fragility mask

563 56 0
                                    

Tampilan Wendy pagi ini benar-benar casual, skinny jeans hitam yang membalut kaki ramping serta baju kaos oblong putih kebesaran nya, oh jangan lupa wajah nya yang teramat polos tanpa make up itu setenang air laut.

Yoongi melihat penampilan nya pagi ini dari ujung rambut hingga kaki, mengerutkan dahi dalam. Ada apa dengan nya pagi ini, setidaknya itu yang diucapkan batin Yoongi.

Kebetulan malam tadi Yoongi menginap (Lagi) di apartement mewah milik atasan sekaligus teman nya itu.

Ia lelah jika terus membujuk Wendy untuk pulang ke mansion nya sendiri, padahal jelas tahu alasan Wendy tidak ingin menginjakkan kaki nya kembali ketempat dimana semua kebahagiaan nya direnggut paksa oleh orang yang bahkan ia tak mengenalnya.

Dendam atas kematian keluarga Son itu sudah mendarah daging di hati Wendy.

Wendy merotasikan bola mata nya malas saat melihat Yoongi menatap nya dengan sedikit menelisik.

Tidak... Tidak
Wendy sama sekali tidak merasa terintimidasi dengan tatapan Yoongi, jika itu yang kalian pikirkan.

"Apa?"

"T-tidak, apa kau tidak pergi bekerja?"

"Lagi nggak mood."

Yoongi menggendikan bahu nya acuh, sadar dengan siapa ia berhadapan.

Ia menuju Kitchen Bar untuk menyiapkan makan pagi gadis berdarah dingin itu, Wendy mengikuti nya dibelakang dan duduk di Bar Stool, menangkupkan kedua tangan nya di dagu sambil memperhatikan setiap gerak-gerik Yoongi.

"Tampan," gumam Wendy yang di dengar jelas oleh Min Yoongi.

Tubuh Yoongi mendadak kaku dan ia menghentikan aktifitas memasak pagi nya. Ia melirik Wendy yang masih menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Apa yang kau lihat Wendy" sembur Yoongi kesal, ia sedikit kikuk melihat teman tanpa ekspresi nya itu terus saja menatapnya

"Kau."

"Aku tau, maksud nya kenapa kau melihatku seperti itu!" Yoongi kembali memasang celemek brown miliknya.

"Tidak ada" sahut Wendy sekenanya.

"Ngomong sama tembok gih," Yoongi jadi kesal sendiri, kemudian melanjutkan memasak.

Suasana hening jelas sekali terasa, Wendy hanya diam sambil memainkan garpu nya bosan. "Cepatlah aku lapar."

"Hm."

Pagi ini Yoongi memasak Kimchi Bokkeumbap (Nasi Goreng Kimchi), wangi nya sangat menggugah selera, ia menyajikan makanan itu di atas meja. Kemudian menuangkan susu full cream ke gelas wendy.

"Makanlah, ada lagi yang kau ingin kan Wen?"

"Tidak, ayo kita makan" Wendy segera melahap sarapan nya, setelah ini ia berniat mengajak Yoongi berjalan di pinggiran sungai han.

Wendy akhir-akhir ini merasa sangat lelah. Ia butuh teman dan sedikit butuh hiburan.

***

Musim salju sebentar lagi turun, hawa dingin kota Seoul mulai terasa menusuk lapisan kulit. Wendy terlihat mengeratkan mantel tebalnya dan menghembuskan nafas pelan, asap dari cuaca pagi itu keluar dari mulutnya.

Ia berjalan beriringan dengan Yoongi di sekitar sungai han, Yoongi terlihat sangat malas.
Tapi ia harus menemani Wendy atau jika tidak ingin hari damai nya hancur.

Bagaimana pun gadis menyebalkan disampingnya ini sebenarnya pura-pura terlihat kuat dan tangguh, dibalik sikap cuek nan dingin nya itu terselip ribuan ekspresi yang tak dapat ia ungkapkan secara leluasa, semua tertahan.

Yoongi tau seberapa rapuh dan hancur nya semangat hidup Wendy.

Bayangan buruk masa lalu Wendy yang selalu menghantui gadis bermanik mata hitam legam itu tak dapat lepas dari ingatan nya barang seinci pun.

Semua terekam jelas oleh ingatan masa kecilnya.

Wendy berhenti tepat di hadapan pohon Oak tua yang nampak besar dan masih kokoh berdiri itu, duduk dibawahnya sambil menikmati pemandangan sungai han, diikuti oleh Yoongi.

"Sebelum aku membereskan si brengsek jackson itu, pantang kematian menjemputku" Wendy mengepalkan tangan nya kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

"Kau akan mendapatkannya Son Seungwan," tegas Yoongi, ia menatap lembut Wendy dan tersenyum, Wendy mengulas senyum simetris. Tipis sekali.

Kedua nya kembali terdiam, tenggelam dipikiran masing-masing, sampai sebuah sapaan memecahkan lamunan dua anak manusia itu.

"Apakah kalian akan memenangkan lotre dengan memandangi sungai han sambil melamun seperti itu?" Atensi Wendy teralihkan melihat sosok Taehyung dengan black mantel nya.

"Kau.." desis Wendy tak suka.

"Aku masih mempertimbangkan tawaran mu malam itu nona Wendy" Taehyung tertawa pelan.

Jimin sedikit takut melihat wanita di depan Taehyung itu, ia masih ingat dengan jelas bagaimana ia membuat tangan nya mengucurkan darah segar hingga mati rasa sampai sekarang.

"Aku akan menerima tawaranmu jika kau kembalikan kondisi temanku seperti sediakala" imbuh Taehyung kemudian, Jimin tersenyum lebar mendengarnya. Tumben sekali, batin Jimin.

"Klise," Wendy berdecih kemudian menarik Jimin mendekat, tak butuh waktu lama ia menekan kembali syaraf tangan Jimin seperti sebelumnya, darah segar kembali mengucur dan Jimin menjerit tertahan. Lepas itu tangan nya bisa digerakkan kembali.

Gadis gila, pikir jimin.

Yoongi diam saja dari tadi, ia mengamati tatapan Taehyung terhadap teman nya.

Tatapan yang tak biasa.

Tatapan yang membuat Yoongi tak menyukai keberadaan pria itu disekitar Wendy.














To Be Continued🍑





Love a PshycopathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang