Naya masuk ke kamarnya yang berada dilantai 2, ia merebahkan badannya di kasur queen sizenya.
"Kenapa dia harus kembali sekarang."
Gumamnya lalu ia tertidur tanpa melepas seragam pula sepatunya.******
"Nay, bangun udah siang nak," Ujar Arum membangunkan anak semata wayangnya yang tengah tertidur nyenyak.
"5 menit lagi bun," Gumamnya dengan mata tertutup.
"Nggak ada, ayo bangun keburu Vano jemput kamu loh."
"Iya-iya ini Nay bangun bunda."
Setelah ibunya meninggalkan kamarnya, Naya segera masuk ke kamar mandinya.
"Cantik banget deh gue," Ucap Naya dengan pdnya setelah ia berpakaian lengkap, tak lupa polesan bedak tipis juga bibir yang ia beri lipbalm.
"NAYA BURUAN TURUN, UDAH DITUNGGUIN NAK VANO," Teriakan dari bundanya membuat Naya langsung turun, daripada nanti ibunya teriak lagi.
Saat Naya sudah berada pada tangga terakhir, terdegar gelak tawa dari arah ruang tamu.
"Pagi mama, pagi Vano.""Pagi." Jawab Vano dan Arum serempak.
"Ayah udah berangkat bun?"
"Udah."
"Yaudah kalau gitu Naya sama Vano langsung berangkat aja deh bun,"
Vano mengganguk, lalu ia pamit pada Arum diikuti Naya dibelakangnya.******
Naya dan Vano berjalan beriringan di koridor, sesekali mereka tertawa bersama saat Vano melontarkan kata-kata lucu. Lalu terdengar bisikan-bisikan siswa siswi bahwa akan ada murid baru dari Bandung.
"Emang beneran bakal ada murid baru ya Van?" Pertanyaan yang dilontarkan Naya, dibalas gelengan oleh Vano.
Naya manggut-manggut mengerti.
"Yaudah, aku duluan ya, semangat belajarnya," Ucap Naya seraya tersenyum manis."Siap, ibu negara," Balas Vano sambil memeragakan gaya hormat, dan itu sukses membuat Naya geleng-geleng kepala.
Vano berjalan menuju kelasnya untuk meletakkan tasnya, kemudian ia menuju rooftop sekolah menghabiskan waktu sampai istirahat dengan tidur. Jangan salah ya, di rooftop itu terdapat sofa yang di bawa oleh Vano dkk untuk membolos sebenarnya.
Saat tengah tertidur sembari menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya, bel istiharat yang berbunyi membuat leader dari Danger itu bangun, Vano mengacak rambutnya, lalu bangkit dari sofa dan turun untuk menjemput sang kekasih menuju kantin bersama.
"BOS KEMANE LU KAGAK MASUK? KEBIASAAN, BOLOS KAGAK NGAJAK GUE DAH," Teriakan Ian terdengar ketika Vano melewati kelasnya.
"Gue mah anak baik, kalau mau berbuat jelek masa iya ngajak-ngajak orang tolol," Sahut Vano malas.
"Anak baik nggak ada yang bolos njir, bego nih si bos kebayakan bolos si," Ujar Arga sewot, namun tak dihiraukan oleh Vano yang malah berjalan meninggalkan kedua temannya yang geram dengan sahabatnya itu.
Vano berjalan dengan santai menuju kelas Naya diikuti Ian dan Arga dibelakangnya yang sedari tadi tak berhenti mengoceh.
"Hai Naya, nungguin Vano ya? padahal Ian kalau diajak kamu ke kantin ayok-ayok aja loh," Vano menatap tajam Ian, sedangkan Naya dan Arga terkikik geli.
Akhirnya mereka berempat berjalan ke kantin, dengan Naya yang berada disamping Vano juga Ian dan Arga yang berada dibelakang mereka.
"Laura mana nih Nay? Tumben kagak nongol," Tanya Arga sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Laura."Dia nggak masuk Ga, sakit sih katanya, gue baru mau nengok nanti," Arga ngganguk.
"Tumben lo nanyain Laura, naksir ya lo?" Pertanyaan Naya yang tanggapi Ian dengan heboh."Asek, gue dapat PJ dari Arga," Ujar Ian sembari berlari ke kantin dan memesan 1 bakso juga 1 batagor.
"Temen lo tuh, bego dipiara," Ucap Vano pada Arga.
"Kamu kenapa sih? Aku perhatiin dari tadi diem mulu," Tanya Naya kepada Vano yang duduk bersebelahan dengannya di kursi kantin, sedangkan Arga dan Ian tengah memesan makanan pula saling adu mulut.
"Aku masih ngantuk yang," Kata Vano manja sambil menyandarkan kepalanya di pundak Naya. Naya mengusap-usap rambut Vano membuat Vano semakin membenarkan posisinya agar lebih nyaman.
"Kalo mau mesra-mesraan jangan depan gue deh," Ian mengganguk membenarkan ucapan Arga.
"Makasih," Ucap Naya ketika Arga menyodorkan pesanannya dan Vano.
"Eh Van, dikelas kita ada murid baru, sayangnya cowok coba aja kalau cewek pasti bakal gue deketin," Cerocos Ian dengan mulut penuh makanan.
"Itu emang lo nya yang playboy cap kutu," Sungut Arga. Naya dan Vano tertawa melihat bibir Ian yang maju sampai beberapa centi.
"Oh jadi beneran ada murid baru ya? Siapa namanya?" Tanya Naya yang diangguki Vano.
"Namanya Adrian," Sahut Ian.
"Oh," Jawab Vano dan Naya kompak.
"Nah itu dia orangnya," Ucap Ian membuat Naya dan Vano menoleh. Saat mata Naya dan Adrian bertemu langsung membuat tubuh Naya kaku.
"Rian, sini woi," Arga berteriak sambil melambaikan tangannya pada lelaki yang sedang berjalan sendirian memasuki kantin.
Adrian berjalan menghampiri mereka, lalu ia mengulurkan tangannya pada Vano yang Vano balas dengan hangat hingga kini giliran Naya.
"Hai, Adrian," Ucap Adrian sambil mengulurkan tangannya.
Gadis itu terbengong hingga suara sang pacar membuyarkan lamunan Naya.
"Hey, itu kamu diajak kenalan sayang," Ia membalas jabatan tangan Adrian sembari megenalkan namanya."Gabung sini aja Yan," Ian dan Arga mengangguk menyetujui.
"Boleh?" Tanya Adrian sambil melihat satu-satu orang yang ada di depannya.
Semuanya mengganguk kecuali Naya, lalu Vano mengelus rambut Naya hingga membuat empunya menoleh."Adrian gabung sama kita nggak papa kan?" Tanya Vano, Naya mengangguk.
"Kamu kenapa sih?" Tanya Vano lagi.
"Eh... nggak papa kok, cuma agak pusing aja," Jawab Naya."Ke UKS aja ya?" Tawaran Vano yang dibalas gelengan kepala oleh Naya.
"Aku balik ke kelas duluan aja deh."
"Oke, aku anterin ya.""Nggak usah, aku bisa sendiri, lagian kan disini banyak temen kamu," Tolak Naya.
"Oke deh, tapi kalau ada apa-apa langsung kabarin aku ya," Vano mangacak rambut Naya membuat Ian dan Arga yang melihat kemesraan mereka mendengus sedangkan Adrian melihat Vano dan Naya dengan pandangan yang sulit di mengerti.
******
Naya melangkahkan kakinya dengan pandangan kosong.
"Selama beberapa tahun ini dia kemana? Kenapa baru muncul sekarang?" Selama perjalanan menuju kelas, Naya tak berhenti bergumam.
"Aku harus gimana? Aku bingung mau bersikap kayak gimana sama dia," Saat sedang asik-asiknya bergumam, tak sengaja Naya menabrak bahu seseorang dari arah depan.
"Maaf...ma-...." Ucapan Naya terpotong ketika melihat siapa orang yang ia tabrak.
"Iya, nggak papa," Jawab seseorang yang Naya tabrak.
"Aku duluan, permisi," Naya mengutuk dirinya, kenapa bisa ia seceroboh itu sampai bisa-bisanya ia menabrak orang itu.
"Nay,"
Naya sangat ingat siapa saja yang memanggilnya dengan panggilan masa kecilnya."Ternyata kamu masih ingat panggilan itu ky," Ucap dewi batin Naya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Silence
Dla nastolatkówSaat orang di masa lalu datang kembali yang mungkin masih menempati hatinya sampai saat ini, namun ada hati lain yang harus dijaganya. Alea Kanaya Raveena di hadapkan dengan pilihan yang berat antara orang masa lalunya dan orang yang s...