Sepatu yang telah usang dipadukan dengan celana jeans robek-robek dibagian lututnya serta jaket yang nampak lusuh. Pemuda itu selalu saja berpenampilan seperti itu. Maklum saja walaupun berpenampilan seperti itu dia tetap terlihat tampan dan cool. Sudah hampir seminggu ini aku selalu memperhatikannya. Sepulang sekolah aku lebih memilih jalan berputar yang lumayan jauh dari rumahku, apalagi alasannya kalau bukan karena pemuda misterius itu.
Aku tak tau dia darimana, tinggal dimana bahkan aku tidak tau nama dia."Hai....aku Cyntia. Boleh aku tau siapa namamu ? Kita bisa jadi teman" Hari ini aku memberanikan diri untuk bertanya padanya, daripada aku mati penasaran nantinya. Aku memberikan senyum semanis mungkin yang aku bisa, entahlah akan benar-benar terlihat manis atau menyeramkan.
"Kau bisa tau namaku besok. Dan jika kau telah tau aku siapa, aku tak yakin kau tetap mau berteman denganku" Dia tersenyum kepadaku dan lihatlah tangannya ia kantongi di saku jaket lusuhnya. Ahhh~ kurasa diriku telah meleleh. Dia pergi lagi menghilang di perempatan jalan.Sepulang sekolah aku kembali melakukan hal bodoh itu lagi. Pemuda itu entah kemana. Dan kali ini aku telah tau nama pemuda itu 'Alviano Allega'. Aku bukan tau langsung dari mulut pemuda itu melainkan dari selebaran yang tertempel di tiang-tiang listrik. Disana tertempel wajahnya beserta tulisan besar BURONAN PERIHAL PEMBUNUHAN.
Bahuku merosot namanya tetap sangat bagus walaupun diiringi dengan kata-kata menyakitkan bagiku. Aku tak menyangka wajah sepolos itu bisa membunuh. Bahkan sepasang langkah sepatu usangnya masih tetap terngiang di otakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember - Pentigraf & Puisi
Short StoryMengingat, ingatlah tentang sebuah kisah. Hanya cerpen dan puisi yang diisi oleh 2 orang abstrak. Enjoy reading~