Part 4

678 127 14
                                        

Joy menatap sekeliling mobil yang berlalu lalang tepat di depan pabrik perfume milik sebuah brand yang berkolaborasi dengan nya. Ia sedikit tersenyum mengingat kata 'maaf' yang tertulis pada card yang ia baca beberapa minggu lalu, serta dengan memory yang terus berputar di otak cantiknya. Dan instingnya membawanya menghasilkan sebuah karya baru yang ia bawa pada paperbagnya dan tergenggam erat oleh jemarinya.

Tatapan nya terhenti persis pada pemandangan yang baru saja ia lihat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tatapan nya terhenti persis pada pemandangan yang baru saja ia lihat. Ia mencoba memastikan pandangan nya. Ia tersenyum pahit kali ini. Ia tahu cepat atau lambat ia akan merasakan hal ini. Jeon Jungkook, tersenyum lebar pada wanita di sampingnya Kim Yeri.

"Aku akan meminta Yeri untuk menjaga jarak dengan nya", Joy segera membalikkan pandangan nya ke arah suara barithon itu. V, pria itu menatapnya dalam seolah-olah serius dengan ucapan nya barusan.

"Tidak, terima kasih. Jangan hancurkan kebahagiaan adikmu", Joy berucap sambil melangkah ke arah mobil mewah milik V. V mengikuti langkahnya untuk kembali duduk pads kursi setirnya.

"Lalu bagaimana dengan kebahagiaan mu sendiri?",

"Tahu apa kau soal kebahagiaan ku, V?", tanya Joy kembali. V membeku, benar. Ia tak tahu apa kebahagiaan wanita yang tengah duduk di sampingnya.

"Mengenai permintaan maafmu", Joy berucap menuntaskan keheningan yang sempat melanda mereka.

"Tidak masalah jika tidak di maafkan", V berujar cepat. Takut harga dirinya akan terluka karna penolakan Joy.

"Kau pesimis?", tak ada jawaban. Hanya ada helaan nafas kasar antar keduanya.

"Kau aku maaf kan, jika kau sepakat mengabulkan 3 permintaan dariku dan menjawab 3 pertanyaan dariku", V tampak menimbang-nimbang.

"Kau tahu, V? Aku lelah dengan pertengkaran antara kau dan aku selama ini. Aku lelah mengumpat dan bosan dengan kata brengsek",

"Baiklah", V berujar pasrah. Karna tak hanya Joy yang merasa lelah, tapi ia juga.

"Aku gagal debut karna mu, apa yang kau lakukan sehingga aku dikeluarkan dari agensi?"

Flashback POV

Seoul, 2012

"Dengarkan aku Park Sooyoung. Hentikan. Kau tidak boleh debut berapa kali aku harus bilang", V mendengus frustasi. Joy menggeleng keras kepala.

"Ini mimpiku, harusnya kau mendukungku!", pekik Joy kesal. Ada apa dengan pemuda di hadapannya.

"Dengarkan aku kumohon", Joy tetap menggeleng keras kepala.

"Jangan membuatku menggila di sini, Park Sooyoung", pemuda itu terdengar mendominasi dan mengancam.

"Kim, aku memercayakan sisa hidupku padamu. Aku hanya ingin menikmati mimpi ku sendiri dalam beberapa tahun ini", V menggeleng tak setuju.

"Aku tidak bisa. Maafkan aku", V berucap tajam lalu segera menarik Joy untuk menciumnya, melumat bibir gadis di hadapannya dengan gerakan yang begitu kaku dan amatir. Namun cukup untuk menjadi tontonan. Apalagi tontonan ini sengaja V pertontonkan pada pemilik Agensi yang menaungi Joy.

Flashback POV end

"Jadi? Sajangnim melihat secara langsung saat itu? Lalu karna itu aku di pecat? Sialan kau!", umpat Joy kesal. Lalu menatap V tajam seolah-olah ingin menelan pria itu hidup-hidup.

"Ada lagi?",

"Mengapa kau meninggalkan ku begitu saja? Kau mengajak ku ke club untuk merusakku apa menghiburku? Mengapa kau membiarkan pria itu menyentuhku, sedangkan kau berjanji akan menjagaku. Bagaimana jika tidak ada Jungkook saat itu"

"Aku selalu menjagamu asal kau tahu", Balas V pelan.

"Omong kosong. Aku akan mencari tahu sendiri tentang apa yang kau tutupi dariku. Atau.. Bahkan kau yang membayar pria hidung belang itu", ujar Joy. Ia dapat melihat rahang pria itu mengeras dengan beberapa urat yang muncul.

"Cukup mengatakan bahwa kau tidak ingin memaafkanku, selesai. Tak perlu berpanjang lebar untuk menyalahkanku dan menginjakku sampai aku sulit untuk bernafas", V berucap dengan nada datar yang cukup untuk menunjukan emosi lewat penekanan di setiap ucapan nya.

"Kau yang membuat segalanya semakin sulit, V. Dan itulah alasan kau membuatku membencimu", dan pada saat ini lah V memajukan tubuhnya ke arah kursi penumpang milik Joy untuk lebih dekat dengannya. Hidung mancungnya kembali bersentuhan dengan ujung hidung milik Joy. Sebelah tangannya meletakkan beberapa jari pada salah satu pergelangan tangan milik Joy. Perlahan ia tersenyum miring, menjauhkan tubuhnya seperti semula.

"Jika kau membenciku, jantungmu tidak mungkin bekerja lebih spesial saat berada di dekatku", tukas V sambil kembali mengemudikan mobilnya kembali. Joy hanya menatapnya tajam tanpa jawaban.

Sialan, ia terlalu lancang untuk masuk kembali ke otakku dan mendistrak ku dengan fantasi liarku sendiri. Brengsek,  Joy terus mengumpat kesal dalam hati.

"Lalu, pada kartu itu. Kata maaf itu kau lontarkan pada kesalahanmu yang mana?", tanya Joy.

"Jika aku menjawab ini, sisa satu pertanyaan bukan?", Joy tampak berpikir lalu mengangguk mengiyakan.

"Mengataimu 'anak dari hubungan gelap'di depan semua orang saat kita bertengkar",

"Aku juga, minta maaf. Mengatai ibu kandungmu, dan kau.. Anak yang tidak di inginkan di hari ulang tahunmu", V menatapnya tak percaya. Lalu menghela nafas kasar. I memarkirkan mobilnya ketepi jalan. Menatap wanita di sampingnya tak percaya.

"Kau meminta maaf?", Joy mengangguk.

"Setelah kau meminta maaf. Aku juga merasa tidak enak hati jika berlagak tak bersalah", jelas Joy. V tetap menatapnya dalam.

"Aku tidak pernah benar-benar membencimu", V dan Joy saling menatap tak percaya. Lalu tertawa ringan. Keduanya mengucapkan kalimat terakhir itu bersamaan.

"Jalankan lagi mobilmu, aku lapar",

......................................................................

Up nih up wkwkwk. Jangan lupa vote n komen yaaa. Semoga suka dan tunggu saja terus wkwkwk

Full Of Me ( VJoy )Where stories live. Discover now