"Terima kasih untuk kalian
Yang sudah menjadi temanku, Terima kasih kalian yang telah
Menemani di hari - hariku"
➖➖➖➖
Sinar pagi ini benar - benar meringankan kakiku menuju sebuah ruangan yang menurutku seperti bangunan tua menyeramkan. Itulah ruang kelasku, hampir selama empat semester ruangan itu tak pernah bosan menemaniku mengolah angka, meracik kata, menalar logika, hingga bermain dengan bumbu dapur.
Tak terasa, sudah lebih dari satu tahun aku menuntut ilmu di tempat ini. Kini, jariku terasa bosan untuk menghitung mundur kapan aku akan resmi menjadi alumni. Kondisi berubah total semenjak aku mengenal teman - temanku, siapa lagi kalau bukan mereka, makhluk - makhluk "Lucu" yang diutus tuhan untuk mengisi hari - hariku.
Teman satu almamater, namun berbeda zaman. Rasanya aku benar - benar tak ingin meninggalkan tempat yang dahulu amat ku benci ini.
Hari ini pelajaran kosong, menyenangkan! Ada yang bilang tidak. Hanyalah manusia-manusia pemburu rangking yang protes jika pelajaran kosong. Hahahaha😂. Namun, lain cerita ketika ingat bahwa sebentar lagi akan ujian. Pelajaran kosong bukan hal yang begitu menggembirakan lagi, hanya seperti kenikmatan sesaat. Tapi entah kenapa buku-buku yang mengendap di tasku tak menarik perhatianku untuk membacanya, malah kakiku melangkah keluar kelas terus berjalan dan.....
"Hayoo, kamu bolos lagi,ya?". Terdengar suara Deff mengagetkanku.
Tapi di mana dia? Mata dan jantungku sudah kupersiapkan jika dia akan muncul tiba-tiba untuk mengagetkanku lagi. Akhir-akhir ini dia memang sering mengagetkanku.
"Dimana kam..."
"Hier (Disini)," Deff langsung muncul di depanku. Sialan, untung aku tak berteriak.
"Kamu tidak ingat kalau ini sudah semester empat? Masih berani membolos juga ya ternyata?". Belum sempat aku berkata sesuatu, Deff sudah melempari kata-kata tuduhan.
"Diam kamu!" Jawabku tegas.
"Aku mau lapar, ayo temani aku ke kantin" kataku.
"Kamu itu kerjanya makan terus, bisa tidak sehari saja kamu tidak makan?".
"Sebenarnya aku ingin melawan pertanyaanmu tapi untuk sekarang aku sangat malas beradu denganmu". Jawabku.
"Kamu ini selalu saja punya alasan."
"Sudahlah, kamu ikut saja denganku."
Langkah mengayun menuju kantin bersama dengan si anak bawel yang terlihat tersenyum.
Ada sedikit yang berbeda dengan kantin saat ini, bukan karena rasa gorengannya lebih kriuk daripada biasanya. Namun ada sosok anak perempuan duduk di pojokkan kantin.
Apakah kalian masih ingat anak perempuan dan ayahnya yang datang pada saat ujian? Nah, anak itu lah sekarang yang berada dikantin.
"Deff, kamu pernah melihatnya? Sambil memberi isyarat agar tidak menimbulkan kecurigaan pada anak perempuan itu.
"Wie (siapa) ya dia? Aku belum pernah melihat dia," ucap Deff.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE INDIGO MAN
HorrorREAL STORY🔴 [KISAH NYATA] Untuk kalian yang istimewa. Ya anak indigo, berpura-pura adalah hal sulit yang harus di lakukan, kalian harus memastikan tiada yang tahu tentang kemampuan kalian. Dari manusia maupun dari "Mereka". Aku tidak memaksakan kal...