Musim panas hampir tiba, dan tak satupun yang mau merayakan kembalinya kehangatan mentari di taman kota. Jam sedari tadi masih terus berputar mengikuti ketukannya. Masih kupantau bagaimana jam itu berputar. Seperti orang bodoh, yang menantikan semuanya cepat berlalu.
Suasana pelajaran hari ini tidak jauh berbeda dengan pelajaran di hari sebelumnya. Tetapi, di kelasku ada seorang murid baru yang membuat semua siswa seakan - akan terhipnotis karenanya. Para lelaki terkagum - kagum, sedangkan para wanita ada yang iri, tetapi banyak juga yang memujinya di kelas.
Sejak tadi, aku hanya memandang kosong ke arah papan tulis. Jaemin soensaengnim sedang sibuk menjelaskan tentang persamaan dasar trigonometri dan penerapannya. Semua siswa mencermati dengan betul pelajaran yang seonsaengnim jelaskan. Tapi, tidak satupun penjelasan soensaengnim masuk ke dalam otakku.
Pikiranku teralihkan, begitu aku menyadari seorang gadis yang duduk di meja bagian timur. Si murid baru yang tampak serius dengan waktu belajarnya. Sinar matahari menyentuh lembut wajah mungilnya. Tanganku yang semulanya diam kini bergetar dengan hebatnya.
Ah, sial!
Tiba - tiba, kaki panjang Taeshik mendorong kursiku dengan keras. Aku yang duduk terdiam sontak terkejut ketika mengetahui kursiku didorong olehnya. Beruntung, Jaemin seonsaengnim tidak melihat kelakuannya.
"Ya! Lo kok ga nulis sih? Ini materinya penting lho." Kepala taeshik mendekat kearahku dan berbisik.
"Gua ntar mau nyalin di rumah aja. Gua pinjem catatan lo, Taeshik-ah?" pintaku dengan suara yang lirih.
"Yaelah, ni bocah. Yaudahlah kalo gitu, serah lo aja." Akhirnya, pria berbadan besar yang duduk tepat dibelakangku itu kembali fokus pada apa yang dituliskan oleh Jaemin seonsaengnim di papan tulis.
Aku masih asyik melamun menatap keluar jendela yang besar. Aku sangat takut saat ini. Kemarin malam, Appa menghubungiku. Ia berkata, aku harus menjalani terapi lagi. Itu tandanya, aku harus menunda sekolahku selama kurang lebih 3 bulan lamanya untuk menjalani terapi itu. Jujur saja, aku muak dengan semua prosedurnya. Apalagi, obat - obatan dan segala macamnya. Aku sangat membenci hal itu.
Bel istirahat pun berbunyi. Aku kembali tersadar dari lamunanku dan melihat Jaemin seonsaengnim akan menutup pelajaran hari ini. Aku cukup lega, karena aku tidak harus berkutat lagi dengan angka - angka di papan tulis itu.
"Baiklah, hari ini cukup sekian pelajaran dari seonsaengnim. Silahkan tugas rumah yang sudah seonsaengnim berikan, dikerjakan dan akan di bahas di pertemuan selanjutnya. Mengerti?", ucap Jaemin seonsaengnim sembari menutup buku tebal yang ada dihadapnnya.
"Ne! Kamsahamnida Jaemin Seonsaengnim" jawab semua murid serentak.
"Selamat beristirahat!" tambah Jaemin seonsaengnim sembari menunjukkan sederet gigi putihnya.
>>>><<<<
Aku dan Taeshik memutuskan untuk bertemu dengan Yejun dan Inhwa di kantin. Namun, langkah kami terhenti. Tiba - tiba sebuah suara mengentikan langkah kami.
"Taeshik-ah!" panggil seorang pria yang berada tidak jauh dari tempat kami berdiri.
"Ne!" sahut Taeshik dengan cepatnya.
"Ah, kamu ketua kelas bukan?" tanya pria itu tiba - tiba.
"Ne, arasseumnida."
"Nah, kebetulan, karena kelas ini ketambahan Jin Ae agassi. Seonsaengnim mau minta bantuanmu. Temani dia jalan - jalan di sekitaran sekolah ini ya? Supaya dia bisa beradaptasi dan mengenal lebih dekat tentang sekolah ini." pinta Jaemin seonsaengnim pada pria bermarga Kim itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRANGE MAN
FanfictionGimana jadinya kalau kamu jatuh cinta dengan seseorang yang tidak bisa kamu miliki? "Kamu boleh jauhin aku, tapi aku gabisa jauh dari kamu" - Song Jin Ae "Andai aku bisa selalu disisimu tanpa rasa takut" - Park Daehyun *Update setiap minggu, revisi...