Iler Zozo

116 8 6
                                    

Sepulangnya sekolah, Cica menarik tangan Zeze dan Hayya sampai di lahan parkir.
Zeze dan Hayya saling tatap lalu menghempaskan tangan Cica yang menarik mereka berdua.

"Lahh Ze, ya, kenapa di lepas?? Kita kan mau ke rumah sakit??" sontak perkataan Cica mendapatkan tabokan dari Zeze dan Hayya.

Cica cemberut, 'kan dah dibilangin astagaaa, kalo mau ngeGeplak harus pas di jidat issh' batinnya lalu membereskan rambutnya
"Kalian mah ah kan dah di rapiin ama cicaaa ish"

Zeze membelai poni Cica dan membuat Cica menikmati sentuhannya hingga ia memejamkan matanya, di usap oleh tangan lembut Zeze. Kemudian Zeze mendorong kening sahabatnya itu menjauh.

"Issh kalian mah jahat ama Cica, kan cica mau ajak kalian ke rumah sakit" pekik Cica sedangkan Hayya dan Zeze sudah berjalan duluan.

"Gatau gue ga denger..mata gue belekan!"
"Gatau gue ga denger. hidung gue mampet!"
Ucap Zeze dan Hayya secara bersamaan.

***

Baru saja ia akan masuk ke rumah, suara teriakan dari pertengkaran orang tua nya mulai terdengar.

Ia melihat Mama dan Papa nya saling berteriak, lalu ia menuju gudang dan mengambil sesuatu. Ia mendekati orang tuanya, "Nihh Zeze kasih ini, supaya kedengeran ampe ke ujung kompleks" Zeze menyerahkan toa itu di masing-masing tangan orangtua nya.

Lalu Zeze melengos begitu saja menuju kamar sang adik yang ia pastikan pasti sedang menangis di pojokan kamar adiknya itu. Ketika ia masuk, ua melihat adiknya menangis di pojokan sambil membawa boneka yang sudah abstrak itu.

Zoana, adik dari zenia. Ia amat sangat ketakutan karena mendengar pertengkaran orang tuanya. Ia menggendong adiknya itu dan membawa Zozo ke kamarnya.

"Kak, Zozo takut hiks. Kenapa mama sama papa teriak teriak mulu" Zozo menangis di pelukan sang kakak.

Zeze menghapus air mata Zozo lalu mengusap kepala adiknya yang berumur 4 setengah tahun itu. "Lo jelek kalo senyum apalagi kalo lo nangis" ia terkekeh melihat wajah adiknya yang masuk kedalam jaket yang ia kenakan.

"Kakak mah ish, Zo kan lagi sedih kak. Masa di ketawain si" Zozo merenggut sambil bersidekap dada.

"Yaudah si maapin gue, jan nangis lagi nanti gue beliin ayam warna warni lagi" perkataanya membuat mata Zozo berbinar

"Ha?? Beneran kak??"

"Mandi sono, mulut lu bau jigong"

Zozo merenggut lagi, dan ketika ia akan berteriak "Brisik de, noh liat di kaca. Di pipi lo ada ilernya" Zozo berlari menuju meja rias kakak nya itu.

"KAK ZEE!!!" Teriakan Zo membuat Zeze tertawa keras di dalam toilet.

***

Pagi nya ketika Ia akan berangkat sekolah, ia melihat orangtuanya sedang makan bersama dengan diselimuti keheningan. Disana juga ada adiknya yang sedang melamun. Ia duduk di sebelah adiknya, mengusap kepala adiknya, "Kalo lo ga lapar, jan makan. Kalo ada apa-apa telpon gue" bisik zeze pada adiknya itu dan dibalas dengan anggukannya.

"Zeze berangkat" Ucap Zeze tanpa menoleh pada Mama dan Papa.

Papa nya dan mama nya mendongkak "Ngga makan dulu ze??" ucapan sang papa membuat langkah zeze terhenti.

Zeze menolehkan kepalanya 90°. "Percuma Zeze makan kalo di meja makannya cuma berasa ada Zeze ama Zozo doang, mendingan Ze ngga makan sekalian. Permisi"

Zeze berangkat menuju halte dimana akan ada bus yang langsung menuju depan sekolahnya.

Tbc yahh semuanyaaa

Yang Tersakiti Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang