Hilli timin timin. Kali nggak ada seminggu kan.
_________
"Hati-hati!! Jangan pernah ganti kartu ya Ndra. Lo ada janji mau ngajakin gue naik gunung lagi." Andra mengusap-usap puncak kepalaku.
Rasanya agak sedikit nggak rela. Dia salah satu orang dari masalalu yang cukup berharga. Tapi karena satu keputusan tentang rasa dia pergi.
"Lo baliknya juga hati-hati." Andra tersenyum.
"Ndra lo nggak bakal ngilang kan?" Tanyaku takut-takut. Trauma akan kejadian saat Semesta memilih pergi dan menghilang.
Andra tersenyum lalu melangkah pergi.
"Bareng?" Tanya orang disampingku yang sejak tadi aku acuhkan.
"Gak, gue bawa mobil tadi."
"Gue?" Tanyanya heran.
Aku mengangkat sebelah alisku, melihat tubuhnya berjalan mundur sambil memandangiku heran. Lima detik lagi aku tebak dia akan mengaduh.
Satu
Dua
Tiga
Empat
"Aduh."
Kan. Aku tersenyum sinis lalu meninggalkannya.
Semesta menarik tanganku agar berhenti, "An, kamu beneran lupa sama aku?" Kita berhadapan, dia menatapku cemas, ragu dan tidak rela mungkin.
"Bukannya kebalik?" Ketusku. Aku masih cukup kesal, dengan segala kenangan yang bahkan sampai sekarang tidak pernah ada niat untuk aku lupakan dia dengan seenaknya tidak mengingatku.
Hah! apa pentingnya aku sampai minta diingat. Pentingan juga Melodi, sahabat nya yang dicintai setengah mati!
Sampai dia sendiri lupa kalau ada orang yang sudah dia ajak gandengan.
"Loh!! Aku kira kamu yang lupa."
Hah.
Aku menganga. Dia mengajak kenalan karena lupa kan?
————
Bersambung....
Gimana perasaan kalian setelah baca ini????
Sorry lama banget eh sekali up cuma dikit. Lagi sibuk banget sama suatu hal heheee.
KAMU SEDANG MEMBACA
OFFSET (HOLD)
ChickLitKetika semesta dan Tuhan tak sependapat denganmu. Diantara takdir yang telah dituliskan, semesta memberi renggang yang tak dapat dihimpitkan. "Selalu ada alasan dari setiap perjalanan Ntik. Mungkin sebagai usaha pendewasaan atau penguatan rasa tegar...