2

4 1 0
                                    


"Rima apa yang kau lakukan, kita tidak bisa meninggalkan bima dan Rangga di belakang!"seru Bella. Rima tidak menjawab, dia hanya menarik tangan Bella bersembunyi di balik pohon yang sangat besar.

Rima pikir mereka akan tertangkap, namun ia salah ternyata tentara tadi malah menangkap penyusup lain yang rima tidak tau itu siapa

"Kita tidak bisa memikirkan nyawa orang lain ketika kita juga tidak tau apakah kita akan selamat atau tidak"ucap Rima dengan berdesis lirih mencoba untuk tidak mengeluarkan suara.

"Tapi kita adalah tim Rima! Kita-"

Rima langsung membekap mulut Bella dan menatap nya tajam, seolah jika Bella tidak mau diam rima bisa saja melempar kan dirinya pada tentara-tentara tersebut yang sedang mengejar mereka.

"Lihat jarum jam angka 3 di balik pohon besar itu, di sana ada bima dan Rangga. Mereka tidak cukup bodoh seperti dirimu, mereka bisa menyelamatkan diri mereka"lirih Bella.

Bella diam dan melirik arah yang di maksud rima, dan kebetulan Rangga juga sedang mantap ke arah mereka, lalu Rangga membuat gerakan simbol 'OK' supaya Bella tidak perlu cemas.

Bella menghembuskan nafasnya lega, rima yang melihatnya hanya berdecih.
"Buang kata tim dalam pikiran mu jika kau ingin selamat"ucap rima.

Bella yang mendengarnya menggelengkan kepalanya cepat.
"Jangan berkata seperti itu rima, setelah sekian lama aku bisa merasakan memiliki teman lagi dalam hidupku, aku tidak mau kehilangan lagi"lirih bella

Lalu rima hanya diam tak menanggapi ucapan Bella.

Ketika mereka sedang berdiam mewanti-wanti menunggu waktu yang tepat untuk kabur lagi. Rima sedikit mengintip untuk memastikan, ia melihat hanya ada seorang tentara di atas gundukan tanah dia depanya, jaraknya cukup jauh namun rima masih bisa melihat nya.

Tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri mereka ia datang dari arah belakang, membuat Bella dan rima terkejut tapi wanita itu segera menjulurkan jari telunjuknya ke bibirnya untuk diam.

Rima memikirkan wanita di belakangnya ini mungkin berumur sekitar 25an, ia menggunakan baju tanpa lengan, bahu kanannya di tatto yang entah itu tatto bergambar apa, rima hanya dapat melihat ujungnya saja. Ia menggunakan celana lapangan sama seperti dirinya.
Dan lagi wanita itu membawa panah.

Wanita itu menepuk bahu Bella pelan.
"Aku ini pemanah yang handal, kau lihat di sana hanya ada seorang tentara, aku bisa saja memanahnya tepat di jantung nya, namun aku perlu bantuan kalian"ucap wanita itu, rima hanya mengerutkan dahinya tak mengerti

"Apa?"tanya Bella antusias

Wanita itu tersenyum "tolong kau pencing dia agar ke sini, agar aku bisa memanahnya"ucap wanita itu.

Rima tidak setuju! Ia ingin melayangkan protes karena itu membahayakan nyawa Bella, karena ia tau seberapa besar keinginan Bella untuk hidup, rima pikir ini pembodohan, kenapa tidak wanita itu sendiri saja yang memancing tentara itu.

Tapi belum sempat rima berujar, Bella sudah terlebih dahulu berdiri dan keluar dari persembunyiannya, rima menepuk dahinya dia membatin betapa bodohnya Bella.

"Hei pria tua jelek! Aku disini"teriak Bella dengan menari bebek seperti mengejek

"Penyusup! Tangkap dia!!"teriak tentara itu, sontak beberapa tentara keluar dari gundukan tanah tersebut.

Gawat! Ini bahkan lebih gawat dari sebelumnya, lebih banyak tentara dari sebelumnya. Lagi-lagi rima merutuki kebodohan Bella dan segera lagi-lagi menarik tangan Bella untuk lari mencari tempat aman.

Rima terus berlari dan bermain petak umpet dengan para tentara, ia bersembunyi di balik pohon lalu berlari lagi, lalu bersembunyi lagi begitu terus sampai tangannya di tarik Bella untuk berhenti.

"Tungh..tunggu sebentar, aku lelah sekali"keluh bella dengan nafas yang memburu.

Rima berdecak kesal "ini bukan waktunya untuk istirahat Bella!"

Grep. Sebuah jaring membungkus tubuh Bella, ia tertangkap. Dan tentara berlari untuk menangkap Bella, rima tidak punya waktu untuk menyelamatkan Bella, ia berlari menyelamatkan diri sambil menggumamkan kata maaf untuk Bella.

Lalu tangan Rima di tarik, bersembunyi di balik batu yang sangat besar. Seseorang yang menarik nya tadi adalah wanita tadi yang membawa panah. Lalu rima berhenti dan mencoba menetralkan nafasnya, untuk sementara ia bisa bersembunyi disini pikirnya.

"Kau tidak akan pernah bisa kabur dari para tentara itu"ucap wanita itu memberitahu. Rima hanya meliriknya sekilas tidak berniat membangun obrolan dengan wanita di sampingnya, entahlah dia masih merasa kalau wanita di sampingnya ini mencurigakan.

Wanita itu tersenyum sinis "dari awal kau memang tampak berbeda, siapa kau?"tanya wanita itu dengan jari telunjuknya mengangkat dagu rima

"Rima"jawabnya

Wanita itu menggeleng kan kepalanya "aku tidak tanya namamu gadis manis, aku tanya jabatan mu, aku merasa kau bukan gadis biasa"

"Aku rima, dan hanya rima. bukan siapa-siapa"

Akhirnya wanita itu mengangguk pasrah
"Apa rencana selanjutmu"

"Kabur dan bertahan hidup"jawab rima sekenanya

"Aku tau kau bukan gadis biasa, tidak ada yang memiliki sepatu seperti itu selain anggota presiden dan kau mencoba kabur"

Wanita itu melempar panahnya dan mengambil pistol di saku belakang nya.

Ia menendang, bagian belakang lutut rima hingga rima terjatuh berlutut, wanita itu menodongkan pistol nya mengarah kepala rimma.

Ia menarik lengan atas bajunya sehingga memperlihatkan bahunya yang bertatto, rimma melotot kaget ketika melihatnya, itu gambar sayap. Betapa bodohnya rima tidak mengamati sejak awal

"Melihat reaksimu aku yakin kau tau tentang wings, ini masih organisasi baru dan hanya anggota presiden yang tau"ucap wanita itu dan membenarkan bajunya

"Namaku Hellen, ketua organisasi wings. Jangan macam-macam padaku, katakan kau siapa? Atau kau kutembak sekarang"lanjut wanita itu.

Rima menundukkan kepalanya "aku rima, dan hanya rima. Bukan siapa-siapa"ujar rima dengan lirih, mental nya memang mulai tergoyahkan

"Ckckc...sungguh anjing yang patuh, siapa atasan mu? Di bayar berapa kau hingga menyusup ke area terlarang"tanya Hellen

Rima mulai bergetar takut, ia masih tidak mau mati sekarang.
"Aku benar-benar hanya rima, sungguh"ucap rima putus asa

Hellen mendesah kesal, "pak Roby! Aku menangkap penyusup"teriak Hellen kearah tentara yang terlihat sudah tua mungkin berkepala tiga.

"Kupikir nyawamu akan bermanfaat nanti, kau beruntung kali ini"ucap Hellen dan dia pergi ketika para tentara sudah menangkap rima

Sial ini jebakan,batin rima.
Ia dengan pasrah di giring para tentara entah kemana.[]

•••

Bima Praya Ardana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bima Praya Ardana

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang