Part 2

192 26 5
                                    

Marigold part 2

     Min Gi terdiam di kamarnya sambil menatap lurus jendela di depan. Tatapanya kosong, baju putih dan rambut yang ia biarkan begitu saja. Mungkin ini adalah penampilan terburuknya sejak ia memasuki istana karena Min Gi tau ini juga hari terburuknya sejak ia memasuki istana.

     Tapi berfikir mengenai masa depan hari ini mungkin bukanlah hari terburuknya. Mengingat statusnya sekarang adalah tahanan bukan lagi Yang Mulia Permaisuri, ya dia tahanan Tae Hyung mungkin lebih tepatnya tahanan istimewa. Derit pintu di belakangnya terbuka lalu beberapa pelayan merunduk.

     "Yang Mulia Kaisar Tiba" kata seorang pelayang membuat Min Gi menekan bibirnya. Kaisar yang dimaksud bukanlah Kaisar yang sama dengan kemarin. Min Gi mendengar derap langkah mendekat semua orang merunduk tapi Min Gi tetap terdiam memunggung Kaisar itu.

     "Apa hukuman yang pantas untuk seorang yang tidak bisa menghormati Kaisar?" suara berat itu berkata dengan nada yang sangat datar, tidak ada kemarahan disana dan tidak ada ejekan hanya seperti sebuah sapaan agak tidak suka. "Pantaskah seorang tawanan memunggungi Kaisar seperti ini?" lanjutnya lagi.

     "Yang Mulia..." suara itu terdengar begitu lembut dan sejuk seperti angin yang terselip di kumpulan pohon bambu. "Dimana intinya saya masih harus merunduk pada Anda? Anda bisa membuat kepala saya berada di bawah kaki Anda sekarang juga"

     "Tepat sekali..." Sahut Tae Hyung melangkah lebih lanjut berhenti tepat di hadapan wanita itu namun Min Gi tetap menatap lurus ke arah tubuh Tae Hyung tanpa ingin menggerakan bola matanya sama sekali.

     "Lalu kenapa Anda tidak membiarkan Saya saja? Pada akhirnya saya akan di hukum mati bukan?"

     "Kau adalah tawananku apa kau mengerti artinya? Kau tawanku Choi Min Gi aku tidak akan memiarkan siapa pun termasuk dirimu sendiri merebutnya dariku. Jika kau harus mati pun harus ada ijin dariku."

     Helaan nafas Min Gi terdengar agak panjang namun wajahnya masih datar. "Lalu kapan Anda akan mengeksekusi Saya Yang Mulia?"

     "Segera. Setelah aku menyelesaikan urusanku dengan Mantan Kaisar, atau mungkin aku akan menghukumnya bersamamu?"

     Min Gi mengepalkan tanganya bersamaan ia berusaha menarik nafasnya seteratur mungkin menahan suaranya agar tidak bergetar namun matanya sudah terasa sangat panas. Akhirnya wanita itu menutup matanya sejenak lalu menghela nafas sebelum membukanya kembali dan berbicara.

     "Bolehah Saya meminta permintaan terakhir Yang Mulia?"

     "Apa itu?"

     "Aku ingin bermalam dengan suamiku untuk yang terakhir kali."

     Sejenak setelah mengatakan itu dengan cepat Tae Hyung mencengram rahang Min Gi membawa wajah wanita itu mendongak menatapnya. Mata lelaki itu menatapnya tajam penuh dengan kemarahan, mata yang paling ia kagumi dan ia takuti di dunia ini mata yang tidak pernah ada duanya.

     "Bukankah kau cukup kurang ajar untuk seorang tawanan Noona?"

     "Kenapa? Saya tau saya adalah Tawanan Yang Mulia, Tapi seorang Kaisar seharusnya bisa mempertahankan martabat dan wibawanya. Aku adalah mantan Permasuri, seorang wanita Silla yang menjujung martabat dan kehormatanku sebagi seorang istri yang setia dan seorang wanita." Matanya tidak bisa tahan lagi, air mata Min Gi mengalir di sela-sela matanya.

     "Kenapa kau berbicara tentang harga diri sekarang setelah kau menjual dirimu untuk bocah seorang lelaki? Berbicara seolah kau mencintai suamimu padahal kita tau kau menikahinya karena motif bukan?" nada suara Tae Hyung melembut begitupun cengkramanya alisnya rileks melemah kembali ke tempat semula. Mendekatkan wajahnya pada Min Gi menempelkan kening mereka hingga hidung mancung Tae Hyung bergesakan dengan hidung Min Gi.

(SUN Flower ll) MarigoldWhere stories live. Discover now