hari kedua bersamanya

11 0 0
                                    

Pagi ini seperti biasa aku berangkat sekolah bersama megan, tapi tenang saja aku sudah memakai masker lengkap dengan hodie supaya tidak banyak orang yang tau kalau aku berangkat bersama megan

"Lo sakit ay?" Tanya megan sambil melirik kaca spion

"Ga"

"Lo marah sama gue?" Tanya nya lagi

"Ga" jawabku masih singkat

"Masalah kemar--

"Megan motor kamu kapan selesai di service?" Tanyaku berusaha mengalihkan pembicaraan karena jujur rasanya sangat tidak nyaman jika membahas masalah kemarin

"Ehmmm.. motor gue sebenernya baik baik aja"

"Hah?"

"Gue cuma ga bawa motor karena pengen tau aja mana yang bener bener temen, dan mau nganter gue kemana mana" jawabnya sambil tersenyum lebar.

Ternyata memang benar kata Aca semua yang berteman dengan daniel adalah manusia ga normal dan megan salah satunya.

"Ay" panggil nya sambil sedikit menengok

"Hmm"

"Kok diem?"

"Emang kita temen?" Tanyaku sambil berusaha melihat wajah megan yang sedikit terhalang oleh helm entah aku salah atau tidak tapi sepertinya wajah megan sedikit memerah, mungkin karena kepanasan.

"Yai--yalah" jawabnya sedikit terbata.

***

"Tuhkan kepagian ay" ucapnya sedikit protes saat melihat sekolah masih terlihat sepi dan lahan parkir belum terisi

Ya emang sengaja biar ga diomongin orang ucapku dalam hati

"Udah ah aku ke kelas dulu bay megan" ucapku sambil melambai dan hendak melangkah pergi sebelum makin banyak siswa-siswi yang berdatangan.

"Ay nanti dulu" ucapnya sambil menahan tanganku

Aku hanya mengernyit heran seolah bertanya kenapa

"Bareng lah" ucapnya sambil berjalan di sampingku

Dan sialnya aku malah mengiyakan ucapan megan

"Ay" panggil megan

"Apalagi si" ucapku sambil melihatnya

"Jalannya samping gue bukan belakang gue" ucapnya sambil memundurkan langkah kakinya berusaha untuk mensejajarkan langkahnya denganku.

Padahal aku sudah sengaja melambatkan langkah kakiku kenapa si megan sengaja mau buat aku malu.

Dugaan ku ternyata benar anak anak kelas sudah berkumpul di depan kelas seolah benar benar ingin menyelidiki apa benar aku bersama megan dan mereka tersenyum sambil sesekali menggodaku.

"Aduh aduh masih pagi jalannya mepet banget si" ucap tania sambil sedikit berteriak

"Kayaknya mereka bisa jadi king and queen pas promnight nanti deh" balas tiara

Aku hanya menunduk saking malasnya meladeni admin admin lambe turah sekolah Siapa lagi kalau bukan tania dan tiara.

"Eh duo TT jangan gitu nanti maya marah sama gue" ucapnya tegas kepada tiara dan tania

Aku sedikit tersenyum ternyata megan bisa memaki orang juga

***

"May" panggil aca sambil menyenggol lenganku

"Hmmm.." jawabku karena masih sibuk menulis catatan di papan tulis

"Kantin yuk laper" ajaknya

"Bentar belum selesai"

"May tau ga tadi gue liat gerombolan anak ips di gerbang"

"Siapa?" Tanyaku masih sibuk menulis

"Rohan and teh geng"

"Terus?"

"Dia ngomongin cewe yang berangkat sama megan" cerita aca sambil berusaha mengingat

"Oh"

"Hah!!"

"Gimana maksudnya?" Tanyaku langsung di hadapan aca

Dalam detik itu juga aku langsung menjatuhkan pulpen yang sedang kupegang untuk menulis

"Cewe yang dari kemarin bareng sama megan kan cuma elo ya berarti elo" jelas aca panjang lebar

"Mereka ngomongin apa?" Tanyaku penasaran

"Gue ga begitu denger may yang jelas mereka ketawa waktu ngomongin megan sama lo" ucap Aca sambil tertunduk mungkin merasa bersalah karena menceritakan ini

"Udah ketabak pasti ngetawain aku ca"

"May jangan salah paham dulu"

Jujur aku masih belum bisa mencerna ucapan Aca, aku memang pernah sedikit mendengar cerita tentang rohan dari daniel, kalau kata daniel siapa si yang tidak mengenal Rohan di SMA Thunder dia adalah ketua geng paling berbahaya masuk dalam daftar tetap penghuni ruang BK karena perilakunya yang terbilang tidak normal maksudnya, apalagi kalau bukan tawuran nongkrong dan bolos sekolah.

hampir setiap hari Daniel selalu menceritakan tentang  Rohan dan hanya satu cita-cita Daniel yaitu bisa bergabung dalam geng tersebut.

"Aku ke toilet dulu ca" pamit ku sambil keluar kelas

"Eh gamau di temenin may" teriak aca sambil beruhasa mengejarku

"Engga" jawabku sambil menoleh ke arah Aca

Aku membasuh wajahku sambil menatap cermin dan berusaha berfikir ternyata efek bersama megan lebih dahsyat dari yang aku kira bayangkan saja aku yang tadinya tidak terlihat sudah menjadi buah bibir satu sekolah.

***

Langkah ku berat mata ku sudah berair seperti ingin menangis karena takut menjadi pembicaraan yang tidak tidak aku menunduk saat berjalan ke luar toilet "jangan menangis" hanya itu yang aku teriakan dalam hati.

Bughhhhhh....

Aku menabrak dada seseorang sepertinya laki laki, tapi aku terlalu malas untuk mengangkat kepala dan melihatnya.

"Maaf" ucapku pelan sambil melanjutkan langkah kembali

Tiba tiba ada yang menarik tanganku memberikan sekotak susu rasa strawberry

"Diminum" ucapnya singkat lalu pergi

Aku memutar badan dan melihat punggung laki laki yang memberikan sekotak susu strawberry masih memandangnya dengan mata berkaca sedikit menyesal karena telah mengabaikannya tadi.

"Aras gimana aku bisa lupa kalau gini caranya" ucapku pelan







Hay, MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang