Donghyuck memilin jemarinya satu sama lain gugup ketika Mark mendorong kursi rodanya masuk ke dalam rumah. Meski sudah membaik dan diijinkan pulang, dokter memberikan syarat untuk tidak banyak beraktivitas berat. Hal yang langsung disanggupi Donghyuck demi bertemu putri semata wayangnya. Membiarkan Mark membawanya hingga ke kamar dan berbaring sejenak di ranjangnya. Donghyuck sebenernya sudah mengeluh panjang pendek karena lelah selalu dibiarkan tiduran saja, dan bersikukuh bahwa dirinya sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Protes yang seringkali hanya diabaikan oleh Mark sehingga akhirnya Donghyuck mengalah dengan bertahan di tempat tidurnya. Dengan segudang keluhan, tentu saja.
"Makasih ya Kak, sudah dibantuin ngurusin princess." Bisik Donghyuck perlahan ketika menerima putrinya di pangkuannya. Ten tersenyum maklum melihat ekspresi terharu di wajah adik iparnya yang akhirnya bisa menggendong buah hatinya. Bayi perempuannya terbangun karena aktivitas orang dewasa di sekelilingnya.
"Iya sama-sama ya Donghyuck. Cepet pulih kamunya biar bisa main-main sama adek." Ten mengelus rambut Donghyuck perlahan sebelum berlalu dari pasangan orang tua yang sibuk menimang si bayi.
"Apa? Apa? Anak ayah yang paling cantik mau apa?" Goda Donghyuck, menciumi pipi bulat serupa miliknya. Membuat bayi dalam pangkuannya merengek karena merasa terganggu. Membuka kancing kemejanya, Donghyuck buru-buru menempatkan bayinya di dadanya. Membiarkannya mengecap air susu miliknya. Juga tertawa karena bayi di gendongannya menyesap dengan kuat, seakan-akan begitu kehausan.
"Mau dinamain dong anaknya." Goda Mark yang tiba-tiba merangsek mendskatinya. Rahangnya bertumpu di dagu Donghyuck, memperhatikan bagaimana dua orang terkasihnya mampu membuatnya merasa lengkap.
"Loh, belum Mas kasih nama?"
"Belum. Kamu aja ya." Balasnya membuat Donghyuck berpikir untuk sementara waktu
"Ayah." Panggil Mark pelan, merasa keberadaannya diabaikan sosok pria yang begitu bahagia menggendong putrinya.
"Hmm?" Gumamnya tidak jelas, sibuk membenarkan posisi gendongannya agar terasa nyaman baik bagi dirinya maupun bayinya.
"Mau juga dong." Pintanya dengan nada polos. Matanya mengerjap berbinar ke arah sang suami yang mendengus kesal.
"Astagaaa Mas. Punya adek lho ini."
"Tapi yang kanan nganggur. Basah itu kan, jadi Papa bantuin." Kekehnya, berusaha membujuk pria yang masih menggelengkan kepalanya heran. Dada sebelah kanannya memang basah karena air susunya yang tidak tertampung, membuat Mark tidak tahan untuk ikut menyesap benda yang seharusnya milik putrinya.
"Ganggu ih. Minggir sana." Usirnya mengibaskan bahunya perlahan karena Mark bersikeras meletakkan dagunya di bahu pria itu. Sesekali menggodanya dengan menciumi pipi juga berdesis di telinganya. Jengah, Donghyuck memilih membiarkan saja ulah pria tampan itu hingga bosan sendiri.
"Mau mau mau." Rengeknya pelan, tangan Mark bergerilya di pundak suaminya.
"Berisik." Ujarnya sambil menepis lengan pria yang mencoba memeluknya, gemas dengan keberadaan ayah dan anaknya. Disambut dengan Mark yang mencuri kecupan di pipi bulat Donghyuck sebelum lari keluar untuk mengambilkan yang lebih muda makanan ringan.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
The Way I Love You
Fiksyen PeminatAnd still, words couldn't describe how much I love you. Sequel of 30 Other Ways to Say I Love You BxB Mark Lee ft Lee Donghyuck