lima

3.2K 412 22
                                    

haechan menarik lengan pakaian mark agar berjalan tak terlalu cepat dan meninggalkannya sendirian di belakang lagi, "mengapa kau tak bilang kalau kau tak miskin?" lalu mencubit tangan itu. haechan terdiam saat yang ia rasakan adalah keras.

tangan mark sangat keras di bagian yang ia cubit tadi. jangan bilang semua yang terlihat dari mark adalah palsu. haechan mendadak kesal. bukan, tapi makin kesal. ia mencebikkan bibirnya.

"aku tak pernah bilang kalau aku miskin" mark mengusap tangannya. mark sudah pernah mengatakan bahwa haechan itu mengerikan. termasuk cubitan darinya.

"tapi kau tak pernah bilang kalau kau kaya," balas haechan tak mau kalah. haechan sadar itu memang salahnya karena selalu menilai mark dari sampulnya saja, tapi, bagaimanapun haechan tidak akan mengakuinya.

"aku tak kaya. orang tuaku yang kaya"

haechan semakin jengkel mendengarnya, "ok, kau tahu? itu sesuatu yang hanya orang kaya katakan"

"hey, mark! selamat datang di rumah!," teriak seseorang dari segerombolan orang di halaman rumah.

"hi!," balas mark sama berteriaknya. melambaikan tangannya sekilas membalas lambaian tangan orang-orang di sana. "bu, apa ini?," tanyanya pada ibunya setengah berbisik, walau haechan yang lagi-lagi tertinggal di belakangpun dapat mendengarnya.

"bukan apa-apa. ini hanya pesta selamat datang" ibu mark berbalik kebelakang menghadap mark, neneknya pun ikut menoleh. haechan menghentikan langkahnya karena mark berhenti berjalan, haechan bediri di sisi mark.

"apa itu sebuah kejahatan? hanya 40 lebih orang dekat, teman lamamu dan tetangga kita" lanjut ibunya langsung melanjutkan langkahnya, tak ingin mendengar ucapan mark selanjutnya.

"mereka semua senang bertemu denganmu," tambah nenek mark.

"oh, bagus. bagus"

"ayo. ayo"

dan kedua wanita itu melangkahkan kakinya mendahului dua orang di belakangnya yang masih terbengong.

"pesta," cemooh haechan. ia sudah susah payah membawa koper dan tasnya tanpa mark berniat membantu dan Pesta? haechan benci pesta.

"yeah, aku rasa begitu," ucap mark pasrah. ia juga kadang tak paham dengan jalan berpikir ibunya yang sangat mulia dan penyabar itu. "ayo! cepat. nenekku bahkan bergerak lebih cepat darimu," ejek mark. "letakkan saja itu di punggungmu"

mark memang gila. bagaimana meletakkan koper di punggungmu?

begitu mereka sampai di pintu depan di bagian samping rumah, mark menyuruh haechan untuk meletakkan semua barangnya di ruangan dengan banyak kursi itu.

"apa tak apa?," tanya haechan.

"tak akan ada pencuri di rumah ini" mark mulai melepas jaketnya dan menata tas bawaannya. di lipatnya bagian lengan pakaiannya hingga bawah siku. haechan terdiam, ia sudah tahu bagaimana bentuk bagian yang keras tadi.

"bukan itu maksudku. meletakkan barang sembarangan seperti ini"

"tak apa. ayo cepat. mereka sudah menunggu"

dengan kesal haechan menata barang- barangnya di dekat barang milik mark. ia sangat ingin mandi, setelah melewati perjalanan yang panjang tadi, haechan khawatir wanginya masih akan sesegar tadi atau tidak. ia juga ingin berendam di air hangat, meski sudah berada di ruangan, hawa angin selama di boat tadi masih terasa. wajahnya terasa kaku dan kering. setidaknya biarkan haechan mencuci wajahnya sebelum akan menghadapi orang-orang yang kata ibu mark beejumlah 40 lebih tadi. haechan hanya berharap bahwa pakaiannya tidak akan mencolok saat berada di keramaian.

hikesunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang