-03-

30 1 0
                                    

Taehyung tengah berada di kamar jiyeon, ia berdiri diambang pintu.
Dengan tangan berlipat di dada dan menatap lurus jiyeon.
Memikirkan sesuatu yang selalu berkecamuk di pikiran nya beberapa minggu ini.

Aku akan mencari tahu sendiri, dan aku akan menjalankan semua rencana ku ini. Batin nya.

Taehyung berjalan keluar dan sudah ada maid yang menyambut nya.

"Jaga dia"

"Baik pangeran"

Taehyung berjalan kearah kamar appa nya.

-

"Appa~" panggil taehyung seraya menutup pintu kamar appanya.

"Ne taehyung ah?"

"Aku ingin melakukannya, saat ini, sebelum ia tersadarkan"

"Appa tak menyetujui mu taehyung ah"

"Wae appa? Bangsa kita juga ada yang melakukan nya, dan aku juga ingin melakukan nya"

"Tapi ini berbeda, jika bukan dia adalah kekuatan kita, kau bisa melakukan nya"

"Dia bisa membantu kita appa, dia yang akan membuat kita kuat tanpa darah nya"

"Maksudmu, ia yang akan mengambil bunga itu?"

"Ne, ia yang akan mengambil bunga itu"

"Baiklah, terserah mu, tapi jika ada sesuatu appa tak ingin bertanggungjawab untuk semuanya"

"Ne, aku yang akan bertanggungjawab"

"Baiklah, appa berangkat dulu, jaga ibu mu dan kekasih mu"

"Ne appa"

Tuan kim memeluk putra nya.

Hanya taehyung yang ia punya sekarang.
Anak tersayangnya.
Tuankim memiliki tiga anak, pertama Kim SeokJin , kedua Kim NamJoon dan terakhir Kim TaeHyung.

Seokjin dan namjoon telah diberikan pilihan, yaitu menjadi raja atau tetap menjadi seorang pemimpin prajurit.
Dan mereka berdua memilih untuk menjadi pemimpin prajurit.

'karena aku belum dan tak akan pernah siap memegang tanggung jawab sebesar itu' kata mereka berdua.

Jadi mau tidak mau, taehyung lah yang akan menjadi raja dikerajaan itu.

Ia dilatih cukup keras untuk menjadi pemimpin, dan Taehyung menerima semua itu.

Maka dari itu tuan kim sangat menyayangi putra bungsu nya itu.

-

"Appa akan kemana?"

"Appa akan ke kerajaan sebelah, untuk mendatangi perkumpulan raja raja"

"Baiklah, aku akan menjaga seluruh istana saat appa pergi"

Tuan kim mengangguk lalu melepaskan pelukannya.

"Appa pergi dulu"

-

-

Sembilan hari sudah jiyeon terlelap ditidur nya.

Dan hari ini, tepat menit ini, jiyeon terbangun dengan kepala yang sangat pusing.

Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling nya.

Dimana aku, kenapa disini sangat berbeda? Apa aku diculik?- batin jiyeon.

Jiyeon berfikir sangat keras, sampai hampir membuat kepalanya semakin pusing.

Aku kemarin balap liar, lalu ban ku meletus dan aku terjatuh, kepala ku terbentur cukup keras diaspal. Lal....

Ckelek

VAMPIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang