Satu

39 5 7
                                    

dillasoo present.
2020













"Pusing gue, pusiiingg!" Jeno mengacak rambutnya frustasi sesaat setelah duduk di kursi meja kantin sekolah.

"Santuy aja, bro," Jaemin menepuk pundak Jeno pelan.

"Santuy pale lu!" Jeno menoyor kepala Jaemin sedikit keras.

"Kenapa sih ah?" Tanya Renjun kesal sembari mengunyah gorengan yang baru saja dia beli.

"Nilai ulangan gue remedi lagi," bahu Jeno merosot, air wajahnya bertambah muram.

Tawa Haechan pecah, "lebay banget lu! Gue remed terus biasa aja tuh," laki-laki yang lebih tua satu tahun dari Jeno itu menyeruput es tehnya.

"Kalo gue nggak naik kelas gimana?" Jeno menatap teman-temannya itu satu-satu.

"Gue naik kelas aja tuh," Haechan menaikkan bahunya acuh.

"Yang penting nilai sikap bang," Jisung mengacungkan jempolnya sambil tersenyum.

"Dia 'kan nggak ada akhlak," sungut Mark.

"Hm ingin berkata kasar," Jeno tersenyum penuh arti kepada Mark.

"Eh, nanti pada jadi nggak ke rumah gue?" Tanya Chenle tanpa mengalihkan pandangan dari ponsel mahalnya.

"Siapa sih yang nggak mau ke rumah lo?" Haechan menyengir.

"Gue nggak dulu deh, mau belajar," Jeno menghela napas lesu.

"Lebay banget lo sekarang najis," Jaemin melirik Jeno sinis.

"Gue nggak mau ya nilai anjlok mulu," Jeno menatap Jaemin tajam.

"Dih. Oh iya, gimana lo sama si anu?" Jaemin menaik turunkan alisnya.

"Anu beribu makna," Renjun menatap Jaemin super datar.

Jaemin menyengir, "itu Si Sherin."

"Hah? Sherina?" Mark membulatkan matanya.

"Sherina Munaf?" Haechan ikut membulatkan matanya.

"Bukan goblok!" Jisung memukul kepala Haechan dengan garpu.

"Kurang ajar lo!" Haechan memukul kepala Jisung balik.

"Sherin Sherin yang anak paskib itu?" Tanya Renjun sambil mengunyah gorengannya yang tidak habis-habis dari tadi.

"Oalah, yang cantik?" Chenle menatap Jaemin dan Jeno bergantian.

"Cantik mah banyak jingan," Jaemin menatap Chenle datar.

"Eh eh itu, bukan?" Mark menunjuk seorang perempuan yang tengah berjalan memasuki kantin bersama dua orang temannya.

"Jangan ditunjuk anjir, ntar ketauan!" Haechan memukul tangan Mark yang sedang menunjuk.

"Nah iya bener! Cantik kan? Nggak salah kalo gue nyariin cewek," Jaemin memasang ekspresi sombong.

"Cantik banget woi! Lo mau nggak, Jen? Kalo nggak mau buat gue aja," Haechan tersenyum kepada Jeno.

"Mau lah," Jeno melirik Haechan sinis.

"Wah parah, ntar nilainya anjlok. Nggak naik kelas," ejek Jisung yang membuat seluruhnya tertawa keras.

"Ah elah, rejeki kok ditolak," Jeno menyeruput es jeruknya.

"Gas nggak nih?" Jaemin lagi-lagi menaik turunkan alisnya sambil menatap Jeno penuh arti.

"Pendekatan dulu lah bos ku, abis itu baru gas!" Mark tertawa.

"Nah gue setuju tuh," Jeno tertawa kecil.

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang