1. Sepupu Karel

86 9 8
                                    

"Baru saja bertemu. Apakah benar aku langsung jatuh hati padamu? Rasanya mustahil. Tapi mengapa darahku berdesir dan jantungku berdegup cepat saat menatap paras cantikmu?"
-ZaidanLangitArmaja

 Tapi mengapa darahku berdesir dan jantungku berdegup cepat saat menatap paras cantikmu?"-ZaidanLangitArmaja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading, dear.

***

Seorang lelaki tampan dengan rambut sedikit berantakan, baju di keluarkan, tidak memakai dasi atau atribut sekolah lainnya. Memimpin jalan dengan angkuh  menuju surganya para siswa, dimana lagi kalau bukan kantin tempatnya.

Susana kantin saat ini begitu ramai, sudah jelas karena sekarang waktunya istirahat, yang tadinya ramai murid berlalu lalang seketika minggir, memberikan jalan untuk Langit bersama kawannya.

Mata Langit menatap tajam gadis yang tengah duduk dengan santainya di kursi pojok sana, tempat khususnya dan teman-temannya.

"Siapa tuh?" tanya Kevin. Saat menyadari ada sosok gadis yang duduk di tempat mereka.

Langit menghidikkan bahunya, tidak tahu.

"Woy!" seru Langit.

Gadis yang membelakanginnya ini masih belum menjawab, malahan gadis itu hanya memagut-magut dengan santainya.

Dengan geram ia menyentak bahu gadis itu dengan kasar, agar gadis itu menghadap dirinya.

"Awww" ringis gadis itu,

Deggg

Seketika darahnya berdesir, jantungnya berdegup sedikit cepat, ia terpesona seketika dengan paras cantik itu. Namun dengan cepat ia menyadarkan diri. ini bukan waktunya untuk menganggumi.

"Apaan si?!" seru gadis itu dengan kesal seraya melepaskan aerphone yang terpasang di kedua telinganya.

Pantas saja!

Lagi-lagi, Langit mencoba menahan diri untuk tidak mengkagumi makhluk berwujud bidadari di hadapannya ini.

"Masyalloh, gue lagi di surga apa neraka, si. Kok ada bidadari ya" celetuk Bima

"Cantik banget, anjing. Gue jadi pengin poligami lagi" sahut Sani

Plakkk

"Aww, sakit anying" ujar Sani sambil mengusap kepalanya.

Langit tidak memperdulikan teman-temannya. Ia fokus dengan gadis di depannya ini, gadis itu terlihat risih dengan seruan teman-temannya.

"Lo tau salah lo apa?" tanya Langit dengan suara rendah namun terkesan tegas.

Gadis itu menatap Langit bingung, tidak ada aura takut di matanya, "haa, gue? Emang salah gue apa, gue ga ada salah apa-apa tuh."

Langit menggeram pelan.

"lo duduk di tempat orang. Ini tempat khusus buat gue dan temen-temen gue"

Gadis itu masih saja menatap langit bingung, lalu tertawa pelan seraya bangkit dari duduknya "ini fasilitas kantin buat siapa aja. Jadi bebas dong semua murid berhak duduk di mana aja"

LANGIT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang