Happy reading
💛💛💛-----------------------------------------------------------
"Mas? Bisa kan? " tanya nya ulang, membuyarkan lamunan boy kembali.
"A ah, maaf maaf.. Saya akhir akhir ini sering termenung. Kenapa tadi mbak? "
Boy bertanya balik."Gini mas... Rumahnya bisa saya sewa gak?" tanyanya sedikit kesal sebab lawan bicaranya terus termenung.
"Hmm... Bisa sih mbak. Tapi kalau ada apa apa di rumah, mbak bisa hubungi saya" jawab boy menyerahkan kunci rumah dan kartu namanya pada gadis manis, bibir mungil merah alami dan pipinya yg sedikit chubi di hiasi sedikit lengkungan kecil di kedua pipinya membuat icha kelihatan lebih menggemaskan. Ya.. Dia icha yg memiliki nama lengkap Syifa Endiana gadis blasteran jawa-betawi.
"Oke.. Ini untuk dua bulan ke depan." ucap icha memberikan sejumlah uang pada boy.
Sedangkan boy hanya menatap uang merah namun ia ambil walau ragu."Di hitung aja lagi kalau takut kurang. " lanjut icha menyilangkan tangan di depan dadanya, menatap lekat lelaki di depannya ini.
Boleh juga..
"Hm, Oke pas kok mbak. Bisa mbak pakek rumahnya. Kalau ada hantunya hubungi saja saya, walaupun jam larut saya sedia membantu anda" lawakan boy sedikit menirukan gaya iklan yg di tontonnya di televisi, tapi sebenarnya ia tidak bercanda.
"Haha.. Oke mas bisa aja. Kalau gitu saya beres beres dulu ya.. Barang barang ada di mobil jadi langsung ke sana aja. " jawab icha walau tertangkap olehnya nada serius tapi ia terpaksa sedikit tertawa.
"Baiklah, saya permisi dulu ya".Mereka sama sama berdiri lalu melangkahkan kaki ke depan pintu.
"Eh.. Mbak" ucap boy menghentikan langkah keduanya tepat di depan pintu.
"kalau boleh saya mau menemui penjaga rumah itu. Penjaga rumah itu sudah saya anggap seperti orang tua saya sendiri"
Tampak icha sedang berfikir. Icha memiringkan kepalanya sedikit, menatap aneh pada lawan bicaranya membuat boy sedikit tak nyaman.
"Hmm.. Okeh.. Kalau gitu mas yg bawa mobilnya"jawab icha menyetujui, meronggoh saku lalu memberikan kunci mobil pada boy.
"Baiklah, mari" ajak boy.
Keduanya naik dengan mulut terdiam hingga di pagar boy berhenti.
"Pak jup, nanti jemput saya di rumah lama ya" ucap boy pada satpam rumah boy. Pak jup sedikit kaget tapi ia langsung mengangguk. Melihat itu mobil yg di kendarai boy langsung melesat.
Dalam perjalanan hanya deru mobil dan suara pengendara lain menjadi penghalau sunyi. Tak ada sama sekali yg membuka suara. Keduanya sama sama sibuk sendiri. Icha sibuk dengan telfon genggamnya sambil menyandar pada jendela mobil dan boy fokus menyetir dengan fikiran tentang rumah lamanya juga dengan penghuni barunya. Boy sedikit ragu tapi ia tidak bisa membiarkan wanita ini terus memohon di depannya untuk menyewa rumah lamanya itu.
"Mbak.. Udah sampai" ucap boy namun yg di ajak bicara malah sibuk di alam mimpinya. Boy menggeleng gelengkan kepalanya lalu menekan klason mobik gadis itu namun tampaknya dia tidak terganggu. Malah terdengar krusak krusuk dari dalam pagar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ICHA
Horror"(Lo harus tangung jawab!) Kalimat itu memulai semuanya. Setiap terdengar kalimat itu kau harus bersembunyi dari kegelapan, jangan sampai dia menemukanmu dalam kegelapan dan menyergapmu layaknya santapan lezat." "Dia selalu hadir kala kau sendiri...