeoja bergaun putih dengan tudung yang menghiasi kepalanya tengah bersiap-siap untuk pemberkatan. Shinhye tampak kesulitan berjalan dengan menggunakan gaun tersebut. Ia pun meminta bantuan salah seorang bridesmaid yang akan mengiringinya menuju altar.

Jujur, Shinhye masih tidak menyangka jika hari ini ia akan segera melaksanakan pernikahan. "Appa, eomma... sebentar lagi aku akan segera menikah." Lirih shinhye sambil menitikkan air mata. Namun ia tersenyum kecut, mengingat bahwa pernikahan ini adalah pernikahan kontrak. Setelah genap satu tahun pernikahannya, ia akan segera bercerai dengan suaminya. Sangat miris bukan? Sebuah pernikahan yang seharusnya terjadi satu kali dalam seumur hidup, harus dijadikan bahan permainan kontrak.

*****

Lain halnya dengan Seokjin. Pria itu tampak gagah berdiri di altar dengan setelan jas berwarna putih, senada dengan gaun calon mempelai wanitanya. Tentu saja Seokjin sedang menunggu Shinhye.

Tidak lama kemudian, sang mempelai wanita tengah berjalan memasuki altar. Shinhye menuju kearah seokjin dengan digandeng oleh Tn. Kim, dan diirigi oleh keempat bridesmaid di belakang mempelai wanita. Tn. Kim menyerahkan Shinhye kepada putranya. Seokjin mengulurkan tangan menyambutnya. Shinhye tersenyum menerima uluran tangan pria yang sebentar lagi menjadi suaminya. Ya, suami kontrak lebih tepatnya.

Setelah dinyatakan sah sebagai pasangan suami-istri, mempelai pria dipersilahkan untuk mencium mempelai wanitanya. Sontak saja keduanya kaget, karena bagaimana mungkin mereka yang menikah tanpa melibatkan perasaan sama sekali harus dituntut untuk berciuman didepan umum.

Hal tersebut juga tak luput dari teriakan para hadirin yang menyuruh Seokjin untuk mencium Shinhye. Sama halnya dengan dua sejoli yang duduk di kursi tamu, mereka tak henti-hentinya berteriak kea rah kedua pengantin tersebut. Siapa lagi kalau bukan Soojung dan Sehun.

"Ayo oppa... cium.. cium..." Teriak Soojung dengan penuh antusias.

"Benar hyung... tunjukkan kepada kami bahwa kalian adalah pasangan yang tengah berbahagia." Teriak Sehun yang langsung mendapat tatapan sinis dari Seokjin.

Shinhye terlonjak kaget saat tiba-tiba Seokjin mencondongkan wajah kearahnya. Hembusan nafasnya terasa hangat menyapu permukaan kulitnya. Ia memejamkan mata membayangkan kira-kira apa yang akan dilakukan oleh namja itu. Apalagi selama ini tidak pernah berdekatan seintens ini dengan pria yang ada dihadapannya itu.

Seokjin semakin mendekatkan wajahnya kearah yeoja yang beberapa menit lalu resmi menjadi istrinya tersebut. Lalu chupp... tiba-tiba sesuatu yang lembab menempel di kening Shinhye. Yeoja tersebut sontak kaget dan membuka matanya. Ia terbelalak kaget, ternyata Seokjin tengah mencium Shinhye tepat di keningnya.

Melihat pemandangan tersebut, suara hiruk pikuk tepuk tangan dari para tamu undangan memenuhi gedung pernikahan. Seokjin melepaskan ciumannya dan berbisik lirih, "Shinhye... mianhae."

"Nan gwenchana tuan... Ahh anii, maksudku oppa." Shinhye berusaha menormalkan detak jantungnya. Jujur saja ciuman yang seokjin berikan mampu membuat Shinhye gugup. Bagaimana tidak, ciuman itu merupakan ciuman pertama bagi Shinhye.

Wedding ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang