ABYAN RAY KALANDRA

87 8 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan vote dan coment
Happy reading

Hati masih ingin bersamamu

Namun egoku untuk meninggalkanmu lebih menguasai pikiranku

_Abyan Ray


Senin adalah hari yang di benci seluruh siswa di sekolah manapun. Pasalnya dihari itu setiap sekolah pasti melaksanakan upacara bendera. Begitupun dengan SMA Harapan. Semua siswa kini telah memenuhi lapangan, sampai tidak ada ruang lagi untuk sekedar menyelipkan badan.

"Pagi ini panas banget" dengan menaruh tangan di atas kepalanya
"Sabar ay, bentar lagi juga di mulai upacaranya" jawab orang yang tak lain adalah teman sebangkunya, Felicia.

Di tengah khidmatnya upacara, kepala sekolah yang memberikan amanat. Tiba-tiba beliau memanggil satu nama yang tidak asing bagi siswa SMA Harapan.

"Abyan, ke depan sekarang." Pintanya setelah melihat seseorang masuk ke barisan paling belakang.

"Ada apa pak?" Dengan mengangkat dagunya, seakan terlihat tidak sopan.
"Dimana sopan santun kamu?"
"Harus? Gak perlu kan. Toh sekolahan ini milik papa gue." Byan kembali ke barisan belakang dan pak Harto selaku kepala sekolah hanya melihatnya dan menggelengkan kepala.

"Gila, parah Lo by. Kepala sekolah aja Lo tantang." Kata Ardi jalan dan menghampiri Byan di kelas mereka. "Berisik Lo" pekiknya dengan tatapan yang tidak menyenangkan.

"Wah bos kita lagi badmood nih kayaknya." Teriak salah satu sahabatnya.

"Cerita aja kali. Apasi gunanya sahabat di mata Lo" reza sahabat Byan menatapnya dengan intens. Namun perkataan Reza tidak juga membuat Byan bercerita mengapa ia se-badmood ini.

Kini Adit salah satu sahabat Byan menariknya ke luar kelas. Adit memang paling pandai untuk meredam amarah Byan. Pasalnya dari pertama masuk ke kelas Byan sudah memasang wajah yang garang. "Lo kenapa yan, cerita sama gue. Jangan lo Pendem sendiri. Cerita sama sahabat sendiri gak salah kan?"

"Gue berantem sama Dara" dengan wajah sendunya sembari memukul pelan tembok yang ada di sampingnya. "Udahlah yan. Tiap hari ko berantem" teriak Farrel dari dalam kelas. Adit kembali menarik Byan ke dalam kelas karena guru kimia meraka sudah datang.

Bel istirahat berbunyi. Semua siswa SMA Harapan berhamburan keluar kelas ada yang ke kantin, perpus, koperasi, ruang OSIS, UKS, dan ruangan-ruangan lainnya.

Byan dan sahabat-sahabatnya berjalan menuju kantin. Di perjalanan menuju kantin mereka selingi dengan canda tawa yang menarik perhatian semua orang yang mereka lewati. Pasalnya mereka adalah most wanted di SMA Harapan. Karena ketua mereka, Byan adalah anak dari pemilik SMA Harapan. Mereka juga mempunyai meja khusus di kantin. Dan tidak ada satupun siswa yang berani menempati meja mereka.

"Pesen apa lo yan?" Jeki yang selalu memesan makanan di kantin. "Biasanya lah. Bilang aja sama mbak inem nanti aku yang bayar." Pintanya. "Siap pa boz" jalan menuju kantin langganan mereka. Pesanan mereka selalu sama yaitu bakso dan es teh manis gelas jumbo.

Setelah beberapa lama menunggu, akhirnya makanan yang mereka pesan datang. Dan seperti biasa byan langsung membayarnya. Seperti biasa juga, Dion pasti akan mengomentari satu persatu makanan yang ada di meja. Namun sebelum Dion mengomentari makanan tersebut, Jeki membuka suara "Stop. Lo gak usah ngomong!" Bentak jeki yang sontak membuat kaget seisi kantin. Wajah Dion seketika berubah menjadi masam. Dion adalah sahabat byan yang paling cerewet. Dia juga salah satu Youtuber terkenal di sekolahnya. "Buruan makan. 10 menit lagi bel." Albert menambahkan.

🌼🌼🌼


Bel tanda masuk telah menggema keseluruh pelosok sekolah. Menandakan bahwa sebentar lagi pembelajaran akan dimulai lagi. Mendengar bunyi bel, baik Byan, sabahat-sahabatnya dan seluruh siswa SMA Harapan menuju kelas untuk kembali mengasah dan memenuhi otak mereka dengan pelajaran-pelajaran yang ada.

"Eh cuy. Hari ini ulangan kan ya?" Jeki menatap Adit dengan tatapan membunuh. "Eh kampret lo. Biasa aja kali liatnya." Tambahnya. "Hahaha dasar somplak. Udah liat aja nih, Bu nindi udah bawa kertas ulangannya. Mampun mampus lo." Byan, Jeki, Adit, Farrel, Albert, dan Dion menatap heran sahabatnya yang bernama Elvan itu. Pasalnya baru kali ini dia sangat bahagia jika akan diadakan ulangan. Biasanya? Ya dia pasti sudah izin ke kamar mandi dan tidak akan kembali ke kelasnya.

"Van kesambet setan apaan lo." Heran sahabatnya. "Wah gila si congek udah belajar ya lo." Tambah yang lainnya. "Hahaha jelas dong. Lo semua jangan ada yang manggil atau tanya jawaban sama gue. Jawabnya dengan sombong. "Tenang kan ada si Byan. Yakan yan?" Jeki menatap Byan dengan penuh harap. "Siap. Gua mah baik, tapi satu soal seratus ribu." Byan dan Elvan menggemakan tertawa bahagianya yang mengganggu konsentrasi yang lainnya. "Monmaap Bu nindi" Bu nindi menatap mereka seakan tak berdosa.

Kringgg

Bel pulang sekolah berdering yang membuat siswa SMA Harapan tersenyum kemenangan. "Lo langsung balik ay?" Sembari membereskan buku-bukunya yang berserakan di meja. "Emm warung ice cream gimana? Ajak tuh dua kurcaci" menggendong tas dan melenggang keluar kelas sembari berlari. Dari arah yang berlawanan seorang lelaki dengan postur tubuh tegap dan atletis itu juga berlari bersama sahabat-sahabatnya. Ya laki-laki itu adalah byan the geng .

Bruuk

Suara itu terdengar sampai dalam kelas. "Maaf kak, gak sengaja". Pintanya sembari membereskan buku-bukunya yang terjatuh. "Udah gak papa santuy aja"  jawab sahabat yang di sebelah Byan, Jeki. "Yok cabut" jawabnya yang membuat sahabat-sahabatnya cengo. "Ih dasar kurang ajar. Gayanya selangit." Gumamnya tanpa sadar bahwa byan adalah anak dari pemilik sekolah yang ia tempati. "Eh goblok dia Byan kan ya?" Tanya nya pada diri sendiri dan di jawab oleh teman-teman yang ada di belakangnya. "Iya goblok itu Byan." Jawab teman-temannya bersamaan. "Lah kompakan banget yak temen gua". Jawabnya sembari tersenyum.

"Cantik juga tu adek kelas" batin Byan sembari tersenyum. "Nah kan ni pak bos udah rada somplak ini" pekik temannya yang berjalan di sampingnya. Mereka berjalan menuju tempat parkir yang lumayan jauh dari kelas mereka. "Lu suka ya Ama tu adek kelas." Tanya Adit. "Emm enggak tau deh" ya mulut memang bisa bohong, tapi hati tidak mungkin bisa di bohongi. " Dit, nanti malem Lo temenin gua ya!" Pintanya dengan puppy eyesnya. "Anjir matanya" jawab Adit sembari tertawa terbahak-bahak. "Oke oke siap pak boz" tambahnya yang di jawab tatapan mata yang tajam oleh Byan.

🌼🌼🌼

Di sebuah cafe, tempat yang menjadi incaran pemuda zaman sekarang. Adit dan Byan telah memesan meja mereka untuk menjalankan rencananya. Ya mereka mempunyai rencana yang cukup menegangkan. Tak lama kemudian seorang perempuan dengan rambut panjangnya berjalan mendekati mereka. "Dar, aku mau kita putus." Sebelum dara berbicara byan menyambung ucapannya. "Bukan karena apa-apa. Mungkin ini sudah waktunya, Lo sama gue udah gak cocok lagi." Dara hanya terdiam, dia sadar akan kesalahannya. Dari mulai cuek, kurang perhatian Sampai, dara pernah selingkuh di belakang Byan. Sebenarnya Byan tau, tapi ia berusaha untuk diam.

"Kamu mau makan apapun silahkan. Nanti gue yang bayar. Tapi gue harus pergi." Byan melenggang meninggalkan dara yang sebelumnya memanggil manggil namanya. Namun hasilnya nihil, Byan telah menghilang dari pandangannya.

Banyak banyak ninggalin vote dan coment ya.
Belum dapet feel-nya, maafkan author ya kawan-kawan 🙏

CHAZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang