8. Kesya PHP

25 3 0
                                    

"Terkadang sebuah harapan palsu bisa mematahkan semangat
orang lain"
-LANGIT

"Terkadang sebuah harapan palsu bisa mematahkan semangatorang lain"-LANGIT

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading


***

"Oke! Nanti malem kita cus jalan." jawab Kesya, semangat.

Langit melongo, mendengar jawaban Kesya, ia kira gadis itu akan menolak, "Lo belum sembuh. Nanti aja kalo udah sembuh" protes Langit

Kesya mengibaskan tangannya kedepan, kemudian menyengir lebar, "gapapa. Lagian gue juga pengin banget jalan-jalan. Nanti habis maghrib pokoknya,ya."

"Tapi--"

"Udah ga usah tapi-tapian. Pokoknya nanti habis mahgrib titik" sela Kesya.

Langit menghembuskan nafasnya pasrah, ia tidak mau menolak keinginan gadis pujaan hatinya. Bukan karena dirinya bucin, tapi karena dia merasa bisa menjaga Kesya, tidak akan membiarkan gadis itu kenapa-kenapa barang seujung rambut pun.

***

Gadis bermata coklat itu tersenyum seraya memejamkan matanya, kemudian membuka mata melihat pemandangan di depannya yang sungguh menyenangkan, sebuah taman yang terbilang cukup luas.

Ada juga sosok laki-laki tampan di sebelahnya yang terus menekuk wajahnya, sebal.

"Gak usah cemberut gitu. Tambah jelek" ujar Kesya pada cowok yang berpakaian casual, dengan rambut di tata rapi dan tidak lupa parfum yang terus menyeruak di indra penciuman Kesya. Menambah kesan tampan pada sosok di sisinya ini.

Langit, cowok itu melotot, menatap Kesya tajam, "lo udah nipu gue!" desis Langit. Tidak terima, merasa di bodohi.

Yap! Jadi, ini yang di maksud jalan-jalan ala Kesya, bukan jalan-jalan keluar seperti ke mall,taman kota, atau tempat hiburan lainnya, tapi jalan-jalan keliling rumah sakit dan berakhir di taman rumah sakit.

Kesya terkekeh, kemudian menjawab, "gue gak nipu kok. Kan lo bilangnya jalan-jalan tadi kan udah, gimana si."

Flashback on.

Langit bersiul senang sambil melangkahkan kakinya santai di lorong rumah sakit, sesekali mengaca ke jendela. Sungguh tidak ia sangka secepat ini bisa dekat dengan gadis itu.

Sebelum mengiyakan keinginan gadisnya, ia sudah izin pada dokter, omah dan opah pastinya. Mana mungkin ia membawa cucu orang tanpa izin, dia bukan lelaki seperti itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LANGIT [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang