prolog

103 19 4
                                    

Aku datang bukan untuk kembali, namun aku datang untuk menuntaskan sebuah janji yang belum aku penuhi, sebelum aku benar benar pergi meninggalkan mu.

~Klara Michael Reina~

"kenapa! Kenapa Lo datang lagi di kehidupan gue klar?!" bentak Revi.

"Rev, gu-gue minta maaf," Klara mencoba meraih tangan Revi. Namun, dengan cepat Revi menghempaskan nya.

"Dengan semudah itu Lo minta maaf? Lo gak ngerasain gimana rasanya di tinggal pergi orang yang Lo sayang tanpa kabar. Dan Lo! tiba-tiba datang di saat gue udah bener-bener lupain Lo."

"Gue bisa jelasin semuanya Rev, plis kali ini aja." mohon Klara sambil kembali memegang tangan kanan Revi.

"Gak ada kata maaf buat lo. Gue permisi masih ada urusan." ujar nya lalu melepas genggaman tangan Klara dengan tangan kirinya.

Perlahan Revi mulai menjauh, meninggalkan Klara yang sedang menangis histeris.

"hiks ... Plis Rev, ja-jangan pergi hiks ... gue butuh Lo!" teriak Klara histeris ketika perlahan banyangan Revi mulai menghilang.

Tiba-tiba tubuh Klara ambruk seketika, kakinya tak sanggup lagi menahan semuanya. kini semuanya telah selesai, perjuangan nya selama ini telah selesai.

"Gak! gak mungkin."

"Revi gak mungkin pergi ninggalin gue."

"Gak mungkin."

Huh...huh...huh...

Klara terbangun dari tidurnya dengan nafas memburu, keringat dingin mengalir membasahi tubuh nya. Jadi? dia bermimpi, tapi kenapa rasanya mimpinya itu seperti benar benar nyata. Klara menghapus genangan air mata yang ada di kelopak matanya. Apakah mimpinya itu akan jadi Kenyataan.

Tok...tok...tok...

"Sayang ini mama, kamu gak papa kan? mamah masuk yah!" ujar Rianti ibu Klara di balik pintu kamar.

Tak lama kemudian terdengar suara kenop pintu yang di putar, lalu sedetik kemudian pintu kamar Klara terbuka lebar menampakkan seorang wanita yang sudah menginjak kepala tiga, tengah tersenyum tipis dengan sedikit raut wajah khawatir.

Perlahan Rianti berjalan menghampiri anaknya dan memeluknya erat. Tangan nya terulur mengusap lembut rambut Klara yang terurai.

"Kamu mimpi lagi sayang?" tanya Rianti lembut.

Klara mengangguk mengiyakan, lalu membalas pelukan hangat sang bunda. Rianti yang merasakan piyama tidur nya basah dan bahu anaknya bergetar dengan cepat melepaskan pelukannya. Lalu menghapus air mata sang anak.

"Jangan nangis sayang."

"Hiks ... Klara gak kuat ma,"rengek Klara manja lalu memeluk kembali sang bunda.

"Gak boleh ngomong gitu, kamu pasti kuat." tegas Rianti.

"Tapi Bun, plis Klara mau pulang, Klara kangen Indonesia, Klara kangen Oma, kangen opa, kangen Revi, kangen Selly." ucap nya sendu.

"Yaudah besok mama coba bicarakan ini sama papah yah, tapi sekarang Klara harus tidur."

Mata Klara berbinar bahagia, "mama serius?" tanya Klara tak percaya lalu melepaskan pelukannya dan menatap wajah sang bunda.

Rianti mengangguk mengiyakan, "tapi sekarang kamu harus tidur ya! sini tidur samping mama." ujar nya sambil menepuk-nepuk tempat di samping nya.

Dengan antusias, Klara langsung menidurkan tubuhnya di tempat yang tadi mamanya tunjukkan, sedetik kemudian Klara merasakan ada yang mengusap-usap kepala nya lembut.

Sungguh Klara sangat beruntung memiliki ibu seperti Rianti yang sangat menyayangi nya. Hingga tak lama kemudian mata nya tertutup sempurna.

Setelah mendengar deru nafas Klara yang sudah teratur, dengan cepat Rianti menarik selimut hingga menutupi sebagian tubuh Klara.

Cup.

Rianti mengecup kening Klara cukup lama,"good night sayang nya mama." ucapnya kemudian berjalan ke arah pintu, dan dengan pelan membuka pintu itu berharap sang empu tidak terbangun kembali.

*
Happy reading ❤️

Eternal Love [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang