1

45 5 0
                                    

Pagi yang cerah, Rena bangun tidur dengan bahagia. Ia bangun pada pukul 05.45, ia pun bergegas mandi dan mengenakan seragam.

Saat ia turun untuk sarapan, ponselnya berbunyi. Seperti notif whatsapp.

Tring
Vano
Pagi renaa, sudah sarapan? Nanti berangkat bareng aja ya.
06.23

Rena
Ini mau sarapan. Gausah, aku bareng papa.
06.24

Vano
Kok gitu? Lagi marah ya?
06.24

Rena
Nggak, aku mau sarapan. Off dlu.
06.27

Vano
Yaudah, sarapan yang banyak. Aku tunggu disekolah ya beb.
06.27
Read

Rena pun hanya membaca pesan dari Vano.
Vano adalah pacar Rena, namun Rena tidak terlalu menyukainya. Dulu saat kelas 10, Rena ditembak oleh Vano di depan semua warga sekolah. Rena bilang kalo dia butuh waktu buat jawab, dia pun menjawab di WA, dia bilang bahwa ia tak menyukai Vano, dan menyuruh Vano untuk berhenti bersikap seperti pacarnya saat di lingkungan sekolah karena memang bukan pacarnya. Vano pun memaksa Rena, karena Vano sangat mencintai Rena, Vano akan melakukan apapun untuk Rena. Dulu, saking jengkelnya Rena pada Vano yang tak kunjung berhenti berharap, ia pernah menyuruh vano untuk mencari katak di got, karena Rena berfikir seorang Vano Arvian tidak akan melakukan hal seperti itu, karena Vano Arvian adalah anak CEO, dan ia sangat dihormati di sekolah. Jadi Rena berpikir itu tak akan mungkin dilakukan oleh seorang Vano Arvian. Namun karena kecintaannya pada Rena, Vano tetap mengambil katak tersebut dan menunjukkan pada Rena.

Rena pun sudah mulai lelah, dan hanya pasrah. Rena tidak begitu mencintai Vano karena Vano adalah orang yang sangat beradab, orang yang dihormati, tampan namun Rena tak amat suka lelaki yang terlalu tampan. Selain tampan, vano juga atlet basket, futsal, baseball, badminton, dan lainnya. Ia sangat berbakat pada hal apapun. Entah musik, olahraga dan pembelajaran.

Rena tidak terlalu menyukai lelaki yang begitu mencolok, karena itu tidak cocok untuk dirinya yang bukan bintang sekolah.

Saat sarapan, wajah Rena terlihat begitu murung.

"Rena? Kamu sakit?" Tanya mama.

"Ngga mah, masih ngantuk aja kayanya." Jawabnya.

"Ohh, yaudah dimakan ya nasi nya." Ucap mama Rena.

Rena adalah anak tunggal, ia sangat disayangi mama dan papanya karena Rena adalah satu-satunya putri mereka. Jadi siapapun yang berani mengganggu Rena, pasti papa dan mamanya akan maju lebih dulu. Sesayang itu memang mereka.

Setelah sarapan, papa dan Rena pun bergegas pergi dikarenakan waktu sudah hampir menunjukkan pukul 7,

"Mah, Rena berangkat sekolah dulu ya." Ucapnya sambil berpelukan dengan mamanya.

"Mah, papa berangkat ya." Ucap papa Rena sambil berpelukan juga.

Akhirnya Rena pun sampai di sekolah. Ia tak lupa berpamitan kepada papa tercintanya itu.

"Papa, Rena sekolah dulu ya, nanti jangan lupa pak bino suruh jemput, jangan sampe telat." Ucapnya sambil berpamitan.

"Iya Renaa, nanti papa suruh pak bino dateng cepet, ok?" Jawab ayahnya.

"Oke sip." Jawab Rena.

Akhirnya Rena memasuki gerbang sekolah, dann.. disitu sudah ada Vano menunggunya.

Moonbin; Always YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang