M:ILYYWKI | Dua: Bukan Dia Tapi Aku
I like your eyes, you look away when you pretend not to care
I like the dimples on the corners of the smile that you wear
Setengah tahun lalu, seorang siswa senior mendatangi kelas. Matanya gencar mencari-cari sosok bernama Liu Yangyang, anak tetangganya yang ia dengar berhasil masuk ke sekolah yang sama dengannya. Ya, aku.
Ketika itu, aku sedang duduk, bermalas-malasan di bangkuku sendiri, menikmati waktu jam istirahat yang seharusnya kugunakan untuk makan siang di kantin. Berhubung aku masih anak baru, aku jadi belum bisa membiasakan diri di lingkunganku yang serba baru ini. Aku masih ingat sekali, detik sudah melewati angka 12, jarum jam di depan kelas tepat menunjukkan pukul 12 lewat 20 menit, saat siswa senior tadi langsung duduk menghalangi pandanganku.
"Ternyata kau masuk kelas ini!" suaranya terdengar amat bersemangat. Dia melihat-lihat mejaku sebentar, sebelum kemudian memasang ekspresi tak percaya. "Tak kusangka, kau bahkan menduduki bangku yang pernah kutempati 2 tahun lalu!"
Memang benar. Ada begitu banyak coretan yang ditinggalkan lelaki itu di meja ini. Termasuk, tulisan namanya, Kim Do-Young, yang ditulis menggunakan cairan pengoreksi. Padahal, sudah ada larangan untuk tidak boleh mencorat-coret dan merusak barang-barang apapun yang termasuk inventaris sekolah. Namun rupanya, Do-Young sedikit nakal.
"Lalu, sekarang kau masuk ke kelas mana?" tanyaku, mencoba berbasa-basi.
"Kelas 3-2!" jawabnya, tersenyum lebar.
Selama mengobrol denganku, banyak anak kelas menyapa Do-Young, terutama para siswi. Kupikir, dia mungkin cukup populer. Tidak salah juga sih, toh dia memang terlihat keren bahkan ketika dia hanya terdiam, duduk sambil bertopang dagu.
"Kau kan bisa bermain gitar, bagaimana kalau kau bergabung bersamaku. Niatnya, aku ingin membuat grup musik untuk festival terakhirku di sekolah ini," ujar si siswa Kim.
"Berdua saja?"
Mendengar pertanyaanku yang itu, ia kontan menggeleng. "Tentu tidak! Sebelumnya, aku sudah mengajak Yuqi lebih dulu dan dia mau-mau saja. Bagaimana denganmu? Lumayan, hitung-hitung memperkenalkan dirimu pada murid satu sekolahan, kan?"
I like you more, the world may know but don't be scared
Coz I'm falling deeper, baby be prepared
Setelah membentuk Y2D dan tampil di festival sekolah, aku menjadi sama populernya dengan dua sahabatku itu. Di kelas, aku punya banyak teman. Di luar, aku punya banyak penggemar. Aku sendiri bingung ketika mendadak populer, banyak pertanyaan timbul dalam benakku. Aku tidak sekeren Do-Young dan Yuqi, juga tidak cukup pandai bernyanyi seperti mereka berdua. Aku hanya bisa bermain gitar, dan ... ya, sedikit-sedikit mampu mengarang lagu. Itu saja. Tapi, kenapa aku bisa ikut-ikutan punya penggemar?
"Jangan melamun terus!" kejut Do-Young yang hampir saja membuat jantungku copot. Dia terbahak-bahak, puas melihat ekspresi keterkejutanku.
Sedari tadi, aku hanya berdiri menatap ke luar jendela ruang musik. Di luar sana, beberapa siswi yang sedang berlalu-lalang sengaja melambaikan tangan dan memasang senyum terbaik mereka saat melihatku. Sesekali, aku membalas senyuman mereka. Seringnya, aku tidak tahu harus merespons bagaimana.
"Sedang memikirkan apa sih? Serius sekali."
Lelaki itu melepas jaket merah kesayangannya dan melemparnya ke atas drum, menimbulkan bunyi khas dari simbal yang sedikit mengganggu.
"Aku tidak percaya diri," timpalku, ragu-ragu.
"Kok bisa?" Do-Young memperlihatkan ketertarikannya pada masalahku. Tidak hanya sekadar bertanya atau berpura-pura peduli, dia memberikanku banyak solusi untuk menghilangkan segala rasa cemas dan juga rasa tidak percaya diri yang kualami.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOME PEOPLE CALLED IT LOVE | NCT + WayV Series
Fanfiction❝Langit tanpamu tetaplah langit. Ia tidak akan berubah menjadi lautan air mata meski engkau tiada. Hanya saja, langit bersamamu dan tanpamu itu berbeda. Ia tetap langit, tapi tanpamu, ia menjadi kelabu di antara rindu dan sendu yang berpadu menjadi...