1||Roti Bakar Keju

44 18 5
                                    

Aku tau segala hal tentang mu , makanan kesukaanmu ,makanan yang tidak kamu sukai,minuman favorit mu ,warna kesukaanmu hingga aku tahu isi hati mu yang tidak menginginkan kehadiran ku disisimu.

•struggle

Pagi sekali Quina bangun hanya untuk berkutat di dapur untuk menyiapkan bekal untuk Dipta.Yups gadis itu kini tengah menyiapkan roti bakar keju untuk diberikan kepada Dipta dan membuat susu vanila kesukaan untuk dibawakan sebagai bekal Dipta.

"Huft akhirnya jadi juga Lo roti"gumam Quina menatap roti bakar keju yang mengeluarkan aroma apabila orang mencium nya akan merasakan lapar.

"Semoga Dipta suka deh"ucap Quina lalu melangkah mengambil kotak bekal berwarna biru muda itu untuk diisikan roti bakar buataannya.

"Gue harus berangkat lebih pagi biar bisa naruhin bekal ini di bangku Dipta biar lebih surprise gitu "ucap Quina cekikan tidak jelas.

Ia pun menaiki tangga kamarnya dengan menenteng bekal yang akan diberikan kepada Dipta dan sebotol susu vanila hangat.

"Selesai! saatnya sekolah , semangat Quina"ucap Quina .

setelah selesai mandi dan menyiapkan peralatan sekolah,ia pun menuruni satu per satu anak tangga menuju ke meja makan.

Di meja makan sudah duduk papa nya Quina dan tentu saja mamanya. Ia pun melangkah mendekat dan duduk untuk memakan sarapannya.

"Aku berangkat dulu ma,pa"ucap Quina setelah selesai menghabiskan sarapannya dan hendak menyalami tangan papanya,namun papanya enggan memberikan tangannya untuk dikecup oleh Quina.

"Kapan papa sama Mama bisa Nerima Quina lagi?"tanya Quina lirih.

"Sampai kapanpun papa gak akan Nerima kamu lagi"ucap papa nya tajam.

"Tapi kenapa papa terus terusan nyalahin aku?itu tidak disengaja pa"ucap Quina sambil menahan air matanya yang ingin jatuh saat itu juga.

"Tidak disengaja kamu bilang?!"kata papanya sedikit membentak.

"Iya kenapa aku aja yang papa salahin sih?aku capek pa?!"ujar Quina setengah membentak juga.

Plak

Satu tamparan berhasil membuat Quina diam membisu hatinya sakit papanya sendiri menamparnya mamanya hanya diam menyaksikan semua kesalahan ditumpahkan kepadanya.

"Makasih tamparannya pa aku berangkat assalamualaikum"ucap nya meninggakan meja makan dengan derai air mata yang membasahi pipinya.

Quina kuat,itulah kata kata yang selalu di ucapkan Quina untuk menguatkan hatinya.

Sakit, pedih,itu yang saat ini Quina rasakan pada hatinya.Ia berjalan menuju sekolah dengan langkah perlahan sambil menitikkan air mata,namun setelah melihat gerbang sekolah ia menghapus air matanya , menerbitkan senyuman di bibirnya dan mulai melangkahkan kakinya menuju ke gerbang sekolah.

"Gak boleh nangis depen Dipta Quina "batin Quina .

Quina mempercepat langkahnya menuju ke kelas Dipta mumpung sekolah belum terlalu ramai ,sesampai di kelas Dipta tak ada satupun orang hanya ada tas tas saja mungkin yang lainnya mengisi perut mereka ke kantin.

Quina menghampiri bangku Dipta dan kebetulan tas Dipta tidak ada itu artinya lelaki itu belum datang.Quin langsung menaruh bekal itu ke dalam kolong meja Dipta lalu bergegas meninggalkan kelas Dipta.

_________

Dipta melangkah memasuki kelasnya dan menuju bangkunya untuk menaruh tasnya di meja.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang