Lima

19 0 1
                                    

Alunan musik lembut membuat suasana di cafe itu menjadi tenang. Disalah satu meja, Jeno dan Sherin saling diam. Mereka berdua menikmati makanan dan minuman masing-masing tanpa bicara, hingga akhirnya Jeno membuka pembicaraan.

"Sherin, gue mau jujur," Jeno menatap perempuan itu serius.

Sherin pun menghentikan kegiatan makannya dan menatap balik laki-laki yang ada dihadapannya itu, "apa?"

Jeno menghela napas panjang, "gue sayang banget sama lo. Apa lo punya perasaan yang sama?"

Sherin mematung, ia belum sepenuhnya mencintai Jeno. Tapi, tidak akan mungkin Sherin menjawab yang sebenarnya, itu akan membuat Jeno sakit hati.

"Nggak ya?" Jeno menatap Sherin dengan senyuman pasrah.

"Iya, gue juga sayang sama lo," jawab Sherin cepat.

Seketika raut wajah Jeno berubah bahagia, "hm, apa lo mau jadi pacar gue?" Ucap Jeno sedikit ragu.

Sherin tersenyum, "iya, gue mau."

"Yes!" Pekik Jeno tertahan dengan senyuman lebar hingga membuat matanya terlihat segaris.

"Jangan bikin malu, kebiasaan," Sherin tertawa pelan lantas kembali menyantap makanannya.

"Lo nggak bohong 'kan? Lo nggak lagi ngeprank gue 'kan?" Jeno membulatkan matanya.

Sherin tertawa keras, "apa sih? Nggak woi, ngapain ngeprank?"

Jeno menggaruk tengkuk kepalanya, "gue kan khawatir, lo kan orangnya suka becanda."

"Ngapain coba hal serius kayak gini gue becandain?" Sherin tersenyum lantas meminum capuccino miliknya.

Jeno mematung, baru kali ini ia dibuat berdebar oleh seorang perempuan. Selama ini, selalu saja dirinya yang membuat perempuan tersipu malu. Tapi mengapa kini kebalikannya? Sherin benar-benar perempuan yang berbeda, Jeno sangat menyukainya.

Drrtt... Drrtt... Drrtt...

"Jen? Jeno? Jeno!" Sherin mengibaskan tamgannya beberapa kali di depan wajah Jeno.

Sontak laki-laki itu terkejut, "eh iya kenapa?"

"Itu hp lo dari tadi bunyi, lo nya malah bengong dari tadi," Sherin menunjuk hp Jeno yang tergeletak dimeja.

"Oh? Eh iya hehe," Jeno segera menerima pamggilan telepon tersebut.

"Lo dimana?"

"Nggak dimana-mana."

"Nggak dimana-mana? Gimana ceritanya dongo? Cepetan kasih tahu lo dimana?!"

"Kepo banget sih lo," Jeno memutar kedua bola matanya malas.

"Siapa?" Tanya Sherin dengan berbisik.

"Jaemin," jawab Jeno juga berbisik.

"Apa? Eh lo sama siapa? Woi ke rumah Bang Renjun sekarang!"

"Entaran," jawab Jeno acuh.

"Lo sama siapa sih? Kepo nih pangeran.."

"Dih kepo banget lo kayak dora," Jeno memasukkan satu suapan kue ke dalam mulutnya.

Sherin tertawa pelan saat mendengar jawaban Jeno barusan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya heran.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MimpiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang