Chapter II : Who is her?

56 7 3
                                    

Seluruh siswa yang berkerumun di sekitar papan pengumuman sekolah mulai membubarkan diri. Bagaimana tidak? Aku malah membuat heboh suasana. Penyakit ini memang tidak tahu diri, membuatku pingsan seenak jidatnya sendiri.

Tidak beberapa lama, akhirnya aku  tersadar dari pingsanku. Di hadapanku sudah ada ketiga teman sejatiku yang menungguku sejak tadi. Muka mereka terlihat amat cemas.

Jujur saja, wajah cemas itu tidak cocok di tampilkan oleh mereka bertiga. Biasanya juga mereka paling senang dan puas mengejekku.

Aku tertawa kecil dan tawaku seketika menyadarkan ketiga pemuda di hadapanku itu dalam perasaaan cemas mereka.

"Eh, liat noh, si Daehyun dah bangun!" teriak Yejun dengan lantangnya.

Taeshik dan Inhwa langsung mengalihkan pandangannya kearahku. Mereka menatapku yang tengah berbaring di atas ranjang yang cukup comfy ini.

"Ya! Daehyun-ah. Kok lo bisa - bisanya pingsan sih? Apa gara - gara gua ketawain?" tanya Inhwa keheranan bercampur dengan rasa khawatir.

"Ya-- lo juga sih, bukannya berhenti ngetawain malah dilanjutin terus! Gua jitak juga lo." celetuk Yejun gemas pada Inhwa.

Aku hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua temanku itu. Setidaknya, kehadiran semua orang disini membuatku  merasa jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Eh, lo berdua kalo mau ribut sono, keluar aja sono. Udah tau ini tempat orang sakit juga, masih mau ribut disini!" Taeshik kesal melihat tingkah Yejun dan Inhwa yang tengah asyik main jitak - jitakan.

"Yee, gitu aja marah - marah. Lagian, Daehyun juga ngerasa kehibur sama performance kita berdua, iyakan, Yejun-ah!" timpal Inhwa sambil mengernyitkan dahi.

Yejun hanya mengangguk tanda mengiyakan. Mulailah keributan diantara mereka bertiga. Taeshik terlihat seperti ayah yang sangat mengayomi anak - anaknya.

Suasana yang terasa hangat untuk meredakan rasa gelisah di hatiku. Tapi, tetap saja, bayang - bayang gadis tadi masih kuingat jelas seperti rekaman audio yang berputar berulang  di dalam otakku.

Dia siapa? Darimana asalnya? Kenapa dia bisa begitu sempurna? Bagaimana dia bisa mengacaukan pikiranku dan membuatku gelisah?! Ya Tuhan, selamatkan aku.

Tiba - tiba, suara Taeshik menyadarkan diriku yang sedari tadi sudah asyik melamunkan gadis itu!

"WOY! Ni bocah malah ngelamun. Lo kok bisa jatuh pingsan gitu sih? Bikin gua khawatir aja sama Lo. Lo sakit?" tanya Taeshik sembari menggenggam tanganku yang tergeletak di samping ranjang.

Sontak Yejun dan Inhwa yang melihat perbuatan Taeshik kepadaku menaruh tatapan geli. Bibir mereka berdua tersenyum curiga. Reaksiku tidak jauh dari apa yang ditampakkan oleh kedua temanku lainnya.

"ANJER LO PADA, GUA KAGAK HOMO WOY!" teriakkanku membuat Seonsaengnim yang menjaga ruang kesehatan sekolah saat itu sedikit melirik ke arah kami.

"Berisik amat si lo! Ntar lo disuruh keluar noh, sama seonsaengnim. Mau? Kalo gue mah maunya disini aja. Hahaha~"

"Btw, serius nanya, lo kenapa sih?" Taeshik mengulang pertanyaan itu untuk kedua kalinya.

Aku hanya memejamkan mataku untuk sepersekian lamanya. Bagaimana aku akan menceritakan tentang penyakitku ini kepada mereka? Aku yakin, pasti aku akan diserang dengan beribu tawa dari Yejun dan Inhwa. Aku bingung harus bagaimana menceritakannya. Apa aku bohong saja ya?

"Gua kecapekan, yaa you knowlah. Semalem gua--"

"Kebanyakan gambar fantasi. Ya kan, Daehyun-ah?" potong Yejun cepat.

STRANGE MANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang