1

21 1 0
                                    


  Seorang gadis berlari sekuat tenaga dengan tergesa-gesa menuju hutan belantara yang dia sendiri tidak tau ini di mana. Sesekali ia menolehkan kepalanya kebelakang untuk memastikan apakah orang tersebut masih mengejarnya atau tidak. ia terus berlari menyelamatkan diri dari kejaran para tentara yang mengejar nya.

Perempuan dengan Hoodie kuning dan celana lapangan serta tas ransel di punggung nya itu berlari menuju hutan sampai ke seluk beluk sampai ia yakin bahwa para tentara itu tidak melihatnya lagi.

Ia berhenti di balik semak belukar yang menjulang tinggi sambil berusaha menetralkan deru nafasnya lalu tiba-tiba tangannya di tarik oleh seseorang.

"Tolong aku"ucapnya

Ia mengerutkan keningnya saat melihat siapa yang menarik tangannya, seorang perempuan cantik berambut pendek, menggunakan dress biru muda di tengah-tengah hutan.

"Aku tidak mengenal mu"jawabannya sambil menghempaskan tangannya

Perempuan berambut pendek itu membuat ekspresi ingin menangis dan frustasi tidak tau harus meminta tolong kepada siapa.

Lama-lama hatinya tidak tega juga membiarkan seseorang yang membutuhkan pertolongan. Ia mendengus sebal saat sifat malaikat nya lebih dominan saat ini.

"Aku tidak bisa menolongmu, tapi kalau kau memang tidak memiliki tujuan kau bisa ikut aku"ujar nya, ia bahkan juga sama seperti perempuan di depannya, sama-sama orang pelarian dan tidak memiliki tujuan. Tapi setidaknya ia tau apa yang sedang terjadi.

"Benarkah? Kalau begitu kita adalah tim sekarang! Nama ku Bella, namamu?"ujar gadis rambut Bob itu dengan berbinar yang di ketahui namanya Bella.

Belum sempat ia menjawab pertanyaan Bella, suara seseorang menginterupsi kegiatan mereka berdua. Dua orang lelaki tampan berjalan mendekati mereka, mereka terlihat mirip, yang satu menggunakan jaket bomber dan yang Satunya lagi hanya menggunakan kaus belang-belang.

"Maaf aku lancang mendengarkan pembicaraan kalian berdua, tapi bolehkah kami bergabung dalam tim kalian"ucap pria berjaket bomber.

Bella yang mendengarnya berjingkrak senang layaknya anak kecil yang baru mendapat es krim.

"tentu saja boleh, semakin banyak orang maka semakin besar pula kemungkinan kita selamat"

"Kalau begitu kenalkan nama ku bima, ini teman ku, dia Rangga"ucap Bima dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman, begitupun dengan Rangga yang juga langsung mengulurkan tangannya dan langsung di sambut oleh Bella

"Bella"ucap Bella ketika membalas juluran tangan bimma dan Rangga. Ketiga orang tersebut lantas menoleh pada perempuan berambut panjang di samping Bella yang sama sekali tidak berniat bergabung

Namun akhirnya dia pasrah ketika melihat tatapan yang lainya seperti memohon kepada nya

"rima"jawabnya cuek.

"Eyy maafkan temanku ini ya, dia memang seperti itu dengan orang baru"ucap Bella mencair kan suasana saat mereka merasa canggung

Rima yang mendengarnya mendelik kesal, sejak kapan mereka berteman, bahkan mereka baru bertemu beberapa menit sebelumnya. Namun sepertinya bima dan rangga tidak mau mempermasalahkan nya dan memilih mengangguk saja.

Lalu mereka berempat berjalan menyusuri hutan untuk mencari tempat berlindung sambil was-was barangkali ada tentara yang mengejar mereka.

"Bella, kenapa kau menggunakan dress di tengah hutan seperti ini?"tanya Rangga di samping Bella, beberapa langkah depannya ada bima yang juga ikut menolehkan kepalanya kebelakang seakan ikut menanyakan pertanyaan yang sama. Sedangkan rima sudah berjalan di depan memimpin.

Bella mengerucut kan bibir nya kesal, tetapi itu malah membuat dirinya semakin imut.
"Seharusnya ini adalah hari pertunangan ku dengan pacar ku sebelum para tentara sialan itu menghancurkan pestaku, mereka semua membunuh orang-orang yang ada di sana...

.... termasuk tunangan ku, dia bahkan rela mati demi aku, jadi aku tidak sempat ganti baju dan langsung melarikan diri dan berakhir nyasar di hutan"jawab Bella dengan sedih.

Rangga merasa bersalah, laki-laki bongsor itu menggaruk kepalanya dengan Canggung

"maaf"cicit Rangga

Dan Bella hanya mengangguk seakan tidak apa-apa, bima membalikkan badanya jadi dia berjalan dengan mundur "kau sudah tunangan? Berapa umurmu?tanya Bima

"20"jawab Bella membuat mata bimma dan Rangga membola tidak percaya.

"Sungguh, kupikir kau masih 18 atau 19 tahun"ucap bima berlebihan

Bella hanya terkekeh mendengar nya, dia merasa tersanjung karena secara tidak langsung mereka mengatakan kalau wajah Bella ini awet muda.

Bima masih saja berjalan mundur dengan bodohnya. Dia masih menyimak pembicaraan antara Rangga dan Bella sesekali ia menimpali. Hingga ia hampir jatuh terjengkang kebelakang karena Rima yang tiba-tiba berhenti.

Bima mendecak kesal ingin memarahi rima sedangkan Bella dan Rangga terkikik menahan ketawa, namun niat bima terurungkan ketika melihat benda yang di temukan rima.

"Apa itu?"tanya bima, bella dan Rangga pun mendekati untuk melihat. Mereka menemukan sebuah korek api berwarna kuning, lalu rima membalik korek tersebut dan terdapat lambang sayap kecil di ujungnya.

"Apa yang aneh?"tanya Bella merasa tak paham

"Ini lambang wings, salah satu organisasi tentara sialan itu. Itu berarti tempat ini tidak aman, kita tidak sadar kalau sejak tadi kita sudah di intai"ucap rima sepelan mungkin. Bella yang mendengarnya langsung ketakutan dan reflek memegang lengan Rangga dengan erat.

"Tangkap mereka!"

"Larii!"seru Bima dan ia menarik tangan rima untuk lari ketika para tentara mulai mengejar mereka.

Mereka berempat berlari berusaha mencari tempat persembunyian, setidaknya untuk saat ini hanya dengan cara bersembunyi yang bisa menyelamatkan nyawa mereka.

"Argh"teriak bimma, bimma terjatuh ketika kakinya tersandung oleh rerumputan yang menjalar.

Rangga langsung membantu bima untuk berdiri, rima ingin membantu namun gerakan nya terhenti ketika mendengar suara tembakan keatas langit.

"Berhenti kalian! Atau kami tembak!"teriak salah satu tentara

Rima tak mau berujung mati disini dan membuat rencana kaburnya gagal, ia segera menarik tangan Bella yang malah bengong yang mungkin karena shock dan takut tidak tau harus apa.

Rima terus berlari sambil menggandeng tangan Bella yang selalu mengoceh memarahi rima bahwa tindakan nya salah telah meninggal kan bima dan Rangga.

"Berhenti kalian!"

"Sial"[]

•••

Bella Latushia carollin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bella Latushia carollin

WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang