2. Kembali mengenal

67 12 4
                                    

Yaa kembali ke aktivitasku sehari-hari, yaitu sekolah. Aku masih menjadi siswi SMA, huft masih 1 tahun lagi untukku menyelesaikan pendidikanku.

Hari ini seorang guru memanggilku dan Shania untuk membicarakan sesuatu yang penting katanya.

Oh iya aku belum kenalin sahabat-sahabatku disini pertama Shania, Shania Najwa Kamila gadis cantik, pinter, ssttt dia diem-diem suka anime loh.. ngga percaya?tanya aja sendiri sama orangnya yaa. Okee lanjut, kedua adalah Marion Lady Vander Veken. Cantik, paling ngerti keadaanku, dia yang selalu berada di depan ketika sahabatnya mendapat masalah, walaupun kita beda kepercayaan kita ngga pernah mempermasalahkan hal itu. Masih ada satu anak lagi.. Arraya Gysta anak bawel, lemot, tapi selalu ada pas dibutuhin.

Nah kembali ke cerita kita tadi..
Guru pembimbing tadi ternyata manggil kita berdua untuk tugas luar ke salah satu universitas kota sebelah "Nah, Zanna, Shania karena kalian sudah disini, saya mau menyampaikan amanat dari kepala sekolah. Jadi, sekolah kita mendapat undangan mengikuti acara di universitas B di kota A selama satu minggu. Dan kepala sekolah ingin jika perwakilan organisasi kita yang mewakili. Kalian tidak akan berdua tapi berempat bersama adik kelas kalian. Kalian bersedia kan?" Terang guruku.

Aku dan Shania berpandangan sejenak lalu menyetujuinya,"baik pak, kita bersedia. Tapi.. kita belum izin ke orang tua kita," timpal Shania.

Guruku tersenyum lalu mengatakan bahwa orang tua sudah dihubungi lebih dulu oleh sekolah dan sudah diberi surat izin. Aku dan Shania menghela nafas lega, tapi siapa yang akan ikut dengan kita? Batinku
"Oh iya pak, lalu siapa yang akan beerangkat bersama kita?" Tanyaku. "Tenang, kalian dekat kok. Meira dan Lila," jawab guruku sambil tersenyum.

Huufft untungnya mereka.

****

Hari ini kita berangkat menuju ke tempat tujuan. Acara akan dimulai pukul sembilan pagi, dan kita berangkat pukul enam karena jarak dari kotaku ke kota A hanya dua jam.

Selama perjalanan kita bercanda sambil mempersiapkan apa yang akan kita lakukan nanti. "Emmm... pak, nanti kita seminggu nginep dimana?" Tanya Meira. "Kita cari tempat setelah pulang dari acara saja ya, barang-barang ditinggal mobil dulu," terang guruku. Kami hanya mengangguk menanggapi.

Setelah sampai di tempat, kita langsung disambut oleh panitia acara. Ternyata acara tersebut adalah seminar dan juga pameran antar jurusan.

Saat istirahat, kita mendapat kesempatan untuk ngobrol bareng sama ketua panitia dan juga wakil ketua BEM disana.

Saat aku melihat wakil ketua BEM yang kutahu bernama Vigo, entah kenapa aku merasa ngga asing dengannya. Tapi kutepis pikiran itu. "Na, kamu ga shalat?" Tanya Shania. "Oh ngga Shan, lagi dapet ehehe" jawabku sambil nyengir"eh kak, mending sama aku aja.. aku juga lagi ngga shalat" timpal Lila sambil menggamit tanganku.

Kita pun pamit dengan panitia tadi dan cari camilan untuk teman kita menunggu yang lainnya.

****

Setelah acara selesai,  Kak Vigo mendekat ke arah kita sambil bertanya"Mohon maaf pak, bapak dan rombongankan disini selama satu minggu, sudah dapat hotel atau penginapan?"

"Oh kit...." Sebelum guruku menyelesaikan kata-katanya Meira menyela "Belum kak," sambil nyengir kuda.

Guruku hanya bisa menggelengkan kepala melihat tingkah Meira. "Wah begitu ya. Gimana kalo bapak dan rombongan nginep di rumah saya saja. Kebetulan rumah saya juga dekat dari sini," mendengar kata-kata Kak Vigo Meira langsung berbisik pada Lila "wah Lil, emang idaman banget ya Kak Vigo, udah manis, baik, ramah, tapi tetep tau batasan pergaulan, uuh yaampuun" asal kalian tau, walaupun keliatannya Meira berbisik, tapi percayalah semua yang berada disitu bisa mendengarnya.

Aku langsung menyenggol lengannya "comel banget si kamu Mei," Meira yang mendapat teguran nyengir lagi, dan semua yang disana hanya menggelengkan kepala karena ulah Meira (lagi).

Guruku akhirnya menjawab tawaran Kak Vigo tadi,"apa tidak merepotkan?kita banyak loh," Kak Vigo tersenyum sambil mengatakan bahwa dia hanya sendiri disana, jadi tidak apa-apa.

Dan jika butuh apa-apa sudah tersedia lengkap disana, bahan makanan maupun lainnya.

Akhirnya kita menyetujui tawarannya dan kita langsung menuju rumah Kak Vigo setelah berpamitan dengan panitia lainnya.

****

Di rumah Kak Vigo terdapat 3 kamar, satu kamar tamu, satu kamar Kak Vigo, dan satu lagi kamar untuk keluarganya yang sedang menginap disana.

Aku dan Shania satu kamar di kamar untuk keluarganya, Meira dan Lila di kamar tamu, lalu guruku tidur bersama Kak Vigo.

Paginya saat guruku dan Kak Vigo pergi ke masjid untuk shalat subuh, aku membuat nasi goreng dan telur goreng untuk sarapan setelah aku mandi.

Masa numpang mau enaknya saja sih, pikirku.

Karena aku berada di rumah orang lain dan ada laki-laki lain selain keluargaku, aku memakai jilbab untuk menutup auratku.

Sebenarnya saat di rumah aku tidak memakai jilbab kecuali jika ada tamu. Setelah menyelesaikan kegiatan memasakku, aku baru berganti baju seragamku.

Shania, Meira, dan Lila sudah mandi dan memakai seragam juga. Guruku dan Kak Vigo sudah berganti juga dengan seragam masing-masing.

Kemudian kita memulai sarapan dengan khidmat. Setelah selesai tiba-tiba dengan semangatnya Kak Vigo bertanya siapa yang memasak, lalu lagi-lagi Meira main jawab saja kalo aku yang masak dan mengatakan aneh-aneh tentangku. "Kak Zanna yang masak, kak. Enak kan kak? Emang Kak Zanna tuh idaman banget. Udah cantik, pinter masak, dew hmmmpt.." lalu kubekap mulut comelnya itu.

Setelah dia memasang wajah memelas baru aku lepaskan tanganku dari mulutnya sambil tersenyum canggung ke arah semua orang yang menatapku.

Selang beberapa saat, Kak Vigo memanggilku "Dek kayaknya kita pernah ketemu ya? Kamu anak Tante Anna--mama Zanna-- kan?" Nah dia baru sadar kan "i..iya kak, kenapa kak?" Dia tersenyum lalu menggeleng.

Aku tak memikirkannya lagi, lalu menyusul yang lainnya masuk mobil. Di perjalanan hanya guruku dan Kak Vigo yang berbincang, sedangkan kami berempat tenggelam dalam pikiran kami masing-masing.

Tak kusangka bahwa laki-laki yang pernah dijodohkan oleh mama denganku.

Hufft aku berharap perjodohan itu tidak berlanjut kembali. Tapi mengapa kita kembali bertemu? Entahlah kanya Allah yang tahu maksud kami dipertemukan kembali.

***

Hallooo i'm back yuhuu..
Ada yang nunggu? Oh tentu tidak karena cerita ini masih baru:)
Please vote and comment okay
Kritik dan saran juga kutunggu, ingat jangan kasar!!
Harap maklum karena aku masih baru banget di dunia tulis menulis...
See u

Author amatir:)

Inattendu (R E V I S I)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang