SIAPA

42 7 4
                                    

"Aku sungguh bingung, penglihatanku lebih sensitive akan keberadaan mereka. Sampai aku tidak bisa mengontrolnya"

◀➖➖➖➖➖▶

Setelah sampai dirumah, aku langsung menyju ke dapur mengambil makan siangku. Langkah demi langkah aku memikirkan hal yang terjadi tadi di sekolah, pikiranku hanya memikirkan mengapa,kenapa,siapa sebenarnya anak itu. langkahku terhenti setelah aku melewatkan sesuatu. Ku mundur beberapa langkah kebelakang menuju ruang tamu. Dan ku melihat anak remaja laki laki duduk di bagian pojok. Hanya diam, tidak melihatku.

Dalam pikiranku. Mungkin anak laki laki dari saudaranya ibuku. Ya mamaku mempunyai saudara. Dan jarang kesini. Kuacuhkan dia dan aku pergi menuju dapur.

"Ma, siapa yang ada di ruang keluarga?". tanyaku dengan nada yang begitu bingung.

"Siapa?, gak ada orang disana".

"Jelas-jelas aku lihat ada anak laki laki disana lagi duduk di ruang keluarga di bagian pojok".

"Halusinasi kamu berlebihan, makan dulu sana mama udah nyiapin makan siangmu. Nanti mama coba cek ke ruang tamu".

Aku hanya menganggukkan kepala, sambil mengambil nasi dan lauk. Hari ini aku mau makan ayam kecap kesukaanku.

Lama sekali rasanya mama belum kembali. Sampai makanku sudah selesai belum kembali juga. Kuputuskan untuk melihat ke ruang keluarga. Tapi tidak ku jumpai mamaku disana.

Ku beranikan diriku untuk bertanya kepada anak itu.

"Hei, kamu anak suaudaranya mamaku kan?". Dia melihatku sambil menggelengkan kepala.

"Lahh,,terus kamu ngapain disini?" Dia hanya diam melihatku. Kudengar bisik-bisikkan di telingaku . Tapi jelas-jelas cuma kami berdua disini, tidak ada orang lain lagi disini. Lantas siapa yang sedang berisik sekali mengobrol di telingaku?.

"Apakah kamu mendengarnya?, seorang sedang berbisik bisik? Dia melihatku lagi dan menganggukkan kepala. Aneh sekali, mengapa dia tidak mengeluarkan satu patah katapun keluar dari mulutnya. Kualihkan pandanganku, karena ibu baru saja masuk ke ruang keluarga. Aku berdiri dan memberitahu kepada mama tentang anak itu.

"Ma, dia siapa? Sambil menunjuk ke arah anak laki laki yang sedang duduk di pojok ruangan. Tiba tiba ibu hanya terdiam pada waktu itu, Dan mendekat kepadaku.

"Seperti apa dia?" Mama merangkul pundakku sambil mengajakku duduk.

"Mama tidak melihatnya?".

"Mama percaya kok sama kamu. Mama juga percaya apa yang kamu katakan. Kita tunggu papamu datang ya".

Masa iya mama tidak melihatnya? Tiba tiba suara bisikkan itu masih membekas di telingaku dan mengusik kepalaku. Suara itu tidak sudah tidak kudengar lagi di telingaku. Tetapi suara itu sangat berisik di telingaku. Kupegangi kepalaku dengan tangan, menjambak rambutku dengan dangat erat sampai ku merasa kesakitan di daerah kepalaku.

Ku berteriak kepada mamaku
"Mamaaa, ini apa? Suara berisik apa yang terngiang dalam kepalaku. Tiba tiba papaku pulang dari kerja nya, belum sempat papa ku mengucap salam papa mendengar teriakanku dari luar rumah, papa bergegas lari kedalam rumah. Papa melihatku meronta ronta.

"Hey,,nak kamu kenapa,ada apa nak coba jelasin sama papa?" Tiba tiba papaku memegang erat kedua lenganku. Dan kumelihatnya seperti mengucapkan sebuah kalimat yang tak kumengerti, aku terlalu sibuk dengan suara yang mengiang di kepalaku.

Astaga suara ini membuat seluruh tubuhku menjadi tidak berdaya. Lekas papa membawaku ke kamar untuk berbaring di ranjang, papa membiarkanku beristirahat. Aku tidak berpikir macam-macam saat itu. Yang kupikirkan saat ini adalah bagaimana bisa suara itu menghilang dari kepalaku.

Tidak jelas pasti siapa itu karena aku hanya berteriak dan menutup mataku. Tetapi kucoba untuk membuka mataku sedikit untuk memastikan siapa yang sedang memegangiku.

"Papa"
Aku memanggilnya dengan suara yang begitu serak. papa mengatakan sesuatu, tapi aku tak bisa mendengar apa yg dia katakan kepadaku. Papa membawa sebuah kalung batu berbentuk bulat, dan kalung itu mempunyai tiga permata. Papa memakaikan kalung itu ke leherku, disaat aku masih meronta ronta akan suara yang masih sangat mengganggu di kepalaku.

"Hei,nak. Sudah bisa dengar suara ayah?" Tiba tiba suara itu menghilang. Digantikan suara papa ku yang menanyakaiku. Kumelihat ayah yg sedang tersenyum kepadaku.

"Sudah, tidak akan terjadi lagi. Asalkan kamu menjaga kalung itu bersamamu".

"Pa,,bagaimana papa melakukannya".

"Hemm,nak sekarang sudah saatnya kamu akan tahu semua asal mula yang terjadi padamu".

"Papa sebenarnya menunggumu, kapan kamu menyadari disaat ada sesuatu hal yang aneh terjadi kepadamu". Yang disaat kamu bisa melihat apa yg mereka tidak bisa lihat.

mama yang duduk ditepi ranjang pun tersenyum mendengar cerita tersebut. Seperti mereka menunggu momen ini akan terjadi.

"Semua berasal dari keluarga papa. Tepatnya pada ibu ayah. Ya kakekmu dulu adalah seorang keturunan raja yang mempunyai kemampuan diluar akal manusia. Papa memiliki kemampuan tersebut juga, dan hampir semua saudara ayah mempunyai kemampuan itu. Tetapi masing-masing dari saudara ayah mempunyai kemampuan yang berbeda dari ayah. Ayah memiliki 7 bersaudara. Diantara mereka ada yang bisa melihat makhluk halus, ada yg bisa menyembuhkan orang sakit, ada juga disaat mereka berbicara sesuata itu akan terjadi. Ayah mendapat karunia bisa menyembuhkan orang sakit, ayah bisa melihat hal yang tak kasat mata sepertimu, dan ini merupakan sebuah karunia bukan sebuah kutukan, hanya manusia yg terpilih yg mempunyai karunia ini, dan kamu salah satu orang yang terpilih.

Aku hanya terdiam, dan mengapa papa justru mengatakan bahwa ini adalah karunia?...Orang terpilih? Apanya yg tepilih?...
Justru ini membuatku menjadi tidak jelas. Teman-temanku menjauhiku hanya karena hal ini, apa yg di sebut karunia??.. disaat hal ini membuatku tersiksa.

    ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖                "Disaat orang lain yang menginginkan kemampuan seperti ini, tidak denganku yang menganggap ini sebuah kutukan pertamaku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

    ➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
          
     "Disaat orang lain yang menginginkan kemampuan seperti ini, tidak denganku yang menganggap ini sebuah kutukan pertamaku"



Thankz for reading:)
Jangan lupa tinggalkan jejak

Salam dariku, Dimas☺

THE INDIGO MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang