Part 2

168 12 1
                                    

~

Terlalu nyata untuk hanya disebut sebagai mimpi. Dan terlalu indah untuk menjadi kenyataan.

Gaun putih panjang itu satu-satunya hal yang menjadi objek pandangan Hye Ri.

Bukan pantulan tubuh yang ia lihat di cermin melainkan bayangan kedua orang tuanya yang -ia harap- berdiri di samping kanan dan kirinya.

Memang salah satu moment di mana ia pasti akan sangat merindukan mereka dan berharap mereka benar-benar ada di sini.

Terlebih mengharapkan mereka ada untuk meyakinkannya apa yang sedang terjadi.

Sebagian dari dirinya ingin menganggap semua ini sebagai mimpi indah yang akan merubah hidupnya.

Tapi entah bagaimana, sebagian lagi menyalahkannya karena membuat keputusan ini.

'Kau hanya akan masuk dalam titik terendah -kedua- di hidupmu.' Kata hatinya.

Seburuk itukah?

"Kau siap, Hye?"

Point of no return.

Tidak bisa disangkal, mereka sekarang satu-satunya keluarganya.

Anggaplah ini sebagai tindakan balas budi.

Jika nanti ternyata hidupnya benar-benar berubah dan menjadi lebih baik, anggaplah itu sebagai bonus.

Toh, lebih baik menjalani dibanding menyesali.

"Aku siap, paman."

"Kau bisa memanggilku appa mulai sekarang."

Hye Ri mengangguk dan memperhatikan karangan bunga di tangannya.

Tidak ada yang harus disesali. Karena tidak ada yang salah dari keputusannya ini.

"Kalau begitu, bersiap-siaplah. Aku akan mengantarmu ke altar."

~

"Sekali lagi selamat untuk kalian."

Beberapa orang masih menyalami dan memberi selamat pada Kyuhyun dan Hye Ri. Bahkan saat mereka sudah bersiap meninggalkan gedung acara.

"Semua barang milikmu sudah ada di rumah Kyuhyun, jadi tidak perlu khawatir."

Ahra yang mengiringi Hye Ri mendapati gadis itu masih sedikit canggung dengan keadaan di sekitarnya.

Terutama karena harus selalu berdekatan dengan Kyuhyun sedari tadi.

"Jika ada yang kau perlukan minta pada Kyuhyun. Dia suamimu sekarang."

"Aku mengerti, eonni."

"Bagus."

Kyuhyun yang sudah berdiri di samping mobil menatap Ahra; hanya Ahra.

Wanita itu yang paham, membiarkan Hye Ri berjalan ke sisi di mana Kyuhyun berdiri.

Pria itu membukakan pintu untuknya.

Setelahnya Kyuhyun ikut masuk ke dalam mobil setelah memeluk singkat sang ibu.

Menjalankan mobil dengan pelan saat keluar dari area gedung di mana mereka mengadakan resepsi pernikahan, lalu menambah kecepatan saat sudah berada di jalan raya.

Antara terlalu lelah dan ingin cepat beristirahat atau tidak ingin terlalu lama berada di dekat Hye Ri.

Gadis itu yang hanya bisa memandangi gaun putihnya sesekali melihat ponsel yang ia genggam.

Beberapa pesan dan panggilan ia dapat dari teman-temannya, terlebih yang tidak bisa menghadiri acara tadi.

Terutama dari Bibi Shin Young yang terus menerus meminta maaf tidak bisa hadir karena memiliki pekerjaan sangat penting yang tidak bisa ditinggal.

Help Me To UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang