9. Aku dan Dia

106 2 0
                                    

         Ada Jarak; yang terbentang di antara aku dan dia. Dengan pria yang memiliki sepasang mata sabit kesepian, dengan pria yang berkata bahwa dunia ini hanya bagian dari ilusi semata. Meski nyaris terlihat sama seperti awan kelabu yang masih menggelayuti angkasa, pasang netranya yang sedingin air telaga, namun sepuluh jemari miliknya selalu menyentuh dengan segenggam asa. Rasa sakit itu terpancar redup layaknya bintang sekarat. Bibirnya sesekali mengulum senyum manis dengan sepercik rasa hangat. Meski aku tak melihatnya, dia selalu berbisik lirih "Aku juga punya rahasiaku dan aku lelah membawanya sendiri dalam dada." Yang pasti hal yang saat itu aku tahu hanyalah bahwa dia ingin menemukan rumah lamanya kembali.

        Dan diriku hanya bisa menyimak  perkataannya dengan baik di bawah pohon kamboja putih besar. Semua tentang dia dan perempuannya yang bak Dewi Aprhodite mulai dia ceritakan, sebenarnya yang dia ceritakan bagai dongeng pengantar tidur di telingaku. Aku tak tau seperti apa perempuan yang dia agung agungkan itu. Yang jelas aku tau bahwa si perempuan ini gadis yang begitu baik, lembut dan penuh kasih sayang. Sangat terlihat dari matanya yang berkerlip layaknya bintang saat bercerita. "Maafkan aku Gee, aku tak bisa menemukan reinkarnasi wanitamu itu. Maafkan aku tak bisa berbuat banyak. Tapi aku akan berusaha lagi yaa...". Dia hanya menatapku dengan senyuman samar. "Tidak apa, aku masih tak putus asa". Lalu dia tersentak melihat kearah perempuan berambut panjang.

       "Ann itu, dia Bulanku. Aku tak salah, dia Bulanku Ann separuh jiwaku" dia mulai menunjuk histeris pada gadis cantik yang sedang asik memakan ice krim dengan laki-laki yang--- waaah sungguh wajahnya sangat mirip dengan Gee. "Gee, kemana kamu ?! GEE.....KAMU DIMANA JANGAN MENGHILANG SEPERTI INI !!" sungguh, aku berteriak selantang itu sampai sepasang sejoli itu melihatku dengan tatapan aneh. Tidak peduli, demi tuhan aku tidak peduli. Yang aku fikir hanya Gee yang raib dalam kepulan asap. Gee sahabatku selama 3 tahun, walau tak ada yang melihatnya. Di kepulan asap itu samar ku mendengar "Terimakasih Anggi, aku pulang dan selamat tinggal"

****

Haiii...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Remember - Pentigraf & PuisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang