PRADIPTA PUTRA ALVERO

65 20 12
                                    

Tidak semua orang itu sama ,ada orang yang datang untuk pergi dan ada juga yang datang untuk menetap.
                                             •struggle

Kring......kring....kring...

Bel pulang telah berbunyi itu artinya seluruh siswa siswi kembali ke rumah mereka setelah seharian memusingkan otak mereka dengan pelajaran ntah itu dengan rumus, hafalan ataupun tulisan.

Namun,hari ini cuaca sedang tidak begitu bersahabat karena saat ini sedang hujan deras sebagian siswa siswi yang di jemput menggunakan mobil mungkin senang namun apa daya bagi siswa siswi yang berjalan kaki , naik motor ataupun sepeda.

"Aduh hujan lagi gimana gue pulang"gumam Quina menatap air yang begitu deras turun dari atas sana.

Sebenarnya tadi dia sudah ditawari oleh Melli untuk pulang bersama, namun sudah ia tolak dengan alasan akan bersama Dipta padahal sebenarnya ia tak mau merepotkan.

"Gue ke kelas Dipta deh siapa tau dia masih disana sekalian nebeng"ucap Quina tersenyum lalu melangkahkan kaki nya menuju kelas Dipta.

Dipta yang tengah merapikan buku terkejut akibat suara yang cempreng yang sangat ia kenali.

"Dipta pulang bareng yuk"ucap Quina setengah berteriak.

"Lo pulang sendiri aja"ucap Dipta.

"Tapi kan hujan"ucap quina.

"Bodo"ucap Dipta.

"Ish kok Dipta gitu si ayo pulang bareng"ucap Quina merengek sambil menggoyang goyangkan lengan Dipta.

"Lepas"ucap Dipta mendorong Quina hingga jatuh ke lantai.

Sakit,itu yang Quina rasakan bukan karena sakit terjatuh tapi karena sakit hati atas perlakuan Dipta padanya segitu tidak inginnya Dipta untuk mengantar Quina pulang hingga harus mendorong nya seperti ini.

"Yaudah kalau Dipta ga mau Quina pulang sendiri aja"ucapnya sambil tersenyum menahan rasa sakit pada hatinya.

Dipta pun melangkahkan kaki nya keluar kelas setengah mendengar kalimat yang diucapkan Quina.

"Makanya jadi cewek jangan kegatelan"ucap salah satu siswi siapa lagi kalau bukan Shela salah satu siswi yang mengincar Dipta.

"Cie sirik"ucap Quina mengejek Shela.

"Dih Lo itu jangan deketin Dipta lagi , karena Dipta itu punya gue awas Lo"ucap Shela meninggalkan kelas.

"Gue rasa hari ini harus ngerelain seragam gue basah demi untuk pulang kalau ga nekat gini mana ada orang yang mau nganter atau pun jemput gue"ucap Quina tersenyum getir.

                             __________

Dingin,satu kata yang menggambarkan apa yang Quina rasakan saat ini , ia tengah berjalan di pinggir jalan menerobos derasnya hujan hanya untuk pulang. Namun siapa sangka gadis yang sedang berjalan itu tidak apa apa ia sekarang sedang menangis sambil tersenyum.

"Gini amat ya hidup gue punya orang tua ga dipeduliin sama sekali cowok yang gue suka juga ga peduli sama gue,miris sekali hidup Lo Quina"ucap Quina pada dirinya sendiri.

"Ish apa apaan sih gue lebay banget pake nangis segala semangat Quina Dipta menunggumu"ucap Quina pada dirinya sendiri lalu kembali melanjutkan langkahnya.

Tanpa ia sadari sedari tadi ada yang mengawasinya seorang laki laki yang tengah menatapnya dengan tatapan sulit diartikan,siapa lagi kalau bukan Dipta.

Ia Dipta,sedari tadi ia mengawasi Quina sebenarnya ia tak ingin berbuat kasar pada Quina tadi namun dengan tidak seperti itu Quina akan terus memaksa,ia tak cinta pada Quina ,ia sudah menutup hatinya untuk perempuan,ia sudah tidak mau berhubungan dengan perempuan,ia tak mau menyakiti dirinya lagi karena perempuan,dan ia tak ingin kecewa lagi karena seorang perempuan.

StruggleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang