♡~morosis~♡
Matahari pagi menyinari setiap langkah seorang lelaki yang baru saja turun dari motornya. Dengan memegang helmnya di tangan kiri dan tangan kanannya sibuk untuk mengetik sesuatu di ponselnya, ia terus berjalan sesekali melirik ke arah depan, takut menabrak seseorang atau menabrak sesuatu yang akan membuatnya sakit atau malu disatu waktu.
Baru memasuki gerbang kedua di sekolah ini, dingin menerpanya, padahal dirinya sudah memakai hoodie andalannya. Mungkin ia terlalu pagi untuk datang ke sekolah.
Keadaan sekolah pun masih amat sepi, seperti tak ada penghuni, hanya ada beberapa guru yang sudah datang dan beberapa siswa yang sudah duduk di bangkunya masing-masing dengan handphone yang dipegangnya.
Sesekali lelaki itu melirik ke arah depan, terlihat di sebrangnya seseorang yang kemarin membantunya dan membuatnya penasaran, sedang berjalan berlawanan arah dengan kepala yang menunduk.
Lelaki itu berjalan cepat untuk menyapa perempuan yang masih menunduk.
"Cassandra?" panggilnya, sang pemilik nama lalu berhenti berjalan, menatap siapa yang memanggilnya.
Saat melihat wajahnya, degup jantungnya tak bisa terkendali, seperti sedang berdisko ria di sana.
"K-kak Vano," ucapnya sedikit gugup.
Galvano, lelaki itu terkekeh, "Iya. Makasih ya soal kemarin," ucapnya.
"Iya Kak, gapapa kok," jawab Cassandra seraya tersenyum
Melihat itu Galvano ikut tersenyum, matanya menghilang membentuk bulan di sana, disaat bersamaan wajahnya memanis, entah kenapa senyumannya membuat candu bagi Cassandra.
"Oh iya, kalau jalan jangan nunduk terus, gak ada yang jatuh kok!" ucap Galvano.
Cassandra kembali tersenyum, sungguh kebiasaan Cassandra yang satu ini sulit diubah, entah kenapa tapi, ia lebih suka menunduk saat berjalan daripada melihat ke arah depan.
"Iya Kak, kebiasaan," jawab Cassandra.
Galvano melihat jam di pergelangan tangannya, kemudian melihat ke arah Cassandra dan tersenyum.
"Gue duluan ke kelas ya?" pamitnya, "duluan Cassa!"
Cassandra hanya mengangguk memperhatikan Galvano yang sekarang sudah pergi melangkah menuju lantai dua gedung sekolah ini. Tanpa Galvano ketahui, Cassandra masih terdiam dengan berbagai bayangan di pikirannya, entah tentang senyumnya, tawanya, atau suara berat di pagi harinya.
Ketahuilah, Galvano Argyle, kau membuat seorang gadis menjadi gila hanya karena itu.
Galvano masih sibuk dengan ponselnya, seakan tak ada habisnya, ia terus saja mengetik sebuah pesan yang membuat beberapa temannya mengernyit tak mengerti.
Tak biasanya Galvano bermain ponsel se-fokus itu, biasanya Galvano akan bermain ponsel bila sedang dibutuhkan saja, seperti mencari materi, atau mencari jawaban di brain.ly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Morosis
Fanfiction❝ Am I too stupid to loving you? ❞ - Melokal Series Book One of Six 00L NCT Version -