5

1.5K 131 50
                                    

6 BULAN KEMUDIAN

🍏🐍

Seberkas cahaya matahari menerobos masuk melalui kisi kisi jendela,menghangatkan wajah Draco. Sambil menggosok-gosok mata, ia duduk di tepi ranjang. Lantai kayu pinus terasa dingin di kaki nya. Ia merenggangkan kakinya dan menguap.

Di samping ranjang terdapat rak berisi buku-buku pelajaran dan buku koleksinya mengingat ia si kutu buku. Dan disampingnya lagi terdapat rak pakaian miliknya.

Dengan sedikit malas dia meraih handuknya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai membersihkan diri dia memakai seragamnya dan membuka jendela kamarnya yang menghadap laut,udara subuh yang sejuk semilir menerpa wajahnya. Dia menyukai letak kamarnya karna dia bisa berlama lama menatap lautan dalam diam. Harry menyukai laut dan dia pun menyukainya.

Kaki jejangnya beranjak menuju meja belajarnya untuk menata buku yang akan digunakan hari ini. Dan dia mengambil sebuah buku tua pemberian ayahnya tentang Dragonian. Banyak yang harus dia pelajari tentang Creatur nya. Tentang segel,mate dan lainnya. Beruntung nya setiap siswa diasrama nya mendapat semacam guru pendamping pribadi. Masing masing guru membimbing satu siswa saja karna akan sangat merepotkan jika mengendalikan puluhan magic creatur bersama sama. Entah sial atau beruntung guru pembimbing Draco adalah Igor Karkaroff sendiri,sang kepala sekolah. -_-

Tak terasa waktu menujukkan pukul 6 pagi. Draco melirik teman sekamarnya yang masih setia mendekap bantal lonjongnya (guling) dan anak itu tidak akan bangun jika tidak ada yg membangunkannya.

"Raden bangun hei"
Draco mengguncang bahunya.

"Ntar Siti, dua jam lagi.."
Draco mengangkat sebelah alisnya, kemaren sugeng sekarang siti-_-. Dia lalu mengambil tongkat sihirnya.

"Aguamenti..."

"Banjir... Mak banjirrr!!!"

Spontan Raden bangun sambil memeluk guling nya dan berlari menuju pintu.
Sesaat dia mematung menghadap pintu ketika sadar dia bukan dirumahnya,ya dia di kamar asramanya. Dia membalikkan tubuhnya menghadap Draco yang masih memegang tongkat sihir yang di ujung nya masih meneteskan air. Dengan cemberut dan kaki menghentak dia mengambil handuk nya dan menuju kamar mandi sembari misuh2.

"Ancen mbah kakung gemblung, sangger nyiram rumangsane aku pedhet piye..¹"

Draco yang masa bodoh memutuskan untuk jalan pagi sebelum beraktifitas.

🍏🐍

Cara mengajar Di Drumstrang berbeda dengan Hogwarts dan sekolah sekolah sihir lainnya. Di Drumstrang mereka hanya diberi buku pelajaran untuk untuk belajar secara mandiri,tidak ada esai ataupun sesi tanya jawab dikelas. Tidak ada kelas untuk sejarah sihir, rune maupun ramalan. Mereka hanya mempelajarinya secara mandiri lewat buku pelajaran.

Saat kelas ramuan para murid langsung menghadap kuali masing masing untuk praktek dengan buku ramuan sebagai panduan.

Saat kelas pertahanan terhadap ilmu hitam mereka langsung dilatih berduel mantra dilapangan.

Khusus asrama Dracheseith mereka juga mempelajari tentang creatur mereka dengan pembimbing masing masing. Mereka dilatih menerima, mengendalikan dan cara menyegel kekuatan mereka sendiri. Mereka dipaksa mengendalikan wujud mereka secepat mungkin dari manusia - creatur -manusia terus secara berulang ulang. Draco masih ingat latihan pertamanya dia hampir sekarat terikat di hutan es selama sebulan. Igor Karkaroff sungguh tidak memberi keringanan padanya. Mage adalah tingkatan terendah jika Kau lulus dari Drumstrang.

🍏🐍

Setelah menjalani hari yang melelahkan akhirnya Draco bisa kembali ke kamarnya. Setelah membersihkan diri dia naik ke tempat tidur setelah sebelumnya menarik kelambu di pinggiran kasurnya. Menyiapkan cermin dua arah untuk berbicara dengan Harry nya.

The Unbearable Lightness of BeingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang