Dari tadi aku masih memandang handphoneku menunggu pesan dari seseorang siapa lagi kalau bukan megan, biasanya jam 8 malam megan akan mengirim pesan padaku untuk sekedar mengatakan kalau besok, dia ingin berangkat bersama.
Tapi sekarang sudah pukul 11.00 malam dan belum ada satu pesan darinya, tiba-tiba handphone ku bergetar, ternyata benar dari megan
From : megantara
Ay, bsk gue brg temen gue
Kenapa aku terlihat kecewa dengan pesan dari megan, bukannya ini yang aku ingin jauh dari megan, terhindar dari gosip 1 sekolah.
To : megantara
Iya ga
***
Aku turun setelah memarkirkan motorku, melepas helm dan sedikit merapihkan rambutku yang sudah mulai panjang, sepertinya aku harus potong rambut. Saat sedang bercermin tiba-tiba ada yang melempar kerikil kecil kepadaku.
"Aw.." kataku sambil melihat ke arah sekeliling
Ternyata aras
"Rese banget si ras" kataku sambil memegang kening yang terkena lemparan.
"Haha.. emang sakit?" Katanya sambil berjalan menghampiriku.
"Sakit dikit" aduku padanya.
"Coba liat" katanya sambil memegang keningku, tanpa sadar aku malah menahan nafas ku ketika berada tepat di depan aras seperti ini.
"Ah gapapa lebay" katanya sambil menoyor keningku, lalu setelah itu dia berlari.
"Arassssss issss" panggil ku sambil mengejarnya
***
Ternyata Aca sudah sampai tumben banget pagi-pagi gini dia lagi baca buku pelajaran, biasanya juga baca akun gosip sekolah, aku menyenggolnya dengan sengaja dan ternyata di balik buku terdapat handphone yang sedang menampilkan drama korea, wah benar-benar keterlaluan si aca.
"Hampir aku mau sukuran 7 hari 7 malam liat kamu belajar ca"
Dia hanya tertawa, "abis volumenya ga kedengeran nih, earphone gua dibawa daniel" adunya padaku sambil melirik daniel di luar lapangan yang sedang bersenda gurau.
"Pake punyaku" kataku sambil mengeluarkan earphone ku dari dalam tas.
"Aaa gila sahabat terbaik banget si lu may"
***
Sudah 2 minggu berlalu kehidupan berjalan seperti biasa, tidak ada lagi gosip tentang aku dan megan, hidup lebih tenang, tapi sepertinya aras kembali seperti sifatnya yang dulu apalagi kalau bukan menggodaku.
"Arasssss ah sepatu aku diumpetin dimana?" Tanyaku sedikit kesal pada aras yang terus menahan tawa
"Kok nuduh gue si may" katanya sambil menyembunyikan sebelah tangannya di balik punggungnya, jangan lupa senyumnya yang seolah meledek.
"Ras siniin deh" kataku sambil berusaha menarik tangannya, kenapa aras menjadi semenyebalkan ini.
"Ambil aja kalau bisa" katanya sambil meninggikan tangannya tidak lupa lidahnya yang sedikit menjulur.
"Ras ah"
"Ambil may"
"Aras.." panggil ku sambil berusaha menggapai lengannya.
"Gila may lu ternyata sependek ini" katanya sambil menunduk melihatku.
"Udah tau pendek malah kamu jailin" kataku sedikit kesal, karena ternyata lelah juga hanya untuk menyamakan tinggiku dengan aras.
"Haha abis lucu" katanya pelan tapi masih bisa kudengar, dan sialnya hati terasa hangat karena ucapan aras.
"Duh misi ya kalau mau pacaran jangan depan pintu dong" kata tania dan tiara yang hendak keluar kelas.
"Kenapa sirik lu?" Kata aras membalas ucapan mereka.
"Idihhh siapa juga" kata mereka seolah tak terima.
"Yuk may cabut di sini banyak siluman" katanya sambil menekankan kata siluman, di hadapan tiara dan tania.
Dan tentu saja ucapan aras dibalas sumpah serapah dari mereka berdua
"Ras ah masa aku pake sepatu sebelah doang" kataku kesal sambil menghempaskan tangan aras yang merangkul ku.
