Gejolak

19 8 0
                                    

“Dewasa bukan tentang seberapa tua umurnya NAMUN barulah dikatakan dewasa jika dalam proses berpikirnya mampu berlogika dengan baik tanpa melupakan hati untuk mengambil tindakan secara tegas.”

AIR tidak akan pernah bisa menjadi api, begitu juga sebaliknya api tidak akan pernah bisa menjadi air.  Mengapa pula harus menjadi api yang bisa menghangatkan tapi juga bisa menghanguskan? Mengapa pula harus menjadi air yang bisa mendinginkan tapi juga bisa menjadi gelombang yang menghanyutkan?.

Tidak perlu menunjukkan apa kelebihan yang dimiliki kepada orang lain. Sebab di dalam jati diri setiap orang pasti terdapat kekurangan. Bukan karena harta dan tahta yang menjadikan seseorang agar bisa dikagumi oleh orang lain, bukan juga karena kepandaian dan kecerdasan agar bisa dihormati orang lain, bukan juga karena kecantikan dan ketampanan yang akan membuat semua orang menjadi suka terhadap dirinya akan tetapi akhlaqul karimah yang akan membuat orang merasa kagum dan suka terhadap kepribadian yang dimiliki.

Dingin yang mengeringkan kulit  hingga menembus ke dalam tulang hasta     dan pengumpil tentu tidak akan mendamaikan nurani. Membuat kesejukan yang hakiki tidak semudah membuat mie instan yang langsung jadi, semua butuh proses untuk menuai hasil yang maksimal. Terkadang banyak rintangan yang harus dilalui untuk menuju masa depan yang gemilang seperti apa yang telah dicitakan saat kecil dulu.

Khalwa wanita yang tangguh menghadapi semua masalah dengan hati yang lapang. Ia menganggap bahwa masalahnya adalah sebuah angin lewat yang harus ia lalui untuk menempuh tujuan hidupnya. Terbisikkan oleh suasana yang amat sangat ramai saat ia sedang pergi ke pasar untuk membelikan ibunya beberapa sayuran dan bumbu dapur lainnya yang akan ibunya masak siang nanti. Saat ia membeli daging di sebelah kanan penjual ikan laut dan disebelah kiri penjual makanan khas tradisional tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundaknya dari belakang sampai – sampai barang belanjaan yang ia bawa di tangannya terjatuh.

“Khalwa, nanti malam kamu ada acara tidak?.” Tepuk seseorang dari belakang pundak Khalwa. 

“Eh…” Ucap Khalwa reflek sampai barang belanjaan di tangannya terjatuh.

“Eh Eh… Maaf Khal, aku tidak sengaja mengagetkanmu. Aku pikir kamu sudah melihatku.” Zahra terkekeh melihat Khalwa kaget. Zahra merasa bersalah kemudian ia mengambilkan barang belanjaan Khalwa yang terjatuh.

“Bagaimana bisa aku melihatmu. Sementara posisimu ada di belakangku. Kamu datang secara tiba-tiba kemudian menepuk pundakku begitu saja sampai-sampai barangku jatuh semuanya.”

“Aku kan tidak sengaja Khal.”

“Kamu itu ya… Hmmm...”

“Khalwa, besok malam kamu ada acara tidak?.”

“Tidak ada, emangnya kenapa?.”

“Aku ingin belajar bareng sama kamu. 15 hari lagi kita akan melaksanakan ujian nasional.”

 “Apa hanya kita berdua saja?.”

“Nggak mungkinlah kita kan punya sahabat.”

“Maksud kamu kita akan belajar bareng bersama Zulfa?.”

“Jelas.”

“Maaf aku tidak bisa, nanti malam aku ada acara keluarga.”

“Kamu ini kenapa sih Khal, emangnya kamu ada masalah sama dia?. ”

“Maaf aku ggak bisa. Nanti malam aku ada acara keluarga.”

“Kamu tadi kan bilang sendiri kalau kamu nanti malam bisa datang ke rumahku. Khalwa tolong jangan mengecewakan aku.”

“Ya sudah nanti malam jam berapa?.” 

“Jadi kamu mau? Terima kasih Khal, nanti malam aku tunggu kamu di rumahku jam 7 malam.”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kafalah Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang