Happy Reading 😘____________________________________
"Lo harus tanggung jawab! " tukasnya kasar.
"Heh pel*cur! Kita baru kenal kan?.. Dan yg main sama lo tuh bukan gue aja kali" jawab lelaki itu menatap rendah lawan bicaranya.
"Gak boy! Dua bulan terakhir gue cuma sama lo.. Jadi ini anak lo, mau gak mau lo harus nikahin gue! "
"Gak usah alesan deh, syaa! Gue tau niat busuk lo! Lo mau morotin gue kan! Banyak yg lain sya, yg bisa lo plorotin hartanya! Salahnya gue gak ada waktu. " ucap lelaki itu melangkahkan kakinya ke luar rumah. Namun tangannya di paksa tarik ke belakang sehingga terpaksa menatap gadis yg mulai membasahi pipinya karena air mata.
"Gak boy! Dengerin gue .. Ini anak lo kalo gak percaya gue bawa DNA anak ini. Dan benar ini anak lo! "
"He.. Lo kira gue percaya! " bantah boy menepis tangan tasya kasar.
"Boy! Ini darah daging lo! Lo gak bisa ngelak lagi... " pujuk tasya lagi sembari mengoncang goncang lengan kokoh boy.
"Isshh!! Apaan sih lo! Jangan ngaco deh! Gue bukan ngelak ya, sya! Tapi emang benar itu bukan anak gue! Jangan libatkan gue sama anak haram lo! " boy mendorong tasya hingga tasya tersungkur.
Tasya bangkit kembali, terlihat dengan sangat kentara kini tasya dalam keadaan sangat marah.Plakk
Satu tamparan kasar lolos dengan mudahnya pada rahang boy. Dan yg di tampar tampak kaget dengan senyum miringnya.
"Lo boleh hina gue! Tapi lo gak berhak ngehina anak gue!" ucap tasya dengan tatapan membunuh."Kenapa.. Lo marah, gue bilang itu anak haram?! Hah?! "gertak boy mendorong kasar tasya hingga gadis itu meringis memegangi perutnya yg terasa ngilu.
Tasya tak lagi menjawab membuat kesunyian seakan mengurung mereka. Tasya tak henti hentinya meringis, kala perutnya terasa sangat sakit. Melihat itu boy mensejajarkan tubuhnya pada tasya, menangkup kedua pipi basah tasya hingga membuat bibir merahnya mengerucut.
"Kenapa..? " ucap boy lembut namun terselip nada meremeh di sana.
"Anak haram lo mau keluar ya? Ops.. Sorry lo gak suka panggilan itukan. Hehe, sengaja!" lanjut boy dan menghentakkan pipi gadis itu pada kata terakhirnya."Bers*ngs*k!!"maki tasya di depan bertatapan wajah dengan boy.
Boy seketika berdiri dengan raut takut yg di buat buat lalu tertawa yg siapapun mendengarnya pasti mengira itu adalah tawa iblis."Haha.. Anastasya Algiando! Apa jadinya kalo bonyok lo yg di Bali tau! Kalo lo udah hamil anak haram.. " dengan tertatih tatih tasya berusaha mendekati boy dengan wajah yg sangat menyedihkan.
Sedikit terbesit rasa kasihan terhadap kekasihnya itu namun dengan cepat ia tepis.
"Boyy.. Ibu ibu komplek udah pada tau.. Gue gak mau di gantung hidup hidup dengan bonyok pas mereka pulang!" bujuk tasya lagi walau pandangannya sudah memburam ia tetap berusaha membujuk mantan kekasihnya itu.
"Gue gak perduli!" tepis boy, menghentakkan tubuh tasya yg lemah hingga terbanting pada sudut meja makan dan terkena perut gadis itu.
Aaargg..!!!
Pekik gadis itu kesakitan. Boy seketika panik melihat cairan merah mengalir ke betis mulus tasya yg terekspos akibat ia memakai dress selutut tanpa lengan.
"Lo pendarahan, sya!! " boy panik.
Ia tau dan ia percaya itu anaknya tapi ia tak ingin menikah di saat ia masih di jenjang putih abu abu. Ia masih ingin bersenang senang dengan masa lajangnya. Lagi pun boy sudah memiliki pacar yg ingin ia bahagiakan."Auhh.. Sakit boy!! Lo harus tanggung jawab! Lo harus tanggung jawab boy! Lo harus tanggung jawab! Aauhh!! "
Entah apa yg merasuki boy saat itu. Saat boy melihat pisau kecil berkilau, ia mengambilnya dan tanpa di sadarinya pisau buah itu sudah berlumuran darah. Dan tasya hanya bisa menelan nasib pahit, ia tak lagi bernafas. Matanya terbelalak, mulutnya menganga yg mengeluarkan darah segar, cairan merah itu sudah kemana mana dan tak henti hentinya mengalir walau nyawanya tak lagi di sarangnya.
Tliingg
Pisau itu jatuh begitu saja menambah suasana mencekam dalam kesunyian. Menambah rasa syok pada sang pelaku, seakan semua kegelapan mengurungnya.
Boy terhenyak, terdiam, dan terduduk gusar, menyandarkan tubuhnya pada dinding yg menjadi saksi bisu peristiwa keji yg di lakukannya. Boy menatap langit langit ruang makan, menerawang perbuatannya.
Boy tersadar, pada hobi yg selalu di lakukanya sepertinya terlalu berbahaya untuk remaja seumurannya. Seperti balapan liar, minum minum, pecandu narkoba, sex bebas bahkan ia sering menjadi pembegal saat barang yg di inginkannya tidak ia dapatkan namun tidak sampai membunuh, ia hanya menggertak, meminta uang,menyita kendaraannya, lalu membiarkan korbannya pergi.
Semua itu sudah menjadi hal biasa dalam geng nya yg sering di lakukannya semenjak putih biru. Namun sekarang boy merasa terjebak dalam permainannya sendiri.
"Mass? Bisa kan? Rumahnya belum di boking kan? " tanya gadis yg seumuran dengannya, membangunkan lamunan boy. Seorang pria jangkung, berhidung mancung, di sertai rahang tegas membuat kharismanya semakin bertambah. Perpaduan indah yg di anugrahkan tuhan yg maha esa pada seorang Afif Maulana, yg kerap di sapa dengan panggilan boy. Boy menyandang namanya seperti itu karena hobi urak urakan nya di masa Lampaunya membuat nama itu benar benar melekat padanya.
"Hurff.. Mas? Bisakan mas? "
-----------------------------------------------------------
Alohaa.. Guyss!
Gimana cerita ke dua aku?..
Penasaran gak? Komen ya klo typo..Jangan lupa vote dan komen..
IG : SelaSp_12
SitiRbtl09See you nex time.. 😚😚😚
KAMU SEDANG MEMBACA
ICHA
Horror"(Lo harus tangung jawab!) Kalimat itu memulai semuanya. Setiap terdengar kalimat itu kau harus bersembunyi dari kegelapan, jangan sampai dia menemukanmu dalam kegelapan dan menyergapmu layaknya santapan lezat." "Dia selalu hadir kala kau sendiri...