☕🍫Drarry adalah
ParselmouthSetting Drarry umur 11 tahun.
Pagi ini di Malfoy manor seperti pagi biasanya, langit kelabu,udara dingin yang menyentuh kulit. Burung-burung terdengar riang bernyanyi. Kicauannya menemani aktifitas manusia di pagi itu.
Kicauan riang setara tawa yang berdenting di bibir salah satu penghuni manor tersebut,dan kita semua tahu pasti siapa itu.
Harry berlari kecil sambil memegang surat pertamanya dari Hogwarts wizard school. Narcissa hanya tersenyum menyaksikan tingkah lucunya. Sedang Draco agak cemas membayangkan bagaimana reaksi Harry jika surat sekolahnya dari Durmstrang datang nanti. Lucius yang tahu kecemasan Draco hanya meremas pundaknya pelan, menenangkannya.
"Draco,suratmu mana.."
Deg...
"Belum datang,mungkin sebentar lagi..."
Draco menghela nafas.Tuk...tuk... Terdengar suara ketukan dijendela. Oh,shit!
Draco memandang horror burung hantu yang mengetuk ngetuk jendela itu. Sementara Narcissa beranjak membuka jendela dan mengambil surat itu. Bermaksud Menyerahkan surat itu pada Draco.
'Hitam?' dahi Harry mengeryit.
Dengan cepat dia merebut surat yang baru sampai ditangan Draco dan berlari kekamar. Sambil tertawa tawa. Draco bergegas mengejarnya.
Tapi dia melihat Harry berdiri di ruang musik dekat kamar mereka. Dia menunduk,bahunya bergetar,isak lirih itu membuat hati Draco trenyuh.
"Mengapa----mengapa Durmstrang?"
Dia mendongak menatap Draco. Air matanya mengaliri mata emeraldnya, sorot itu meredup. Jika biasanya dia akan mengatakan Harry yang menangis sangat lucu,tapi tidak kali ini. Harry bersedih dan itu membuat hati Draco ikut sakit melihatnya..
"Rry--"
"Draco sudah berjanji tidak akan meninggalkanku..bagaimana denganku..!!"
"Harry..."
"Aku benci Draco...!!!!"
Harry berlari menuju kamar mereka dan membanting pintunya. Sedangkan Draco terduduk lemas,ini pertama kalinya dia menangis.
Lucius dan Narcissa menenangkannya. Narcissa kemudian masuk ke kamar Harry. Dilihatnya Harry menangis menghadap jendela.
"Bolehkah mum masuk, dear."
Harry tetap bungkam.
Narcissa merengkuh tubuh kecil itu,mendekapnya dalam pelukan. Sesekali tangannya mengelus punggung bergetar Harry.
"Kau tahu dear, Draco sedang tidak baik."
Narcissa bisa merasakan Harry sedikit menegang dipelukannya. Dia meneruskan ucapannya."Tahun lalu saat dad memisahkan kalian, Draco berada di kondisi yang berbahaya. Dia bisa terbunuh jika tidak ditangani dengan tepat. Dulu leluhur kami ada yang menikah dengan seseorang yang memiliki warisan darah. Dan warisan darah itulah yang mewarisi Draco sekarang. Draco bisa terbunuh jika di Hogwarts. Tempat itu kurang bijak untuknya. Durmstrang lah tempat yang tepat untuknya. Dia harus melatih warisan darah,serta sihirnya dengan baik agar tetap hidup.. Harry sayang Draco kan..?"
Harry mendongak dan mengangguk.
" Harry tidak ingin ingin Draco menderita...?"
Harry mengangguk lagi.
"Bolehkan Draco sekolah di Durmstrang...?"
"Boleh"
"Nah,Draco ada di gazebo.. temui Draco dan meminta maaf. Draco sangat sedih saat Harry bilang membencinya.."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Unbearable Lightness of Being
FanfictionCinta Dalam Diam Kau tahu cinta dalam diam? Itu aku. Mendoakanmu kala rindu, mengagumimu lewat karya ku, serta membisikkan namamu dalam hatiku. Membisikkan dengan nada riuh saat temaram menghiasi dinginnya malam. Malam yang semakin mesra menurut ku...