"Mana sepatu aku yang sebelah?" Pintaku padanya.
"Oiya lupa nih pake" katanya sambil berjongkok untuk memasangkan di hadapan ku.
"Aras bangun apaansi aku bisa make sendiri kali"
"Buruan may" katanya sambil memasangkan sepatuku, tidak lupa untuk mengikat talinya.
Aku memperhatikan sekeliling untungnya masih sepi karena bel tanda istirahat belum berbunyi, kebetulan kelasku bisa mendapatkan istirahat lebih dulu karena bu ranti guru senibudaya tidak masuk.
Saat aras masih berjongkok di hadapanku, aku melihat megan yang sedang melihatku ia sedang membawa beberapa tumpuk buku bersama temannya, baru hendak tersenyum dan memanggilnya, tapi ia sudah lebih dulu memalingkan wajahnya, kenapa megan seperti itu.
"Dah selesai" kata aras sambil berdiri di hadapanku
"Thank's ras" kataku sambil tersenyum
"Arass" panggil seseorang dari arah lapangan, ternyata dia Anas gadis yang Aras suka.
"Kenapa nas?" Tanya aras
"Disuruh rapat masalah study tour sama pembina osis"
"Hah? Sekarang bukannya pulang sekolah katanya?"
"Pulang sekolah pembina osis ga bisa katanya"
"Yaudah duluan deh nanti gua nyusul"
"Bareng aja kali, ada yang mau gue omongin sama lo" ucap anas sambil sedikit melirikku.
"May gue rapat dulu ya bay" pamitnya pergi sambil mengacak rambutku.
Dan hanya bisa ku jawab dengan anggukan. Aku menatap kepergian aras dan anas, bahkan dari belakang saja mereka terlihat serasi.
***
Aku kembali ke kelas sambil sedikit menunduk, kenapa aku masih sulit sekali melupakan perasaan ku kepada aras, melihat anas berjalan bersama aras saja membuat hatiku sakit.
"Woi ngelamun aja" panggil aca sambil mengagetkanku
"Gimana sepatu lo udah di balikin sama si aras?" Tanyanya.
"Nih udah" kataku sambil mengangkat sebelah kakiku.
"Gila ya itu orang ga ada kerjaan banget sampe ngumpetin sepatu lo"
"Lo sadar ga si may, semenjak lo udah ga bareng megan lagi aras jadi sering banget godain lo, sedangkan waktu lo bareng sama megan beberapa hari kemarin dia tuh jadi cuek banget sama lo, kayak orang cemburu gitu" ucap aca panjang lebar sambil sedikit berbisik.
"Apaan si ca gagitu kali" elak ku terhadap pendapat aca yang kupikir sangat tak masuk akal.
"Yeee gue tuh sepupu aras, gue paham betul sikap dia may" katanya lagi seolah meyakinkanku.
"Gamung--
"Wayoooo lagi pada ngomongin gua ya" ucap daniel sambil menggagetkan ku dan aca
"Apaan si lo pede banget, siapa juga yang mau ngomongin dedemit kayak lo" ucap aca malas
"Halah dari tadi kuping gue gemeteran, pasti nih ya gara-gara diomongin lo berdua" ucap daniel yakin sambil menujuk kami.
"Idih jijik banget" ucapku sambil mengangkat bahu.
"Halah ngaku aja,, eh oiya may tadi gua ketemu megan di perpus" ucap daniel kepadaku.
"Terus apa hubungannya sama maya" potong aca yang sudah mulai kesal dengan ucapan daniel.
"Iya emang kenapa kalau ketemu megan?" Tanyaku pada daniel
"Megan nyariin lo may" ucap daniel seolah membawa tanda tanya besar dalam otakku, kenapa megan mencari ku, padahal tadi saja dia membuang muka saat melihatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hay, May
Jugendliteraturpernah tidak kamu menyangka akan dekat dengan laki laki super terkenal di sekolah, dan inilah perjalanan kisah Mayra. Mayra Adriana Putri adalah gadis cantik yang tidak pernah tertarik dengan lingkungannya kecuali Aras cinta pertamanya sejak SMP, ta...