Aku bukanlah orang yang ditakdirkan bersama denganmu. Aku tak bisa menyangkalnya meski itu hal yang menyakitkan, tapi sulit rasanya tuk berpisah denganmu. Bahkan hanya dengan menyentuh rambutmu itu terasa sakit tapi, terasa manis juga -Mira.
Typo bertebaran....
Hari ini sebelum latihan, Chika mengajak Vivi untuk menemaninya makan. Karena akhir-akhir ini mereka jarang sekali jalan bersama karena ke sibukan Chika yang akan menghadapi Ujian Nasional.
Vivi mengenakan baju hitam seperti biasa dilapisi jaket dan memakai masker hitam. Sedangkan Chika juga mengenakan baju hitam seperti Vivi, dengan rambut yang dikuncir satu membuatnya nampak begitu cantik.
Mereka berdua kini sudah berada disebuah resto yang berada disalah satu daerah diibu kota. Mereka duduk berhadap-hadapan dan bercerita sambil mengambil vidio untuk dikirim ke instagram story.
Selesai mengirimkan vidio itu ke instagram story, Vivi kembali fokus pada gadis yang berada dihadapannya ini.
"Udah belajar belum?"
"Udah kok, sampai pusing rasanya kepalaku"
Vivi terkekeh mendengar keluhan dari Chika, ia raih tangan kiri Chika yang berada diatas meja lalu ia usap perlahan mencoba menenangkan gadisnya ini.
"Semangat ya, tinggal satu langkah lagi gak boleh sampe down" ucap Vivi tersenyum manis.
"Iya, semangat!"
Benar-benar senyum yang menenangkan hati, itulah yang Chika pikirkan. Ditambah kata penyemangat dari kekasihnya, membuat dirinya tentu saja menjadi kembali bersemangat.
Pesanan mereka pun sampai, Mereka memakan makanan itu dengan lahapnya. Mereka berdua berdoa sesuai agama dan ke percayaan masing-masing, Vivi terlebih dahulu selesai berdoa. Dia memandangi gadisnya yang masih serius berdoa dan iseng mengambil gambarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boku no Kanojo
RandomDia pacarku, tak akan ku berikan dia pada siapapun -Chika. Sukanya bikin orang darah tinggi, untung pacar -Vivi.