"Aku tak mengerti Tapi aku memahami Nyawa lentera
dalam hempasan kalbu".➖➖➖➖
Hari ini adalah hari yang sangat berkesan, hari pertama dimana aku mengajak si Deff ke sekolah. pengalaman pertama yang cukup mengesankan. Sesampainya dirumah, aku langsung menuju ke dapur untuk memastikan apakah papa dan mama berada disana.
Dan dugaanku salah mereka tidak berada disana. Hmmm kemana mereka, biasanya jam segini pasti ada di rumah. Ku menuju dapur untuk mengambil makan siangku. Hmmm, hari ini pakai tempe tahu kecap sama sayur kangkung tumis, mama tahu saja kesukaanku. Ya begitulah salah satu makanan favoritku.
Kududuk sambil menikmati makan siangku hari ini.
"Kenapa kamu meninggalkanku?". Aku terkejut bukan main, tiba-tiba Deff sudah muncul di belakangku. Lagi-lagi anak ini mengagetkanku Aku menghembuskan nafas keras😤
"Kan sudah ku bilang kalau datang langsung didepanku, dan beri senyuman dulu baru kamu bicara".
Sambil aku melanjutkan makananku.
"Iya, iya"
Kupandangi lagi ke arahnya. Dan baru kali ini aku benar-benar melihatnya. Ya memang tidak semirip dengan manusia biasanya. Hmmm, kudiam sejenak, dan semua kulit badannya terlihat pucat. Hmmm. Ehh kalian belum tahu ya seperti apa dia😂.
Pasti kalian bertanya-tanya bagaimana Deff bisa berkomunikasi denganku dalam bahasa indonesia, sedangkan dia berkebangsaan belanda. Sebenarnya akan ada chapter yang akan membahas cerita tentang Deffander. Tapi akan ku bocorkan sedikit tentang dirinya.
Dia mempunyai rambut pirang ke merahan yang berponi sebelah kiri seperti orang korea. Iya cuma rambutnya saja. Dia memakai baju jaman belanda warna hitam. Celana selutut warna coklat. Dia berumur kira-kira 9 tahun, dia sering membawa mainan kesukaanya ya kotak musik. Dan memiliki bekas luka tembakan di dadanya sebelah kiri.
"Kenapa?".
"Hmmm,,, tidak tidak. Aku cuma mencoba melihatmu dengan dekat".
Ku melihatnya seperti senang melihatku sekarang. Sangat senang dan tentram. Aku salah menilainya. Aku janji tidak akan mengecewakanmu lagi Deff.
"Disana tidak ada sebuah kebencian, pertengkaran,kemarahan atau apapun yang berbau negative. Disana yang didapatkan kebahagiaan abadi yang di inginkan kebanyakan dari kita yang berada di "ANTARA".
"Nak,,,heiii,,,,nak".
Aku tersadar ketika mama memanggilku dan menggoyangkan bahuku."Hmm, iya mama memanggilku?.
"Iya,, sudah dari tadi mama memanggilmu. Kamu hanya diam dan ngelamun. Gimana tadi di sekolahmu?.
"Tadi ada ulangan mendadak untung saja aku bisa jawab". Kataku dengan pikiran yang masih melayang.
"Ya sudah habis ini kamu tidur saja sana istirahat jangan dulu nonton TV". Ucap mama, yang sangat perhatian kepadaku.
Ku akhiri makanku dan ku beranjak ke kamarku untuk istirahat. Deff pun menghilang saat itu, entah kemana. Aku tertidur pulas, sampai aku tak sadar ini sudah sore.
"Dimas bangun sudah sore, tidak baik tidur sore begini". Ucap si Deff dengan bawelnya dia mengatakan hal itu sambil menggoyangkan bahu ku. Lagi-lagi anak kecil ini mengagetkanku, sungguh lama kelamaan jantungku bisa copot.
Ku beranjak dari tempat tidurku ke kamar mandi. Pada saat aku baru mandi lampu di kamar mandi mati menyala dengan sendirinya. Aku sudah menduga pasti Deff yang melakukannya, memang dia anak yang suka usil.
"Defff, tidak lucu tahu". Dia pun hanya tertawa terbahak-bahak mendengarku menjerit ketakutan
"dasar dimas Penakut". lagi dan lagi dia mengejekku.
Jam menunjukkan pukul 6, mentari pun redup langit terlihat berwarna orange. Banyak orang mengatakan anak kecil tidak boleh keluar pada saat Maghrib. Yap maghrib adalah pertanda "Mereka" akan keluar dari tempat persembunyian.
"Dulu waktu aku masih hidup aku sering bermain dengan pengasuhku, dia selalu melarang aku keluar pada saat maghrib katanya, "Mereka" akan menculik anak kecil". Ucap Deff dengan raut mukanya dengan serius. Waktu malam telah menyelimuti seluruh langit, situasi malam adalah situasi dimana "Mereka" berkeliaran.
"Dimas ayo makan malam dulu mama sudah siapkan makanan kesukaanmu". Ku dengar mama memanggilku untuk makan malam.
Aku bergegas menuju ke meja makan, Ku melihat mama dan papa yang sudah duduk lebih dulu di meja makan.
Hari ini mama masak makanan kesukaanku, Tahu semur sama sayur capcay. Ya begitulah mama selalu saja tahu makanan kesukaanku.
Ku duduk sambil menikmati makan malam.
Pada saat aku menikmati makananku, Tiba-tiba aku melihat Deff muncul di sebelahku dan melihat mama dan papaku yang sedang menikmati makanan. Ku lihat raut wajahnya yang sangat datar, kurasa dia sedang sedih. Ku percepat makanku dan bergegas ke kamarku menanyakan anak itu.
"Tadi Kamu kenapa,,,Kamu lapar?. Ucap dimas yang mengira dia kelaparan, Ya bisa jadi dia lapar.
"Tidak, aku tidak lapar. Aku hanya teringat saja kenangan tentang keluargaku saat di meja makan, mama yang sedang menyajikan Roti selai dan susu segar di meja. Ayah yang sering menyubit pipiku".
Ku dengar ceritanya yang begitu menyakitkan dan mengundang kesedihan di mataku.
"Aku sangat sedih mendengar ceritamu Deff. Sedih rasanya jika mengingat kenangan itu, tapi jangan bersedih. Keluargaku adalah keluargamu juga". Ternyata Kata-kataku membangun semangat di matanya, tapi tidak mudah baginya untuk melupakan kenangan bersama keluarganya.
"Boleh aku bertanya sesuatu tentangmu? Ucap dimas yang bertanya-tanya.
"Kamu mau tanya apa dimas?". Ucap deff dengan suaranya yang begitu polos.
"Maaf sebelumnya, kamu meninggal karena apa?". Dengan nada rendah Aku menanyakan kepadanya dengan ragu-ragu, aku takut jangan sampai aku menyakiti hatinya.
"Aku meninggal karena, aku di tembak oleh salah satu teman tentara ayahku, usiaku masih belum cukup mengerti apa yang mereka katakan, yang kuingat mereka beradu mulut sampai tentara itu mengangkat senjata nya".
Sudah cukup aku tidak ingin melanjutkan terlalu sadis cerita ini, Aku akan menyediakan chapter yang menceritakan tentang Deff.
➖➖➖➖➖
"Sekarang aku sangat Mengerti mengapa tuhan memberikan kemampuan seperti ini Kepadaku"
Thankz for Reading😊
Salam dari Deffander Van James:)
KAMU SEDANG MEMBACA
THE INDIGO MAN
TerrorREAL STORY🔴 [KISAH NYATA] Untuk kalian yang istimewa. Ya anak indigo, berpura-pura adalah hal sulit yang harus di lakukan, kalian harus memastikan tiada yang tahu tentang kemampuan kalian. Dari manusia maupun dari "Mereka". Aku tidak memaksakan kal...