CHAPTER 2

14 0 0
                                    

"ens ayo dong... mau sampai kapan lo diemin gue"ucap Gavie yang masih berusaha membujuk Ensley.

"sampe gue udah ga kesel lagi sama kaka" ucap Ensley acuh

"gue beliin apa aja yang lo mau, gimana ?"tawar Gavie

"okay, gue maafin" ucap Ensley dengan senyumannya

"nih makan, gue tau lo belum sarapan"ucap Gavie memberikan makanan yang ia bawa dari kantin.

"thanks... lo emang selalu pengertian"ucap Ensley

Disaat Ensely sedang memakan makanan yang di bawa oleh Gavie, kedua temannya datang menghampiri mereka.

"kenapa lo berdua di sini ?"tanya Ensley santai

"kita tuh takut lo kenapa-kenapa, makannya kita bawain lo makanan"ucap Keysha sambil menyimpan makanan yang ia bawa di meja "ehh orang yang di khawatirinnya malah asik mojok berdua disini"lanjutnya"yu key cabut, biarin aja mereka mereka pacaran. Dari pada kita jadi setannya" ucap Qirania di selingi tawa

Tapi sebelum mereka berdua pergi.Gavie lah yang memilih beranjak dari tempat duduk

"lo berdua aja yang disini gue mau balik ke kelas"ucapnya dan ketika sudah mendekati pintu, ia membalikan badan dan berkata "pulang sekolah tunggu gue di parkiran"

Ensley hanya mendelik malas

"ck. Gue bingung sama lo berdua, saling suka tapi ga pernah mengungkapkan satu sama lain" ucap Qirania

"saling suka ? siapa maksud lo ? gue suka sama Gavie dan Gavie suka sama gue ?" tanya Ensley

"Ensley sayang... udah deh, lo ga usah sembunyiin dari kita lagi. Semuanya tuh udah jelas, lo suka sama dia, dan dia juga suka sama lo"ucap Keysha

"kita udah bareng gini semenjak kita SMP dan lo masih nyimpen rahasia antara kita ? gue tanya serius nih, lo pacarankan sama ka Gavie?"tanya Qirania

Ensley terdiam, ia selalu tertutup pada sahabatnya itu. Seberat apapun masalah yang ia hadapi, ia tidak pernah cerita apapun pada kedua sahabatnya. Karena Ensley tidak pernah mau terlihat lemah, dia tidak mau sahabatnya melihanya berada dalam titik terlemah. Salah memang, karena seharusnya sahabat membagikan suka duka mereka. Tapi, itulah Ensley dia yang selalu terlihat ceria tapi sebenarnya ia menyimpan lukanya.

Ensley lebih suka menceritakan hal-hal bahagia kepada temannya. Sekalipun ia menceritakan masalah, tapi masalah itu sudah terselesaikan. Ia tidak ingin membuat temannya memikirkan dirinya. Ia tidak mau merepotkan orang-orang di sekitarnya.

"Enss"panggil kedua wanita itu saat tidak mendapatkan respon dari sahabatnya.

Ensley menghela napas dan terdiam sejenak

"ekspetasi gue gitu. Sama seperti apa yang lo berdua bilang, tapi realitanya. Is nothing special" Ensley menatap kedua sahabatnya itu "lo tau, bahkan gue selalu berharap sama tuhan untuk membukakan hati Gavie buat gue walaupun 1 detik untuk mencintai gue" ucapnya sedih, dia benci untuk terlihat rapuh di depan temannya.

"sejak kapan ? sejak kapan lo suka sama dia ?" tanya Keysha

"gue ga tau sejak kapan rasa ini ada untuk dia. Tapi, waktu pertama kali Gavie bilang sama gue kalo dia suka sama salah satu cewek di kelasnya. Dan saat itulah gue ngerasa hati gue sakit"ucap Ensley.

"kenapa lo ga pernah cerita sama kita tentang ini ?" kesal Qirania.

"gue malu...gue malu sama kalian berdua. Ketika lo berdua suka sama orang, kalian akan mendapatkan orang itu. Tapi gue, berbanding terbalik" ucap Ensley  

"lo pernah bilang sama ka Gavie kalo lo suka sama dia ?"tanya Qirania 

"gue belum pernah bilang apapun tentang perasaan gue sama dia, gue terlalu takut sama kenyataan kalo dia mungkin akan jauhin gue dan ninggalin gue" ucap Ensley

"Enss dengerin gue ya.  sekarang tuh udah banyak perempuan yang ngungkapin perasaannya duluan sama laki-laki. udah ga zaman perempuan nunggu laki-laki ngungkapin perasaannya. lo pikir dia akan peka dengan lo diem aja ? lo pikir dia akan tahu dengan sendirinya kalo lo suka sama dia" ucap Keysha panjang lebar "dan lo takut Gavie pergi dari sisi lo. Kalo dia laki-laki yang bener-bener tulus sama lo dia gak akan pernah pergi ninggalin lo.  Tapi, kalo dia laki-laki yang brengsek dia pasti akan ninggalin lo segimana pun lo pertahanin. Apa lo ngga akan pernah nyesel kalo suatu saat nanti Gavie mempunyai wanita yang dia cintai dan dia pergi ninggalin lo demi wanita itu" lanjutnya.

"lo lebih takut mana. Gavie ninggalin lo gara-gara lo ngungkapin perasaan lo tapi dengan hati lo yang udah plong karena udah ngungkapin semuanya. Atau dia yang pergi ninggalin lo demi wanita lain dengan dia belum pernah dengerin apapun tentang perasaan lo" ucap Keysha menyadarkan Ensley.

Memang apa yang di ucapkan sahabatnya ada benarnya. Tapi hatinya bimbang, sahabatnya tidak tahu bahwa Gavie benar-benar menganggapnya sebagai adik.

"pernah nyokapnya nanya sama gue dan Gavie kita udah kenal lama tapi kenapa kita ga pacaran. dan dia bilang...."ucapan Ensley terpotong karena bel masuk sudah berbunyi

"pulang sekolah kita berdua ke rumah lo, lanjutin cerita di sana"ucap Keysha

"ga bisa hari ini. gue ada janji sama Gavie" tolak Ensley

"yaudah berarti lo sekarang bisa ngungkapin perasaan lo sama gavie"ucap Keysha 

"sekarang bukan waktu yang tepat. udah deh stop di depan udah ada guru" ucap Ensley menghentikan pembicaraan di antara mereka.

***

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sedari tadi. Ensley berjalan ke arah gerbang sekolah. Ia memutuskan untuk pulang sendiri dengan taxi. Setelah pembicaraannya tadi dengan temannya, yang membicarakannya dengan Gavie dia jadi malas untuk bertemu dengan pria itu.

Saat sudah mendekati gerbang sebuah mobil Aston  Martin Vantage berhenti di dekatnya. Ensley tau siapa pemilik mobil itu, hanya Gavie lah satu-satunya siswa yang mempunyai mobil itu.

"gue bilang lo tunggu di parkiran" ucap Gavie membuka pintu mobil penumpang untuk Ensley. kejadian itu tak luput dari perhatian siswa yang sedang berlalu lalang. Ensley yang malas untuk menjadi  pusat perhatian pun masuk se dalam mobil.

Selama perjalanan Ensley hanya diam menatap ke luar jendela tanpa berniat membuka suara. Sampai dia menyadari bahwa jalan ini bukan jalan untuk menuju ke rumahnya.

"kita mau kemana ?"tanya Ensley membuka suara

"kita ke mall. Gue tadi bilangkan mau beliin apapun yang lo mau"ucap Gavie santai

"kak" panggil Ensley

"kenapa ?"jawabnya 

"Emmm gak jadi deh"

Gavie bingung dengan tingkah gadis di pinggirnya ini. Pasalnya gadisnya itu biasanya selalu cerewet. Apapun itu akan ia ceritakan kepada dirinya. Akhirnya Gavie menepika mobilnya dan menatap gadis itu.

"kenapa ?"tanyanya lagi lebih lembut sambil menatap mata gadis itu

 Ensley terdiam sebentar, hingga akhirnya membuka suara "ka... kalo misalnya suatu saat nanti lo punya pacar, lo masih bakal care sama gue ? apa lo akan selalu ada buat gue lagi ? atau lo bakal pergi ninggalin gue ?" 

****
Haii semuaa jangan lupa kritik dan sarannya yaaa

GAVIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang