Pengaruh Emosi dan Kebiasaan yang Mengikuti

57 6 4
                                    

Manusia adalah makhluk yang paling sempurna, diciptakan tak hanya dengan fisik yang terbaik dan akal pikiran, tetapi dilengkapi pula dengan emosi. Pada kesempatan ini, saya akan mencoba menulis tentang hubungan emosi dengan proses biologis atau fisiologis tubuh manusia.

Sebelum melangkah lebih jauh, yang pertama saya akan mencoba menuliskan definisi tentang emosi. Yang pertama tentu saja menurut KBBI, bahwa emosi adalah 1. Luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; 2. Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yang bersifat subjektif.

Sedangkan secara etimologi atau asal kata, emosi berasal dari kata “movere” yang dalam bahasa Latin berarti bergerak, kemudian mendapatkan tambahan e sehingga menjadi emovere yang artinya bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.

Daniel Goleman (2002) mengatakan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.

Emosi berhubungan dengan perasaan sehingga bisa dikatakan emosi ini sifatnya subjektif. Ia tidak sama antara orang satu dengan yang lain.

Proses kemunculan emosi melibatkan faktor psikologis maupun faktor fisiologis. Emosi dapat muncul akibat adanya stimulus, baik positif ataupun negatif. Stimulus tersebut ditangkap oleh reseptor di otak yang kemudian menginterpretasikan kejadian tersebut sesuai dengan kondisi pengalaman serta perasaan masing-masing orang dalam mempersepsikan sebuah kejadian. Interpretasi yang kita buat kemudian memunculkan perubahan secara internal dalam tubuh kita.

Bagian otak yang mengontrol emosi dan perilaku adalah sistem limbik. Sistem limbik adalah sekelompok struktur yang saling berhubungan yang terletak di bagian internal otak. Merupakan bagian otak yang bertanggungjawab atas respon perilaku dan emosional.

Struktur limbik secara umum terdiri dari empat bagian, yaitu:
- Hipotalamus: berfungsi sebagai pengendali sub sistem simpatik dan para simpatik
- Hippocampus: berfungsi sebagai pusat memori
- Amygdala: berfungsi sebagai pusat emosi, dikenal sebagai bagian dari sistem limbik yang terlibat sangat kuat dalam mengatur perihal emosional manusia.
- Korteks limbik: berperan dalam menciptakan rasa bahagia

Terdapat banyak teori tentang emosi, salah satunya adalah Teori Kognitif yang memandang emosi sebagai hasil interpretasi kognitif dari rangsangan luar atau dalam tubuh. Proses interpretasi kognitif dalam teori ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Interpretasi stimuli dari lingkungan. Informasi dari stumulus pertama kali menuju ke korteks untuk diinterpretasikan berdasarkan pengalaman masa lampau dan masa kini. Kemudian pesan tersebut disampaikan pada sistem limbik dan sistem saraf otonom yang menghasilkan respon fisiologis. Contohnya: jika ada seseorang yang tidak kita takuti berada di dekat kita, maka dalam diri kita akan timbul perasaan cemas, takut, khawatir, dsb. Namun jika yang datang orang yang kita sukai, maka yang muncul adalah perasaan bahagia.

2. Teori ini menekankan pada stimuli internal dalam tubuh. Namun hal ini berlanjut pada interpretasi kognitif dari stimuli, dimana lebih penting daripada stimuli internal itu sendiri.

Perubahan Fisiologis Berkaitan dengan Emosi

Perubahan emosi mempunyai pengaruh besar pada kondisi fisik kita. Beberapa dapat terlihat secara fisik, namun ada juga yang hanya diketahui oleh yeng mengalami saja. Perubahan ini bisa bermacam-macam jenisnya dan berbeda-beda pada setiap orang. Macam-macam perubahan fisiologis yang disebabkan oleh emosi antara lain:

• Peredaran Darah
Terjadi perubahan dalam peredaran darah seperti perubahan tekanan darah, permukaan kulit membesar dan memiliki lebih banyak darah, denyut jantung meningkat, nafar meningkat, respon pupil mata membesar, sekresi air liur pada waktu perangsangan emosional, gerakan usus meningkat, ketegangan otot, dan perubahan komposisi darah. Indikator tersebut menunjukkan jika emosi mampu berpengaruh secara luas terhadap tubuh.

• Ekspresi dan Persepsi Emosi 
Ekspresi pada emosi bisa dilihat oleh orang lain, baik diekspresikan secara verbal maupun non verbal. Ekspresi verbal misalnya berupa kata kata dengan menyampaikan emosi yang sedang dirasakan. Ekspresi non verbal merupakan ekspresi wajah, gerakan fisik, pengucapan, isyarat tubuh, dan tindakan tindakan emosional.

• Ekspresi wajah
Ekspresi wajah sangat dipengaruhi oleh suasana hati. Seseorang yang hatinya merasa bahagia tentu menunjukkan ekspresi wajah yang berbeda dengan seseorang yang sedang bersedih. Ekspresi wajah ini bisa dilihat/dinilai oleh orang lain hanya dengan melihat wajah seseorang. Ekspresi wajah ini diantaranya dilihat dari bibir apakah tersenyum atau tidak, mata apakah menyatakan kesedihan, kemarahan, bahagia, dan lainnya.

• Ekspresi vokal
Nada suara akan berubah mengikuti suasana hati. Apabila bahagia, maka suaranya memberi kesan ceria. Seseorang yang sedang sedih, biasanya bersuara pelan, rendah, dan tidak banyak berbicara. Saat sedang marah, nada suara akan meninggi.

• Ekspresi fisiologis
Ketika emosi berubah maka kondisi fisiologis juga akan berubah meskipun tidak dirasakan secara langsung. Pada saat ketakutan, maka detak jantung akan meningkat, badan gemetar, bulu kuduk berdiri, otot menegang. Ketika marah, jantung juga berdebar, wajah memerah, dan sebagainya. Kondisi sedih secara fisiologis juga akan mempengaruhi kelenjar air mata untuk memproduksi air mata lebih banyak.

• Gerak dan isyarat tubuh
Emosi akan diekspresikan melalui gerak tubuh. Misalnya ketika seseorang sedang jatuh cinta, maka akan gugup, berkeringat dingin, tersenyum sendiri tanpa disadari, dan sebagainya. Orang yang sedang kebingungan, ada yang berkali-kali menggelengkan kepala tanpa sebab, mengusap bagian-bagian wajah disertai dengan perubahan ekspresi wajah, dan sebagainya.
Ekspresi emosi yang tertuang dalam gerakan tubuh ini biasanya berbeda-beda pada setiap orang, dan menjadi kebiasaan yang berulang setiap kali bertemu dengan emosi yang sama.

• Tindakan tindakan emosional
Pada saat seseorang sedang emosi sedih, maka akan cenderung lebih diam. Apabila dalam keadaan emosional marah, seseorang bisa berteriak, mendobrak meja, memaki, atau lainnya. Bentuk perilaku tersebut merupakan pelampiasan dalam mengeluarkan emosi. Biasanya setelah emosi tersalurkan melalui suatu tindakan emosional, emosi akan sedikit lebih berkurang.

 
Emosi dalam diri setiap manusia memiliki karakter nya masing masing dan juga pemicu tertentu yang berbeda. Emosi memiliki peranan yang penting dalam kehidupan, karena emosi menunjukkan ekspresi diri dari seorang manusia dalam berinteraksi dengan kelompok sosialnya.

Emosi berperan juga sebagai proses pembelajaran di mana pengalaman dapat memunculkan pengelolaan yang baik terhadap penerimaan stimulus, hal ini memungkinkan seseorang untuk mampu membatasi ekspresi emosi yang negatif atau merugikan, serta memanfaatkan emosi yang positif untuk kebaikan.

Jadi, emosi yang ada pada diri manusia bukan hanya bersifat negatif seperti sedih, marah, takut, dsb, tetapi juga ada emosi yang bersifat positif seperti bahagia, senang, merasa puas, dsb.

Karena kita sering mendengar di sekeliling kita ada orang mengatakan, “Bikin emosi saja!” ketika sedang marah, atau “Saya sangat emosional” saat sedang sedih atau terharu, namun hampir tak ada yang menyinggung emosi ketika berbicara tentang kebahagiaan atau kesenangan. Padahal emosi juga menyangkut hal-hal yang sifatnya kebaikan seperti halnya kebahagiaan.

***

* Ditulis berdasarkan topik riset RAWS Batch 2 nomor 6, proses biologis tubuh dihubungkan dengan emosi

* Referensi:
- https://www.google.com/amp/s/dosenpsikologi.com/emosi-dalam-psikologi/amp

- https://today.line.me/id/article/Mengenal+Sistem+Limbik+Bagian+Otak+yang+Mengontrol+Emosi+Perilaku-Dr92Gw

BeforeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang