Chapter 1 - You Shouldn't Lie

1.6K 104 29
                                    

Aroma dari beef bourguignon begitu harum, daging yang lembut dengan jamur dan potongan wortel berwarna oranye terang terlihat sangat menggugah selera. Dengan wajah gembira ia membawa panci beef bourguignon itu ke meja makan, mempersiapkan peralatan makan dan mengaturnya sedemikian rupa. Beberapa kali ia mengangkat kepalanya untuk melihat jam dinding, sebentar lagi suaminya pulang. Senyumnya menjadi semakin lebar, melihat kembali ke makanan prancis di dalam panci. Semoga rasanya enak, semoga suaminya menyukainya. Yah, itu adalah makanan favorit suaminya.

Kwon Soonyoung melihat lagi ke jam dingin. Masih ada waktu 15 menit sebelum suaminya pulang, itu cukup untuk mandi dan merapikan diri. Ia segera melepas celemek kuning bermotif bunga matahari itu dan segera berlari ke kamar mereka di lantai dua. Langkah kakinya bergema di tangga kayu, beef bourguignon di atas meja mengepulkan uap putih ke udara, tak lama setelahnya terdengar suara air mengalir dari lantai atas. Suasana hatinya sangat baik, ia bahkan bersenandung di dalam kamar mandi, mandi dengan terburu-buru untuk segera menyambut suaminya pulang bekerja.

Suara air mengalir di lantai atas telah berhenti. Dari lantai bawah kita bisa mendengar suara langkah kaki Soonyoung, berlarian mencari pakaian di dalam lemari, berdiri di depan cermin merapikan diri, menyisir rambutnya dengan jari. Ia tidak suka memakai parfum jika sedang berada di rumah, tapi hari ini berbeda, ia dengan malu-malu mengambil botol parfum dari meja, Soonyoung bahkan memakai melembab bibir beraroma strawberry. Itu memberikan sedikit warna merah muda pada bibir pucatnya, aroma strawberry sangat manis dan lezat membuat siapapun ingin mengigit bibir mungil itu...

Lampu di depan pintu secara otomatis menyala ketika pintu itu terbuka, dengan setelan jas rapi dan tas kerja tergantung di bahunya ia membungkuk untuk melepas sepatunya. Menaruh sepatu ke rak, lalu menggantinya dengan sandal rumah. Ketika ia berjalan masuk ke dalam rumah, ia bisa mencium aroma harum beef bourguignon. Lee Seokmin berjalan ke meja makan, menunduk menatap makanan di dalam panci yang masih panas. Itu sangat harum dan terlihat begitu lezat. Terlihat lezat... seperti istrinya....

Seokmin mengulurkan tangannya, mencelupkan jari telunjuknya ke dalam kuah beef bourguignon yang masih panas. Walaupun panas dari kuah itu membakar jarinya, namun Seokmin sama sekali tak menunjukkan ekspresi kesakitan, wajahnya datar seolah tak merasakan apapun. Ia menarik jarinya dari panci, membawa jari telunjuk yang berlumur kuah cokelat kemerahan itu ke mulutnya. Ia memejamkan kedua matanya, menarik napas dalam saat mengisap jari telunjuk di dalam mulutnya seolah-olah ia seorang pecandu obat.

Makanan ini sangat harum dan enak. Tidak, aroma istrinya jauh lebih harum; dia lebih enak dan menggiurkan dari makanan apapun...

Suara langkah kaki terburu-buru terdengar menuruni tangga. Seokmin masih berdiri di tempat, mengisap jarinya yang terbakar kuah panas. Perlahan ia membuka mata, ekspresi mabuk itu telah menghilang seolah tidak pernah ada. Suara langkah kaki semakin mendekat, seseorang berjalan mendekatinya dari arah belakang, namun Seokmin masih berdiri di depan meja makan menatap beef bourguignon di dalam panci.

"Kau sudah pulang?" Laki-laki itu bertanya.

Mendengar suara istrinya, dalam sekejap wajah dingin itu berubah menjadi senyuman hangat. Ia berbalik seraya tersenyum lembut. "Hm. Aku pulang." ucapnya.

Seokmin menatap lelaki yang berdiri di hadapannya. Lelaki imut yang sudah hampir empat tahun menjadi istrinya. Dia berdiri di hadapannya, dengan rambut basah tidak disisir rapi dan piama motif kotak-kotak berwarna ungu muda. Piama itu sangat cocok untuknya, warna yang lembut dan manis membuatnya tampak lebih indah. Mandi air hangat membuat kulit pipi yang putih diwarnai sedikit warna merah muda, sangat menggemaskan.

Ditatap dari ujung kaki sampai ujung kepala oleh suaminya membuat Soonyoung merasa malu. Ia tidak berani menatap wajah Seokmin, bahkan diam-diam menurunkan pandangannya; menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah karena tersipu malu.

SICK [SEOKSOON FANFICTION] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang